Apa Aja

Apa Aja

Jumat, 26 November 2010

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(studi kasus di ponpes al-Ikhlas Ujung-Bone, Sul-Sel)
Proposal Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)





Oleh:
Abustan Falahuddin
Nim: 07.21.0623

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN (IPTIQ)
JAKARTA 1431 H./ 2010 M.


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan mempelajari ilmu pengetahuan perlu adanya suatu pendukung yang bisa membuat kita mengerti dengan baik tentang yang ilmu dikaji. Maka dari itu diperlukan media pembelajaran yang bisa mendukung proses berjalannya pendidikan. Sehingga antara guru dan siswa dapat terjadi interaksi dengan baik dan maksimal sebab menggunakan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan kepada siswanya.
Dalam perkembangannya mula-mula dikenal suatu gerakan dalam dunia pendidikan yang dinamakan “visual educational” pada tahun 1920-an. Gerakan ini sebenarnya diilhami oleh aliran realisme dalam pendidikan pada abad 17 yang dipelopori oleh Johan Amos Comenius yang mengarang buku teks pendidikan pertama yang berjudul Orbis Pictus (dunia dalam gambar). Karena dengan gambar siswa dapat memahami materi sacara kongkrit, aliran realism inilah yag mendorong timbulnya gerakan “visual educational” dimana seorang guru harus menggunakan gambar-gambar untuk memperjelas apa yang diajarkannya.
Selanjutnya ditemukan ardio pada tahun 1930-an, muncul gerakan “audiovisual educational” yang mementingkan menggunakan audio dan visual sehingga dikenal AVA (audiovisual Aids), yaitu alat peraga yang menyajikan bahan-bahan visual dan audio untuk memperjelas apa yang disampaikan guru kepada siswa dan penemuan berikutnya.
Dengan demikian, mengarah pada tujuan pendidikan suatu lembaga pencapaiannya tergantung pada eefektifitas pendidikan dan hasilnya ditentukan oleh beberapa factor seperti siswa, guru, kurikulum, fasilitas dan lingkungan. Dalam hubungannya dengan dunia pendidikan, media pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana yang mendukung terjadinya interaksi dengan baik antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar (BM), sehingga fungsi dari media pembelajaran itu mencapai sasarannya yaitu sebagai sarana komunikasi antara keduanya, dimana penerima dapat memahami isi pesan yang terdapat dalam media tersebut. Sehingga dapat meningkatkan kognitif siswa dalam mempelajari materi pendidikan agama Islam.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone bahwa media pembelajaran yang terdapat di sana tergolong baik dan boleh dikatakan sangat memadai karena dari segi structural, kurikulum, dan yang berkenaan dengan pengajaran khususnya terdapat berbagai macam media yang digunakan diataranya seperti: whiteboard, gambar, infocus, lab. Computer, lab. Bahasa, perpustakaan, lapangan olahraga peralatan seni dan lain-lain. Semuanya itu tergolong sempurna dalam sebuah lembaga pendidikan. Hanya tergantung pada pemanfaatan untuk semua kegiatan pembelajaran dalam bidang pendidikan agama islam khususnya.
Mengenai peningkatan kognitif siswa dalam belajar tentang pendidikan agama islam pada Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone dinilai sangat baik karena rata-rata pengetahuan santri-santri disana mencakup pengetahuan secara luas dan mendalam sebab bukan hanya belajar buku-buku yang kontemporer akan tetapi juga mempelajari kitab-kitab klasik yang dihubungkan dengan buku-buku kontemporer saat ini. Dalam hal nilai prestasi belajar mereka rata-rata mendekati nilai 8 serta mereka sering mewakili kabupatennya ke tingkat provinsi bahkan ke nasional pada lomba dwi bahasa serta lomba kesenian maupun olehraga.
Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan di atas kiranya penulis merasa perlu untuk membahas permasalahan tersebut lebih mendalam dalam sebuah skripsi yang berjudul “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kognitif Siswa Terhadap Pendidikan Agama Islam”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan alasan-alasan yang melatar belakangi tersebut di atas, maka rumusan masalah skripsi ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Media apa sajakah yang digunakan guru dalam proses pembelajaran?
2. Sejauh manakah peningkatan kognitif siswa Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone terhadap pendidikan agama Islam?
3. Apa peranan media pembelajaran dalam meningkatkan kognitif siswa pada pendidikan agama Islam?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui media pembelajaran apa saja yang digunakan oleh guru Pon-pes Al-Ikhlas Ujung-Bone.
b. Mengetahui tingkat-tingkat peningkatan kognitif para siswa Pon-pes Al-Ikhlas Ujung-Bone dalam pendidikan agama Islam.
c. Untuk mengetahui tentang adanya hubungan antara media pembelajaran Pon-pes Al-Ikhlas Ujung-Bone dengan peningkatan kognitif siswa terhadapa pendidikan agama islam.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk melengkapi tugas akhir dan persyaratan mencapai gelar sarjana Strata Satu (S1) jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah Institut PTIQ Jakarta.
b. Manfaat teoritis: menambah khazanah pengetahuan dalam bidang teknologi pendidikan menurut Islam.
c. Manfaat praktis: agar masyarakat mengetahui bagaimana pentingnya media pembelajaran dalam pendidikan (pribadi, kelurga dan masyarakat). Sehingga diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat secara umum untuk menjaga, melestarikan serta mengimplementasikannya karena merupakan salah satu cara yang modern dalam mendidik siswa.


D. HIPOTESIS
Pengertian hipotesis menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian” adalah hipotesis berasal dari dua penggalan kata. Yaitu “Hypo” artinya “dibawah” dan “Thesa” artinya kebenaran. Jadi hipotesis sama dengan jawaban sementara, yang kebenarannya masih diuji.
Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis bahwa terdapat peranan atau keguanaan antara media pembelajaran dan peningkatan kognitif siswa pondok pesantren al-ikhlas ujung-bone terhadapa pendidikan agama islam.
Sedangkan formulasi hipotesisnya, sebagai berikut:
Ho: Tidak ada peranan antara media pembelajaran dengan peningkatan kognitif siswa terhadapa pendidikan agama Islam.
Ha: Ada peranan antara media pembelajaran dengan peningkatan kognitif siswa terhadapa pendidikan agama Islam.
E. METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh penelitian yang valid dan releabel, maka harus menggunakan metode yang sesuai dan bisa dipercaya kebenarannya dalam pengelolahan data sesuai objek yang di bahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang ada kaitannya dengan penelitian yaitu :
1. Data Kepustakaan
Data yang diperoleh dari buku atau karya ilmiah yang ada relevansinya dengan permasalahan dari judul diatas, yaitu data-data yang mendasari teori pendidikan non-formal.
Dalam hal ini digunakan metode :
a. Metode deduksi, yaitu : suatu cara untuk mengambil kesimpulan yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum, ke hal-hal yang bersifat khusus.
b. Metode komparatif, yaitu : meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan suatu faktor lainnya, dalam menerapkan metode ini membandingkan antara beberapa pendapat atau peristiwa yang berbeda kemudian menulis pendapat yang lebih kuat dan sesuai.

2. Data Lapangan
Data lapangan atau penelitian kancah adalah penelitian yang paling banyak dilakukan. Untuk mengumpulkan, membahas yang diperoleh dari lapangan dalam hal ini perlu dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
a. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam hal ini (penelitian) adalah seluruh guru Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone tahun pelajaran 2010/ 2011. Suharsimi Arikunto memberikan patokan apabila subyeknya kurang dari 100. lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika subyeknya besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 %.
b. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang kongkrit dari kancah maka digunakan metode-metode :
1). Metode Interview
Metode Interview yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan pendidikan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone.
2). Metode Observasi
Metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. digunakan metode ini guna memperoleh data yang kaitannya dengan letak geografis sekolah dan pelaksanaan pengajaran di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone.
3). Metode Kuesioner
Metode ini biasa disebut metode angket yaitu suatu metode pengumpulan data melalui daftar pertanyaan-pertanyaan. Bentuk angket yang digunakan disini adalah angket langsung, guna memperoleh data tentang media pembelajaran dan pemanfaatannya oleh guru di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone.
4). Metode Dokumentasi
Metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk menyimpulkan data yang bersifat dokumenter, misalnya : kognitif siswa, jumlah siswa, guru, karyawan dan sebagainya.
3. Jenis data
Agar ditemukan indikator dari variabel penelitian ini maka dapat dirinci :
a. Variabel Dependen, yang berbunyi : “peningkatan kognitif Siswa” . (Y)
Dengan indikator :
1). Nilai raport siswa semester Gasal
tahun pelajaran 2010-2011
b. Variabel Independen, yang berbunyi : “Media Pembelajaran Guru” (X)
Dengan indikator :
1). Kalender Pendidikan
2. Silabus
3). KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
4). Blanko Absensi Siswa
5). Analisis Hasil Belajar
5). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
F. METODE PENELITIAN
Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dalam penelitian ini. Dalam analisis data ini digunakan teknik analisis data statistik, yaitu mengadakan perhitungan nilai angka tentang media dan pemanfaatan pembelajaran guru Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone dengan peningkatan kognitif siswa dengan menggunakan korelasi product moment.
Analisa data tesebut melalui tiga tahapan yaitu :
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan yaitu tahapan untuk memberikan penelitian angket yang telah dijawab oleh responden dengan ketentuan sebagai berikut :
Alternatif a diberi nilai 3
Alternatif b diberi nilai 2
Alternatif c diberi nilai 1
2. Analisis Uji Hipotesa
Dalam tahap ini dilaksanakan perhitungan antara variabel media pembelajaran dan pemanfaatannya secara efektif dengan variabel peningkatan kognitif belajar , dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment:

Keterangan :
r : Korelasi PPM (Pearson Product Moment)
x : Variabel media pembelajaran dan pemanfaatan pembelajaran guru.
y : Variabel peningkatan kognitif siwa-siswi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone.
n : Jumlah populasi atau sampel yang diteliti.
3) Analisa Lanjut
Setelah diperoleh hasil korelasi antara variabel x dan y, maka dilanjutkan dengan langkah menghubungkan nilai r (hasil koefisien korelasi variabel x dan y dengan nilai r yang ada pada tabel baik dalam taraf signifikansi 5% maupun 1%.
Apabila hasil koefisien korelasi tersebut diperoleh sama atau lebih besar dari nilai r yang terdapat pada tabel, maka hasilnya adalah signifikan, artinya ada hubungan yang positif antara variabel x dan y, yang berarti hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima. Tetapi apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien korelasi diperoleh lebih kecil dari pada nilai r yang terdapat pada tabel maka hasil yang diperoleh adalah non signifikan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai skripsi ini disusun sistematika sebagai berikut : Pada bagian muka skripsi meliputi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman kata pengantar dan halaman daftar isi.
Adapun isi skripsi ini tersusun sebagai berikut :
Bab I: Pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi dan kegunaanya, hipotesis, metode penulisan skripsi, sistematika penulisan skripsi.

Bab II: Tentang media pembelajaran yang meliputi: satu masalah belajar, yang memiliki sub bab antara lain : pengertian belajar, prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, belajar yang efisiens. Yang kedua media pembelajaran guru untuk menunjang peningkatan kognitif siswa yang memiliki sub bab antara lain : pengertian media pembelajaran guru dan peningkatan kognitif siswa, macam-macam media pembelajaran guru, tipe tingkatan kognitif siswa, penggunaan media pembelajaran yang efisien.

Bab III : Tentang laporan hasil pengumpulan data. Yang meliputi satu: keadaan umum Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone yang memiliki sub bab antara lain tinjauan historis, keadaan fisik sekolah, keadaan tenaga edukatif, karyawan dan siswa, struktur organisasi sekolah, sarana dan prasarana sekolah. Yang kedua: tentang media dan pemanfaatan media pembelajaran guru Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, yang memiliki sub bab antara lain: distribusi frekuensi dan prosentase pemanfataan media pembelajaran guru, peran guru dalam meningkatkan kognitif siswa , dan teknik evalusi.

Bab VI: Tentang hubungan antara media pembelajaran guru dengan peningkatan kognitis siswa yang meliputi: satu, tabel kerja korelasi antara media pembelajaran guru dengan peningkatan kognitif siswa Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone. Yang kedua tentang signifikasi hubungan antara pemanfaatan media pembelajaran guru dengan peningkatan kognitif siswa Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone.

Bab V: Meliputi: kesimpulan, saran, penutup. Dan dilampiri dengan daftar kepustakaan, daftar ralat dan lampiran-lampiran jika ada.






DAFTAR PUSTAKA
Dewi Salma Prawiradilaga dan eveline siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2007, cet. Ke-II, hal 4-5.
H.M. Arifin, Kapita selekta pendidikan (Islam dan umum), Jakarta, Bina Aksara, , 1995.
Drs. Riduwan & Drs. H. Sunarto, Pengantar Statistika Untuk Penelitian : Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2007. Cet. I.
Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research I, Yogyakarta, 1989.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi, 1988.
Winarno Surahmad, Dasar dan Tekhnik Research, Bandung, 1979.
Zamroni, Paradima Pendidikan Masa Depan, , Jakarta: Bigraf, 2000.

Rabu, 20 Oktober 2010

kenapa harus mengacak-acak pemerintahan????

ass.. salam perjuangan untuk negara kita, seharusnya kita sadar bahwa negara ini dipertahankan dari tahun sebelum 1945 sampai sekarang dan seterusnya. tapi sekarang masih banyak yang ingin melihat negara kita indonesia HANCUR........

kenapa harus ada kritikan yang kurang bagus untuk pemerintah kita???. bukan kah seharusnya kritikan dibumbuhi dengan SOLUSI yang tepat sesuai dengan kritikan itu. bukan justru menyebar isu untuk menggulingkan pemerintah yang nyatanya telah MEMPERJUANGKAN NEGARA ini.

YAKINKAN DALAM DIRI bahwa apa yang harus diberikan kepada negara!!!!!!!!!!!!!!!.

jangan sebaliknya kita menanyakan apa yang negara berikan kepada kita???

Senin, 18 Oktober 2010

SAMBUTAN PRESMA DI MASTAMA 2010 PTIQ JAKARTA DENGAN SUSUNAN PENGURUSNYA

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Kepada Yang Terhormat:
• Bapak Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA (Rektor Institut PTIQ jakarta )
• Bapak Dr. H. Ali Nurdin, MA (purek III institute PTIQ Jakarta)
• Dan seluruh Pimpinan Institut PTIQ jakarta
• Serta para Mahasiswa Baru yang tercinta

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberi kita kesehatan dan keselamatan sehingga dipertemukan di suasana yang berbahagia ini.

Shalawat serta serta kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad saw. Sebagai teladan yang baik untuk kita semua.

Pada kesempatan ini, mari kita saling mengenal satu sama lain demi terjalinnya suatu persaudaraan diantara kita melalui momentum MASTAMA ini. Sehingga nantinya dapat memberikan suatu manfaat kedepannya. MASTAMA (Masa Ta’aruf Mahasiswa) adalah merupakan suatu forum untuk mengenal almamater kita sebagai mahasiswa baru serta dapat mengenal antara mahasiswa yang satu dengan lainnya, karena kita berasal dari asal yang berbeda. Dengan demikian dapat mengenal satu sama lain.

Dengan semangat cinta terhadap al-Qur’an, mari kita jadikan momentum MASTAMA ini sebagai wadah pengenalan dan menambah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kajian al-Qur’an sebagai sumber utama bagi agama Islam.

Kami selaku Pengurus Bem institut PTIQ jakarta Periode 2010-2011 mengucapkan selamat datang bagi Mahasiswa baru, mudah-mudahan pada kesempatan yang bahagia ini menjadi jalan awal untuk mengenal kampus PTIQ kedepannya.

Sekian yang dapat kami sampaikan dan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu terselenggaranya acara ini.

TTD

ABUSTAN FALAHUDDIN
Presiden BEM PTIQ jakarta










SUSUNAN KEPENGURUSAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)
INSTITUT PTIQ JAKARTA MASA BHAKTI 2010-2011

PELINDUNG DAN PENASEHAT :
- Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA (Rektor institute PTIQ Jakarta)
- Dr. H. Ali Nurdin, MA (purek III institute PTIQ Jakarta)

BADAN PENGURUS HARIAN
Presiden : Abustan Falahuddin
Wakil presiden : Naelul Mubarok
Sekretaris jendral : Abu Bakar Labolo
Wakil sekjend : Abdul Muiz
Bendahara : Zainur Rosyid
Wakil Bendahara : Novairi
Jubir : Arian Sahidi
DEPARTEMEN-DEPARTEMEN


DEP. LITBANG DAN KEILMUAN
Menteri : Dedi kuswandi
Sekretaris : khairul anam
Staf : Angga purnama
: Aidul fitriawan
: adi fujaroma
: farid
: arifin

DEP. OLAH RAGA, SENI DAN BUDAYA
Menteri : Lukman
Sekretaris : Zainal
Staf : Muhammar
: Fudail
: Baihaqi
: Syarif hidayatullah
: dhiyaqul haq

DEP. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Menteri : Muh. Kasim
Sekretaris : Rifian Panigoro
Staf : Mujib
: Toheri
: Ali Abdillah
: Mubarok








DEP. LUAR NEGERI
Menteri : Zakaria
Sekretaris : Arif Maulana
Staf : Agus Sugianto
: Thoriq
: Darmawangsyah
: Sya’bani Tiranda
DEP. KEROHANIAN
Menteri : Mukhlisin
Sekretaris : Rahmadian
Staf : Masrur
: Sukma hadi
: Husein muslim
: Ayub Assaba
: Muhaimin

DEP. DALAM NEGERI
Menteri : Hermanto
Sekretaris : Tajudin
Staf : Aziz Ridho
: saeful arif
: Muh. Arafah
: Ali Fikri
: mardani
KTSP
OLEH BPK. SUNARTO

Awalnya terjadi otonomi daerah, sehingga bisa menghasilkan perubahan dalam kurikulum itu. Yaitu sesuai dengan kebutuhan daerah masinmg-masing. Harapannya tiap-tipa daerah menyesuaikan dengan kemampuannya serta keberagamannya. Dengan demikian kurikulumnya harus disesuaikan dengan kebutuhan daerah itu. KTSP (2006) tidak dibuat lagi oleh pusat kurikulum dan BSNP tapi dibuat oleh sekolah masing-masing..
LIFE SKILL/KECAKAPAN HIDUP
1. PERSONAL SKILL ------Kepribadian dan sikap serta tatakrama
2. ACAEMIC SKILL---------Kekritisannya dan yg menimbulkan pertanyaan2, analitis
3. SOCIAL SKILL
4. VOCASIONAL SKILL

Taksonomi bloom
Mengenai tingkatan kognitif
C1; pengetahuan
C2; pemahaman
C3; aplikasi
C4; analisa
C5; sintesa
C6; evaluasi

Standar isi KURIKULUM; SK, KD, MATERI, INDIKATOR

Senin, 16 Agustus 2010

PENGALAMAN PERTAMA


ass... gmna kbrnya, baik2 aja kan?????

. oia hari ini merupakan hari yang pertama sy melakukan seuatu yang belum pernah sy lakukan seumur hidup..... 20 x lagi....
apa kata dunia ya!!!

tapi itulah kenyataannya,
mudah2an dapat menjadi evaluasi kedepanya supaya lebih baik lagi....


sungguh tak disangka, walaupun pengalaman dengan 20x tapi tidak menjadi masalah karena hal itu baik dn bermanfaat untuk dilanjutkan.. mudah2an yang diatas memberikan pertolongan dan kesehatan serta kekuatan apapun...

Sabtu, 14 Agustus 2010

Tafsir QS:Ali IMRON : 159
TENTANG AKHLAQ DAN KAITANNYA DENGAN DATANGNYA PERTOLONGAN ALLAH

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
[246]. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Akhlak dan beberapa sifat nabi Muhammad s.a.w.
Allah SWT berfirman dengan kalimat yang ditujukan kepada RasulNya yang juga merupakan karunia bagi orang-orang beriman secara umum bahwa; hanyalah dengan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut, sekiranya kamu berhati keras lagi berlaku kasar, tentulah mereka akan meninggalkan dirimu.
Berkata Abu Umamah Al-Baahiliy: “Rasulullah pernah menarik tanganku seraya berkata: “Wahai Abu Umamah, sesungguhnya di antara kaum Muslimin itu ada orang-orang yang hatiku menjadi lemah lembut karenanya”.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada ku untuk mengelilingi ummatku sebagaimana Allah memerintahkanku dalam melaksanakan ibadah fardhu”. Yang demikian itu adalah gambaran bagaimana Rasulullah menjalin kasih sayang terhadap kaum Muslimin dengan membiasakan diri bershilaturrahmi ke rumah-rumah mereka di tempat kediaman mereka, sehingga terjalinlah hubungan persaudaraaan yang terukir di dalam kalbu. Beliau sanantiasa berlapang dada untuk meaafkan kesalahan ummat, bahkan senantiasa memohonkan ampun bagi mereka sebagaimana Allah perintahkan kepada beliau.
Disamping itu Nabi juga senantiasa bermusyawarah dengan para sahabat tentang berbagai persoalan yang dihadapi agar hati mereka menjadi tenteram dan bersemangat dalam melaksanakan kewajiban.
Sebagai contoh misalnya; ketika perang Badar beliau bermusyawarah dengan kaumnya, tatkala kafilah dagang Abu Sofyan telah luput, yang tinggal hanyalah pasukan Qurisy, Rasulullah mengajak berunding para sahabat tentang kesediaan dan kesanggupan mereka untuk menghadapi pasukan siap tempur Quraysy yang jumlahnya tiga kali lipat?. Maka merekapun berseru “Yaa Rasulullah sekiranya engkau mengarungi lautan niscaya kami akan mengarunginya bersamamu, jika pun engkau berjalan hingga Birkul Ghamad (suatu tempat terpencil di Yaman yang sangat sulit untuk didatangi) maka kami pun akan menempuhnya bersamamu. Kami tidak akan mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh kaum Musa kepada Nabi mereka; “pergilah engkau dengan Tuhanmu dan peranglah kamu berdua, kami akan duduk menunggumu di sini, akan tetapi kami berkata; pergilah dan kami akan tetap bersamamu, kami ada di depanmu, kami ada disebelah kanan dan kirimu tetap berperang bersamamu” ketika itu serta merta berseri-serilah wajah Rasulullah SAW, beliaupun bangkit dan berseru: “Absyiruu ayyuhal qouwm…….Bergembiralah wahai kaumku, aku sudah melihat, kemenangan sudah di depan mata” .
Dengan musyawarah itu, semangat kaum muslimin menjadi semakin berkobar-kobar. Mereka menjadi tahu betul kondisi mereka, maka mereka bertempur dengan gagah berani hingga Allah benar-benar memberi kemenangan kepada mereka. Meski jumlah mereka hanya 313 sementara musuh berjumlah hingga 1000 orang dengan persenjataan lengkap. Demikian pula ketika perang Uhud, beliau bermusyawarah dengan para sahabat, apakah bertahan di Madinah atau keluar menyongsong musuh. Maka merekapun menyongsong musuh dibukit Uhud.
Demikian pula dengan perang Khandaq beliau bermusyawarah dengan para sahabat ihwal perdamaian dengan kaum yang bersekutu (pasukan Ahzab) yang sudah mengepung Madinah, mereka akan menghentikan pengepungan jika diberi sepertiga dari buah-buahan dari hasil panen tahun itu, namun Sa’ad bin Mu’adz dan Sa’ad bin ‘Ubadah menolaknya dengan berkata: “Demi Allah, dalam keadaan jahiliyahpun kami tidak hendak memberikan mereka cuma-cuma, demi Allah kami tidak akan memberikan sebutirpun setelah Allah memuliakan kami dengan Islam”
Allah SWT telah menurunkan rahmat-Nya dengan menjadikan hati Rasulullah menjadi hati yang lembut, santun dan penuh kasih sayang. Dan menjadikan ummatnya menjadi hamba-hamba Allah yang meneladani beliau SAW sebagai panutan, maka menjadi patutlah mereka mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah SWT sebagaimana pertolongan yang Allah berikan kepada para Rasul sebelum beliau SAW. Allah berfirman “…Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu…..” meski sedemikian hebatnya Fir’aun dan bala tentaranya, dan sedemikian lemahnya Musa dan para pengikut setia beliau, ketika Allah mendatangkan pertolonganNya kepada Musa, maka Fir’aun dibinasakan oleh Allah, justeru ketika dia dan bala tentaranya sedang mengejar-ngejar Musa. Sejarah membuktikan bahwa; dengan pertolongan Allah lah maka Fir’aun binasa bukan karena dia dikejar-kejar oleh Nabi Musa AS dan para pengikut beliau yang lemah-lemah.
