Apa Aja

Apa Aja

Minggu, 19 Februari 2017

PENDIDIKAN KARAKTER


Saat ini, pendidikan karakter merupakan konsep pendidikan yang akan mengantarkan generasi baru ke arah masa depan yang mempunyai ciri khas yang sangat berbeda dibanding dengan yang lainnya. Ciri khas itulah yang akan menjadi ukuran sejauh mana pendidikan karakter dapat terlaksana dan diterapkan kepada setiap peserta didik yang menempuh study bahkan kalau menurut saya pendidikan ini tidak hanya bagi yang punya kesempatan menempuh pendidikan akan tetapi mereka yang lainnya juga tetap bisa memperoleh pendidikan itu.
Cara yang bisa dilakukan bagi anak yang tidak ikut pendidikan formal maupun nonformal adalah dengan pendidikan karakter yang diberikan oleh kedua orangtuanya semasa ia sebelum dalam kandungan sampai ketika ia dalam kandungan kemudian setelah lahir dan tumbuh berkembang sampai kepada pendidikan awal. Kalau saat ini ada namanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) lalu TK (Taman Kanak-Kanak) kemudia masuk lagi ke SD-SMP-SMA sederajat dan seterusnya mencapai gelar akademik terakhir.
Nah untuk anak yang tidak sempat mengenyam pendidikan mulai PAUD maka orangtuanya lah yang bertanggungjawab memberikan pendidikan sampai ia benar-benar mateng dan bisa membedakan mana kebaikan lalu mana keburukan. Sebenarnya hanya ada dua inti di dunia ini terkait dengan persoalan selamat tidaknya kita manusia adalah mampu untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk, kalau ini sudah bisa diterapkan dalam diri setiap manusia maka kedamaian dan ketenteraman yang tercipta sana-sini tapi namanya juga manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan maka baik dan buruk selalu berbarengan, itu merupakan kenormalan hidup asal sebenarnya bisa meminimalisir keburukan maka kerusakan akan jauh dari tempat kita berada.
Kembali lagi mengenai pendidikan karakter, kalau tidak salah pendidikan karakter sudah menjadi pembicaraan sejad abad 18 yang lau tapi tentunya bukan di negara kita walaupun sebenarnya pendidikan karakter itu sudah ada sejak manusia diciptakan tapi persoalan bahasa saja yang berbeda. Kalau zaman Nabi Adam As sebelum dikeluarkan dari syurga kan ditekankan untuk mematuhi aturan yang ada di dalam Syurga-Nya Allah, mematuhi aturan merupakan bagian dari pendidikan karakter yang seyogyanya sangat relevan dengan keteraturan hidup manusia yang ingin selamat dan tidak menimbulkan masalah.
Karena kita tahu bahwa kadangkala manusia yang buat aturan ternyata dia juga yang melanggarnya apalagi aturan yang dibuat oleh Allah dan Rasul-Nya, ini pendapat saya temen-temen pembaca boleh berbeda. Terkadang kita mengatakan jangan melakukan yang ini dan itu tapi pada tataran prakteknya justru sebagai pelaku utama dalam melanggar larangannya sendiri. Yang demikian ini kan aneh, makanya pernah kita dengan kata-kata “dilarang melarang” artinya larangan dari seseorang tidak berdampak bagi dirinya sendiri.
Kemudian Nabi kita Muhammad saw menjadi teladan dari segala hal diantaranya dari segi ucapan, perbuatan atau sifa beliau dll. Kalau memang tidak bisa mengikuti seluruh karakter beliau maka cukuplah kita tidak membuat atau melestarikan yang namanya “keburukan dan kejahatan”. Kalau kita tidak bisa memberi cukuplah jangan merampas, kalau kita tidak bisa membersihkan cukuplah jangan mengotori, kalau kita tidak bisa memperbaiki cukuplah jangan merusak, kalau kita tidak bisa berbuat kebaikan cukuplah jangan berbuat keburukan. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, sebaik-baik manusia minimal tidak merugikan orang lain pula.
Ditulis ketika berada di perpus 1 UIN malang, niat awal mencari buku tapi malah nulis lagi supaya kebiasaan nulis bisa terus terlaksana. Dan sepertinya bisa berbagi pengalaman lagi kalau yang ini lebih kearah analisis secara umum saja. 20/01/2017.


Rabu, 15 Februari 2017

The Power of Spirit


Kata ini memang sudah lumrah kita dengar karena kebanyakan para motivator mengatakan bahwa kekuatan yang ada dalam diri adalah yang mampu untuk merubah diri kita sendiri. Itu memang betul adanya karena setiap manusia punya titik jenuh yang mana mereka harus mampu melewati titik itu agar segera mengambil langkah yang jelas untuk bangkit dari kemalasan, kejenuhan, kebosanan atau bahkan keputus-asaan sehingga motivasi diri sendiri adalah hal yang sangat baik dan lebih dari pada lainnya. 

Pengaruh dari luar untuk memotivasi kita hanyalah sedikit tapi motivasi yang muncul sendiri dari dalam diri akan membakar seluruh potensi yang ada kemudian dapat mengaplikasikannya dalam perbuatan yang nyata. sementara dari luar itu belum tentu cocok dengan apa sesungguhnya permasalahan yang ada dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu, motivasi diri tentunya tidak lepas dari faktor siapa yang telah menciptakan diri itu sendiri, Allah lah yang mempunyai peran penting dalam mengoptimalkan potensi yang ada pada diri setiap manusia di dunia ini. 

Alhamdulillah akhir-akhir ini terasa saya dan teman-teman dikejar deadline Tesis dan segala persyaratannya untuk menutup segala hal yang pernah kita bersama mulai di kampus tercinta UIN Maliki Batu ini karena memang merupakan tanggungjawab bersama, bersama memulai seyogyanya bersama pula dalam menyelesaikannya walaupun tidak bisa dipungkiri adanya halangan, rintangan, hambatan yang menghadang tapi semua itu bisa dilewati asalkan ada komitmen bersama dan yang paling penting komitmen dalam diri ini harus kuat dan sekuat-kuatnya agar bisa melalui segala macam permasalahan yang akan didapati. Bersandarlah selalu wahai teman-teman, saudara-saudari, sahabat-sahabati, akhiy-ukhty kepada Sang Pemilik Kita Berasama. Allahu Akbar amin ya rabbal alamin. 

Dengan semangat 45 yang dijadikan patokan saat ini maka semua itu akan dilalui dengan mudah dan terarah dengan baik. Insya Allah Amin Amin Amin....

Ditulis pas lagi dipasca tepatnya di perpus pasca UIN Maliki Batu setelah selesai menanyakan seputar syarat dan prasyarat agar dapat ikut Ujian proposal Tesis. 16-02-2017


Jumat, 03 Februari 2017

Kembali Ku Mengingat-Nya


Sungguh hidup ini aneh, dulunya lupa sekarang malah ingat banget akan segala hal yang mungkin akan terjadi di saat waktu itu sudah datang tanpa bisa ditawar-tawar lagi.
Sebagai manusia biasa memang tidak lepas dari kekhilafan dan kesalahan maka dengan upaya mengingat kembali kenangan-kenangan yang indah itu akan memuaskan bathin yang sudah lama kehausan akan tetesan air mata syahdu nan merdu ditepis kilatan di siang hari.
Ekspresi itulah yang kurasakan saat mengingat akhir dari waktu, entah mengapa di dalam hati masih ada keyakinan yang luar biasa masih menyelimuti akan cita-cita mulia yang belum tercapai akan kesempurnaan sebagai seorang hamba dan umat Beliau.
Inilah hal yang muncul saat-saat menegangkan itu terjadi, kendati waktu memang masih ada alhamdulillah itu merupakan bentuk kesyukuran yang tak terhingga dariku untuk-Mu wahai kekasihku (bahasa tasawuf dikit...hehehe).
Di samping adanya kewajiban yang sedang diamanahkan oleh negaraku tercinta ini.... INDONESIA sehingga saya merasa belum selesai perjuangan sebagai warga negara juga di ibu pertiwi ini. Tempat kita lahir, tempat kita tumbuh dewasa, tempat kita mencari nafkah, tempat kita memperoleh pengetahuan bahkan kemungkinannya adalah tempat terakhir bernafas kita.
Maka dari itu, maraknya sekarang ini, isu-isu untuk memecah-belah negara kita, seyogyanya para rakyat dan pemerintah serta seluruh elemen seharusnya ikut meredam segala isu yang propaganda. Mari bercermin kembali di masa lalu dengan melihat para pejuang kemerdekaan yang susah payah bahkan rela mati demi NKRI kita tapi tetap tulus dan ikhlas berjuang demi nasib generasi bangsa indonesia kedepannya seperti yang kita rasakan ketenangan saat ini. Kalau toh masih ada yang merasa belum merdeka itu artinya rasa syukur dalam hati masih kurang.
Sehingga usaha yang mesti dilakukan bersama adalah bersama menjaga keutuhan dan keharmonisan negara Indonesia dengan tetap mempertahankan Indentitas bangsa dan negara Indonesia itu sendiri. Amin.....!!! Allahu Akbar.......

Ditulis pas ketika selesai membaca buku karya Ibnu ‘Arabi setelah makan malam bersama temen-temen PKU-er Malang angkatan 2015. 03/02/2017.