Apa Aja

Apa Aja

Jumat, 11 November 2022

Hari UP PPG (Allah Maha Segala-Nya)

 Ya Allah engkaulah yang mampu memberikan segala-Nya kepada Kami sehingga kami bisa lulus dalam kegiatan hari ini yang akan berlangsung selama 3 jam ke depan. semoga selama ini dari hasil usaha dan kerja keras bisa memberikan hasil yang baik pula. tetapi semua itu tidak ada gunanya tanpa pertolongan dan kemudahan yang Engkau berikan kapada kami. semoga doa-doa hambamu yang penuh dosa dan kehinaan ini dapat engkau terima dengan pemberian yang terbaik-Mu Ya Allah. 

Maafkan segala khilaf selama ini kami hidup yang terkadang lupa untuk bersyukur dan banyak mewujudkan kesyukuran itu sehingga ketidak tenangan lah yang kami dapatkan. 


Ya Allah Yang Maha menerima Do'a dan Maha Mengabulkannya. semoga Hari ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan hasilnya kemudian bisa meraih nilai yang terbaik dan memuaskan bagi kami yang hanya butiran debu bagimu Ya Allah. Bismillahirrahmanirrahim... wala haula wala quwwata illa billah. Amin. 

Kamis, 10 November 2022

Simulasi Ujian PPG "Ya Allah berilah kelulusan"

 Tidak terasa sudah 3 bulanan menjalani penididikan profesi guru yang berlangsung sejak agustus kemarin, pada akhirnya hari ini sudah masuk tahap simulasi untuk pelaksanaan UP. yang Insya Allah besok sudah mau melaksanakan Ujian Pengetahuan ini. mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan dan memberikan kedalaman pengetahuan sehingga bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar dan sesuai dengan waktu yang disediakan. amin ya Rabbal Alamin.. 


Ya Allah ampunilah dosa-dosa hamba-Mu yang penuh khilaf dan dosa ini. semoga hamba bisa memanfaatkan nanti ilmu yang hamba peroleh ini setelah mendapat gelar (Gr). dan bisa berguna di mana saja, bahkan bisa menjadi pahala jariyah bagi hamba dan keluarga serta bagi orang-orang yang telah membantu ini. amin

Selasa, 15 Februari 2022

“PASCA KEGELAPAN”

 


Rintik-rintik hujan membasahi kalbu yang sedang rindu dengan kekasihnya, memikirkan cara agar bisa pergi untuk bertemu di mana saja. Seakan mengatakan pada diri ini bahwa pertemuan itu akan ada tetapi tunggu pada saatnya ketika pemilik rembulan dan matahari mengizinkan. Dunia ini memang misterius bagi kita yang mau berfikir dan menelaah lebih jauh, hanya saja terkadang ego dalam diri tidak mampu untuk itu, mampunya hanya melihat dirinya lebih hebat dari orang lain. Nah ini yang berbahaya ketika sudah merasa pandai dan hebat dibanding dengan lainnya maka tunggulah ketidakberkahan dalam hidupnya muncul. Semoga saya pribadi tidak masuk dalam golongan ini Amin ya Rabbal Alamin. 

Di keheningan malam, yang menurut beberapa orang dengan memilih untuk tetap terlelap atau memilih mengasah diri dan potensi otak di malam hari, maka sedikit yang memilih mengasah otak dan kalbu sebab terlelap lebih nikmat dalam pandangan mata dan perasaan. Kalau seandainya ada keinginan untuk tidak terlelap maka aka nada banyak manfaat yang akan didapatkannya, mungkin belum saat ini bisa jadi besok, lusa atau bahkan setahun kemudian dan seterusnya.

Manusia yang baik adalah mereka mampu mengeksplor dirinya dengan berbagai hal positif misalkan duduk bercengkrama dengan para pemikir dan penggerak, sebab berfikir saja tidak cukup harus ada penggerak di situ sebagaimana sering saya dengar dari sahabat saya Ust. Harmono bahwa kalau soal retorika saja itu mah gampang karena aplikasilah yang bisa menampakkan retorika itu. Semoga Allah selalu memberikan beliau keistiqomahan dalam beribadah kepada-Nya. Amin Ya Mujibaddu’a!.

Saat ini, saya mencoba berfikir bahwa manusia sesungguhnya akan melihat potensi dirinya ketika bisa memetakan dalam benak dan perbuatannya setiap hari yaitu apa yang disukai untuk dilakukan yang positif dan bermanfaat, prestasi apa yang bisa dilakukan sehingga semua orang tidak tahu kalau yang melakukan itu adalah kita. Lakukan saja sebagai bentuk amal baik yang hanya Allah, malaikat dan kita sendiri yang mengetahuinya. Beda halnya ketika semua orang tahu maka pasti muncul sedikit rasa kesombongan yang ada dalam diri kita.