Pada pasukan Badar yang tidak seimbang jumlahnya dengan musuh, kemenangan yang mereka raih semata-mata karena pertolongan Allah dan karena mereka pantas mendapatkan pertolongan, demikian pula dalam peristiwa-peristiwa lainnya. Allah mendatangkan pertolonganNya kepada mereka yang lemah dan teraniaya, yang ber akhlaq mulia, yang santun, yang taat dan istiqomah, dan yang senantiasa bertawakkal kepada Allah semata.
Allah berfirman: kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad ( ber-azam), Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib berkata: Rasulullah ditanya tentang kata azamta dalam ayat ini, maka beliau bersabda: “maksudnya adalah bermusyawarahnya ahlur ra’yi kemudian mengikuti mereka”.
Bertawakkal artinya menyandarkan diri sepenuhnya hanya kepada Allah semata, setelah mengerahkan semua daya upaya semaksimal mungkin, sudah semua kemampuan dikerahkan, semua harta sudah dikorbankan, semua usaha sudah dilakukan dan semua jalan sudah ditempuh, sesuai dengan kemampuan, tentunya, maka tinggal menunggu datangnya pertolongan Allah dengan sabar dan penuh pengharapan. ”Sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat” (Al Baqoroh 214)
Jika Allah berkenan menolong, maka tidak ada suatu kekuatan apapun yang dapat mengalahkanmu, demikian pula jika yang terjadi adalah yang sebaliknya, Allah SWT berfirman….. jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?…. kekuatan sebesar apapun yang ada di belakangmu tidak akan lebih besar dari kekuatan Allah. Maka tidaklah pantas engkau menyombongkan diri sedikitpun untuk menentang Allah.
Pertolongan Allah itu hanya datang kepada hamba-hambaNya yang lemah lembut dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT, hamba-hambaNya yang santun dan tidak menyombongkan diri, dan hamba-hambaNya yang senantiasa menyandarkan diri sepenuhnya kepada Allah semata. Hamba yang pantas mendapatkan pertolongan Allah itu adalah mereka yang telah membuktikan kesabarannya dalam menghadapi berbagai goncangan, yang tetap istiqomah dan pantang menyerah (Qs. 2 : 214).
Dengan kasih sayang dan lemah lembut itulah Islam disampaikan kemudian diterima oleh sebagian besar penduduk Yatsrib (Madinah). Sahabat setia Rasulullah, Mus’ab Bin Umair, dengan sangat santun dan lemah lembut menyampaikan Islam kepada mereka. Meski pada awalnya beliau dilontari kata-kata sinis dan kasar, dengan lembut dan senyum ramah yang khas, yang senantiasa menghiasi bibir beliau menjawab: “saya datang kemari untuk menyampaikan kebenaran Islam, jika tuan bersikap bijak, maka dengarkanlah dahulu apa yang saya sampaikan ini dengan seksama, jika tuan-tuan setuju, saya mengajak tuan untuk bergabung dalam perjuangan untuk menegakkan kebenaran, jikapun tuan tidak suka, tuan dapat meninggalkan saya dan sayapun akan meninggalkan tuan”.
Kalimat muqoddimah yang sangat santun dan bijak, maka ketika mereka sudah mendengar uraian yang terang dan jelas tentang ajaran Islam yang beliau sampaikan, diantara mereka ada yang serta-merta masuk Islam, meski ada juga yang belum bersedia. Tapi kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa Mus’ab bin Umair telah berhasil mengislamkan kota Yatsrib hingga menjadi darul hijrah bagi Rawsulullah hingga disebut Madinatur Rasul (kota Rasul) dan hingga sekarang disebut Madinah.
Demikianlah islam tegak pertama kali di Madinah, tidak dengan perang, tidak dengan jihad lalu menaklukkan dan memaksa penduduknya untuk menerima Islam, tapi dengan dakwah dan kasih sayang. Ketika Islam sudah tegak, lalu ada fihak yang akan merongrongnya, untuk mempertahankan eksistensi Islam itu, barulah diperintahkan jihad. Sejarah telah membuktikan bahwa Islam tidak pernah muncul sebagai suatu kelompok yang mengatasnamakan jihad untuk merampok kekuasaan dari tangan orang lain dengan kekerasan senjata, tetapi dengan penuh keyakinan bahwa kebenaran ideologi Islam ini pasti dapat diterima oleh hati orang-orang yang sadar untuk diamalkan dan dengan tulus ikhlas, tanpa harus ada pemaksaan atau penekanan dalam bentuk apapun. Kita yakin bahwa sebuah ideologi yang benar, tidak harus dipaksakan dulu baru mau diterima oleh Ummat. Tidak juga harus dengan iming-iming harta dan kekuasaan. Melainkan dengan kasih sayang sebagaimana firma Allah dalam (QS 9 ayat 128).
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. 9 : 128)
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang berhati lembut dengan rahmat Allah, semoga sifat kaku, keras dan kasar yang masih menghinggapi hati kita segera dihilangkan Allah dan diganti dengan kasih sayang, sepenuh hati, sepenuh jiwa, sepenuh rongga dada. Ya Allah … jadikanlah kami orang yang pandai berkasih sayang terhadap semua makhluqMu, pandai memaafkan dan pandai bertawakkal kepada engkau semata. Ya Allah, jadikanlah kami orang yang memang pantas untuk Engkau tolong, yang senantiasa menyandarkan diri kepadaMu, dan yang memang pantas Engkau beri kemenangan dengan kasih saying-Mu. Amin.

Rabu, 16 Juni 2010

HATI BERBICARA


TERNYATA DUNIA INI SULIT UNTUK DITEBAK KARENA BANYAKNYA TEKA-TEI PILIHAN YANG HARUS DISARING SUPAYA TIDAK SALAH PILIH.

DIKALA HATI BERBICARA MAKA AKAN MUNCUL SEJUTA MAKNA YANG TIDAK BISA DIBENDUNG SAMPAI DIMANA MAKNA ITU DITAHAN UNTUK TIDAK KELUAR.....

SAAT HATI BERKATA " SY AKAN MEMBUAT DIRI TAMPIL MENARIK DIHADAPAN PENCIPTA DAN INGIN MENGABDI KEPADANYA DENGAN SEPENUH TENAGA YANG SAYA MILIKI, MAKA AKAN KULAKUKAN HAL ITU SESUAI DENGAN KEMAMPUAN DI DALAM DIRI INI....."

SUNGGUH BAHAGIA JIKA HATI INI BISA MENGETAHUAIJALAN YANG MANA YANG BISA MEMBAWA KE ARAH YANG JELAS DAN TIDAK MEMBINGUNGKAN, KARENA ITULAH YANG HARUS DIKLIHAT ADALAH HATI BISA MENGETAHUI APA YANG INGIN DIKETAHUINYA SEANDAINYA KITA MAU BERFIKIR AKAN HAL ITU.....

TAPI SULIT SEKARANG INI UNTUK MENGETAHUI MANA YANG BAIK DAN YANG TIDAK BAIK BAGI DIRI DAN HATI KITA SENDIRI....

BAGI YANG MENGIKUTI KATA HATI YANG PALING DALAM DAN BENAR MAKA ITULAH JAWABAN YANG SEBENARNYA DALAM APA YANG MENJADI PERTANYAAN SELAMA INI.....

Kamis, 03 Juni 2010

KONSEP-KONSEP FILOSOFIS TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan atau al-Tarbiyah, menurut pandangan Islam adalah merupakan bagian dari tugas kekhalifahan manusia. Karena manusia adalah khalifah Allah, yang berarti bahwa manusia mendapat kuasa dan limpahan wewenang dari Allah untuk melaksanakan pendidikan terhadap alam dan manusia, maka manusialah yang bertanggungjawab untuk melaksanakan pendidikan tersebut.
Mendidik atau melaksanakan aktivitas al-tarbiyah, menurut arti dasarnya adalah mempertumbuh dan mengembangkan alam dan manusia. Pendidikan sebagai bagian dari tugas kekhalifahan manusia, menurut pandangan Islam, harus dilaksanakan oleh manusia secara bertanggung jawab. Pertanggung jawaban baru bisa dituntut kalau ada aturan pedoman pelaksanaannya. Islam memberikan konsep-konsep yang mendasar tentang pendidikan, dan menjadi tamggungjaawab manusia untuk menjabarkan dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar tersebut dalam praktek kependidikan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Filosofis Tentang Arti Pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dalam pengertian yang luas pendidikan adalah sama dengan hidup artinya segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Sedangkan pengertian pendidikan yang sempit adalah sekolah persekolahan (schooling).
Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad al-Touny al-Syaibani, diartikan sebagai “usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan”.
Islam memandang pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup, dan oleh karenanya Islam menetapkan, pendidikan merupakan kegiatan hidup yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita (faridhatun ‘ala kulli muslimin wal muslimat), tidak ada batasan untuk memperolehnya (walau kaana bi tsin), dan berlangsung seumur hidup semenjak buaian hingga ajal datang (minal mahdii ila lahdi).
Kedudukan itu secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia. John Dewey mengemukakan bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup, salah satu fungsi sosial sebagai bimbingan, sebagai sarana pertumbuhan, yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.
B. Analisa Tentang Dasar-dasar Pendidikan Islam
Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini. Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu Al Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia :
1) Menyadarkan secara individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya.
2) Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya.
3) Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya
Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dalam al-Qur’an, tercantum dalam surat asy-Syura ayat 52 dengan artinya:
Artinya: “Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS. As-syuura. 52)
Hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya:
Artinya: “sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang enantiasa tegak taat kepadanya dan memberikan nasihat kepada hambanya sempurna akal fikiranya, serta menasehati pula akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajarannya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan”. (al-Gazali, Ihya’ ulumuddin, hal 90).
Dari ayat al-Qur’an dan hadits Nabi di atas dapat diambil relevansinya dengan atau sebagai dasar pendidikan agama, mengingat:
1) Bahwa al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk ke arah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhai Allah Swt.
2) Menurut Hadits Nabi, bahwa di antara salah satu sifat orang mu’min yaitu saling menasehati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
3) Al-Qur’an dan hadits tersebut bahwa, Nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam.
C. Analisa Tentang Tujuan Pendidikan Islam
Berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan idealitas Islami. Sedang idealitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai prilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati. Adapun dimensi kehidupan yang mengandung nilai ideal Islami dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
1) Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia.
2) Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan.
3) Dimensi yang mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan duniawi dcan kepentingan ukhrawi.
Menurut Prof. Dr. Muhammad Athiyah Al-Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 (lima) tujuan yang asasi bagi pendidikan Iislam yang diuraikan dalam “At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Falsafatuha” yaitu :
1) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat
3) Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan keinginan hati untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu
4) Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat menguasai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya ia dapat mencari rizki dan hidup dengan mulia di samping memelihara kerohanian dan keagamaan.
5) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat kami simpulkan dalam makalah ini sebagai berikut:
 Pendidikan adalah suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup.
 Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dalam al-Qur’an, tercantum dalam surat asy-Syura ayat 52, Hadist Nabi Muhammad SAW yaitu pada al-Gazali, Ihya’ ulumuddin, hal 90.
 Tujuan pendidikan islam adalah merealisasikan idealitas Islam dengan nilai prilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.
B. Saran
Agar supaya makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi, oleh karena itu kami selaku pemakalah senantiasa menerima saran dan kritik dari dosen yang bersangkutan serta kepada teman-teman. Mudah-mudahan makalah ini dapat menjadi bahan referensi untuk menggali filsafat pendidikan lebih mendalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Mudyahardjo, Redja. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Cet. IV. 2006.
Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. II. 2005.
Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. III. 2004.
Al-Toumy al-Syaibany, Omar Mohammad. Falsafah Pendidikan Islam. Penj. Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang. 1979.