Kumandangan takbir
berkali-kali, menghentakkan nafas yang bergemuruh dan tak beraturan
Merasakan kemenangan di
segala arah, memandang bahwa ramadhan telah pergi padahal dia selalu ada
jikalau masih kita hidupkan nuansanya itu di setiap waktu maka ramdhan tidak
pernah pergi dari kita semua cuman masalahnya kebanyakan kita hanya berpatokan
pada judul bukan pada tema sehingga pemikiran juga masih sempit sekali.
Nuansa ramdhan masih bisa
dipertahankan dengan menghidupkan puasa-puasa sunnah dan tetap mempertahankan
kebiasan bangun malam dan subuh kita serta menjadikan al-Qur’an sebagai teman
hidup beserta buku-buku yang menunjang untuk itu.
Pasca lebaran suci ini,
semua kegembiraan terpancar dari setiap sudut pandangan orang-orang dan mungkin
juga masih ada yang merasa sedih dengan berakhirnya ramadhan itulah perbedaan
yang selalu ada dan tidak pernah berkahir.
Saya rasakan ramdhan yang
ke 3 ini pasca ibu tidak ada terasa hambar dan kurang garam sebab disitulah
momen yang baik dan bagus untuk saling bersuka ria dan bermaaf maafan. Tapi
itulah kehendak-Nya yang harus diterima setiap hamba yang menganggap dirinya
bukan apa-apa dihadapan Allah swt.
Tapi syukurilah segala
yang masih ada, keluarga kecil yang selalu mendukung visi-misi dalam dunia
pendidikan yang sedang penulis lalui dan jalani. Semua itu harus menjadi
kesyukuran yang tiada tara sebab hanya sedikit orang yang bisa merasakan
seperti yang saya rasakan ini. Alhamdulillah ala kulli hal. 12/07/2016