Apa Aja

Apa Aja

Senin, 13 Juni 2016

HARI KE 4 PUASA


Derai air mata di setiap sujudku
Membuat hatiku menangis tersipu
Karena bintang tidak tersenyum kepadaku
Aku hanyalah orang biasa yang kaku
Alhamdulillah berada pada kondisi puasa yang ke 4 ini adalah kesyukuran yang luar biasa. Karena masih diberikan umur yang sehat dan mampu untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan tuntunannya amin ya rabbal ‘alamin. Kali ini saya tidak terlalu punya banyak kesan karena saya anggap biasa dan berjalan dengan normal cuman hanya mau berbagi saja dalam hal kahidupan.
Terkadang banyak di antara kita di dunia mengaggap bahwa ketika manusia diberikan cobaan berat selalu konotasinya karena kita makin beriman padahal kalau mau dicermati justru karena makin meningkatnya iman seseorang itu akan merasakan kenikmatan hidup walau sebenarnya banyak halangan. Itu hanyalah lika-liku kehidupan tiada lain adalah bagian dari proses hidup, menjalani hidup tidak nikmat kalau tidak ada yang namanya cobaan, rintangan  dan halangan. Dengan demikian akan memberikan pelajaran hidup bahwa hidup itu sangatlah indah dan bermakna maka dari itu perlu untuk mengisinya dengan hal-hal yang positif.
Sering kami diberitahukan oleh Prof Imam Suprayogo salah satu guru besar UIN Maliki Malang bahwa ketika manusia itu pernah hidup maka tentunya dia punya bekas di dunia ini salah satunya adalah menorehkan karya-karya yang dapat diingat sepanjang sejarah.
Oleh karena itu, sepatutnya menjadi manusia yang selalu mempunyai manfaat untuk orang lain serta dapat menjadi panutan di mana pun dia berada. Isilah setiap waktunya dengan hal-hal yang positif apalagi di bulan yang suci, mari memperbanyak perbuatan-perbuatan yang baik dan selalulah menolong orang jikalau itu dapat dilakukan dengan keikhlasan dan kesabaran.
Ditulis ketika abis sholat subuh di area pesantren soalnya di rumah agak susah listriknya kadang mati kadang hidup.. heheh la> yahya wa la> yamu>t. 09/06/2016. Oia pasti lagi nulis eh.. ternyata ketua pelaksana harian yayasan lewat dan sempat saling menyapa menanyakan “Di mana makan sahurnya?”, saya jawab “di dekat rumah fuang” istilah fuang itu sebagai penghormatan bagi orang yang dituakan dan adat di daerah kami.

Padahal sebenarnya malas sahur di tetangga gk enak nanti dikira maunya gratis mulu terpaksa hanya makan kurma dan 1 buah apel dan air minum botol. Tapi memang suda terbisa sahur apa adanya seperti halnya puasa sunnah yang menjadi rutinan malah terkadang ndk sahur. Ya..... Allah Maha Kaya atas izin-Nya makan gak makan masih bisa hidup. Heheh karena persediaan lemak masih banyak...jadi ada hikmahnya juga biar lemak bisa dibakar dengan alami dan bernilai ibadah bukan niatnya diet tapi niatkanlah untuk ibadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar