Hidup tidak
selalu sesuai rencana, terkadang apa yang kita rencanakan malah tidak bisa
terlaksana. Mungkin beberapa factor tidak mendukung akan terjadinya hal itu,
sehingga yang harus direncanakan adalah bagaimana membuatnya menjadi matang dan
siap sedia dilaksanakan. Kita bisa mulai mencari apa saja yang akan menjadi
kendala dan mencari penyelesaiannya.
Menjadi
penting juga adalah bagaimana kita bisa menyandarkan sepenuhnya apa yang
menjadi rencana kepada Sang Maha Pencipta yang kita tahu bahwa tiada satu pun
kejadian di dunia ini tanpa se-Izin dan se-Pengetahuan-Nya. Oleh Karena itu,
harus lah kita menjadi orang yang tidak sekedar ikhtiar saja tapi perlu juga menyandarkan
sepenuhnya kepada-Nya.
Sandaran
yang dilakukan adalah bentuk ketawadhuan dan rasa kehinaan diri di hadapan-Nya.
Walaupun kita sebagai makhluk-Nya yang paling sempurna disisi-Nya tetap harus
selalu merasa rendah hati dan rendah diri karena sikap sombong itu bisa
menghancurkan bahkan muncul kutukan yang luar biasa dari Pencipta kita seperti
halnya yang dilakukan oleh “IBLIS” sebab
kesombongan, iri hati, dengki sehingga manjadikan dirinya terjerumus pada
kehinaan padahal sebelum diciptakannya manusia si “IBLIS” ini tergolong
derajatnya hampir setara dengan para malaikat.
Nah
sekarang apa yang bisa dilakukan apabila muncul rasa jenuh dan bosan dalam
kegiatan sehari hari kita?... yang bisa dilakukan adalah Pertama, Banyak istigfar
karena salah satu yang membuat seseorang itu tidak semangat dalam diri dan
jiwanya adalah banyak nya dosa yang dilakukan atau masih senang dengan
kemaksiatannya sehingga apabila ada masalah sedikit maka cepatlah jenuh dan
bosan sebab pikirannya hanya yang enak-enak saja.
Kedua, bertafakkur
atas ciptaan-Nya. Dengan banyak memikirkan ciptaannya maka akan membuat hati
ini menjadi tenang karena merasa bersyukur segala yang diberikan oleh-Nya
secara gratis tanpa dipungut biaya. Seperti halnya udara yang kita hirup sejak
kita lahir sampai saat ini, andainya mau dibayar sebagai oksigen di rumah sakit
maka berapa yang mampu kita bayar. Tentunya tidak bisa kita membayarnya semua
itu. Hanya Allah berharap kepada kita agar selalu taat dan patuh pada
perintah-Nya. Walau sebenarnya Allah tidak rugi kalau kita tidak menyembah-Nya
justru yang rugi adalah kita ini sebab kita tidak ada apa-apanya tanpa adanya
DIA Yang Maha Segala-gala nya.
Ketiga, Bangkit
lagi dengan visi-misi baru untuk mencapai ridho Allah di Dunia sebagai bekal
menuju Akhirat. Karena dengan persiapan dini atau dalam istilah kita “Sedia Payung Sebelum Hujan” sama dengan “Sedia bekal akhirat sebelum meninggalkan dunia” maka dengan itu akan membuat hati ini menjadi tenang dan
gembira selalu walau badai terus menghantam kehidupan kita.
Kesemuanya
inilah yang bisa menjadi pegangan kita dalam mengarungi kehidupan sehari-hari.
Sehingga akan jadi solusi setiap hari dan setiap saat pada akhirnya jadi
keberkahan. Olehnya itu, perlu selalu memegang teguh pada ajaran agama kita dan
menjadikannya sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari.
Wallahul
Muwaffiq Ila Thariqil Haq