Ketika kita berada pada posisi hina dihadapan-Nya maka semoga Allah memberikan kemuliaan disisi-Nya kelak di hari kiamat dan hari-hari seterusnya. Tidak mengapalah di dunia ini kita terlihat hina dan tidak ada apa-apanya tetapi kelak di akhirat kitalah yang akan ada apa-apanya. Dan yang paling penting untuk dilakukan adalah tidak semua kata orang harus didengarkan dan dimasukkan dalam hati, cukup dengan mendengar dan mereduksi kata-kata itu dengan pikiran-pikiran positif dan berbaik sangka sebagaimana Allah menyuruh kita untuk selalu “Husnudzon” kepada apa saja itu termasuk kepada-Nya sendiri.

Marilah saat ini menjadi pribadi-pribadi yang handal dan mempunyai rasa tanggungjawab terhadap apa yang menjadi pilihan kita, jangan sampai pilihan kita ini membuat kita merasa menyesal dan tidak mau bangkit lagi. Jadikan setiap kegiatan kita bernilai ibadah dengan selalu memulainya menyebutkan asma Allah yaitu “Bismillahirrahmanirrahim” sehingga dengan demikian akan selalu dihadirkan-Nya pada setiap hembusan nafas yang diberikan-Nya kepada kita semua. Salam bahagia dan mencerahkan selalu!

Allahumma shalli ala muhammad!!!🙏🙏🙏

Sabtu, 12 Februari 2022

“TUKANG PARKIR”

 


BY ABUSTAN FALAHUDDIN (GURU MTS PP. AL-IKHLAS UJUNG-BONE)

Di saat kita merasakan nikmatnya kehidupan maka jangan pernah lupa akan suatu saat datang yang Namanya ujian, cobaan, rintangan, hambatan dan musibah dalam hidup kita. Kesemuanya itu, harus bisa kita hadapi dengan sikap dan sifat yang bijak akan arti kehidupan yang sebenarnya. Kita tidak akan mengetahui rasa nyaman sebelum mengalami rasa sulit atau susah, kita tidak bakalan mengetahui bahwa kita ini kaya sebelum ada orang yang dibawah kita atau disebut sebagai si miskin.

Sebagai manusia yang diberi gelar sebagai makhluk yang paling sempurna bahkan bisa mengalahkan derajatnya para malaikat yang dikenal tidak pernah melanggar perintah Allah Subehanahu Wata’ala. Terkadang lupa akan gelar paling baik itu dari Sang Maha Pencipta kita. Kita masih mengerjakan pekerjaannya para syaitan, para iblis yang mana mereka ini adalah musuh yang nyata bagi kita. Karena musuh yang nyata sehingga kita tidak mau menerima kenyataan kalua demikian, masih saja menuruti hawa nafsu yang menyesatkan.

Sebagai hamba yang taat pada Tuannya yaitu Allah Subehanahu Wata’ala, maka wajiblah bagi kita untuk mempertahankan gelar yang baik tadi. Belum lagi kita diberi amanah sebagai “Khalifah fil ardhi” dalam artian diberi tugas untuk mengelola bumi Allah yang tercinta ini. Kenapa bukan malaikat atau jin atau lainnya yang diberikan amanah itu, karena Allah Maha Tahu bahwa kitalah ciptaan-Nya yang paling mampu mengemban amanah itu.

Maka sungguh rugilah kita sebagai manusia yang menghambakan diri dan mempunyai gelar makhluk paling sempurna serta adanya amanah sebagai khalifah fil ardhi tidak mau berusaha menjaga dan istiqomah dalam pemberian-pemberian tersebut.

Perjalanan hidup memang terkadang tidak sesuai apa  yang menjadi perencanaan hidup kita, tapi kita hanya terbatas dari kemampuan hidup sempurna kita. Memang kita makhluk paling sempurna, tetapi sempurnanya disini tidak lah keluar dari banyaknya kekurangan kekurangan. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam saja sebagai Nabi terkahir dan penyempurna dari seluruh Nabi masih membutuhkan yang Namanya Waratsatul nya yaitu ulama. Artinya kita semua butuh yang lain juga dalam menunjang perjalanan kehidupan kita.

Hidup menyendiri bukanlah pilihan yang baik bagi kita sebagai manusia karena sendiri berarti sombong, sombong berarti merasa paling tidak membutuhkan orang lain. Contoh kecil saja, kita dilahirkan oleh ibu kita dengan sendirinya tapi tidak bisa terjadi sebelum ada yang Namanya bapak sebagai pembantu menjalani kehidupannya. Belum lagi Ketika ingin melahirkan pasti butuh dukungan dan bantuan orang lain.

Kalau lah kita mampu bijak dalam melihat sesuatu maka tidak akan ada kata keluhan yang keluar dari mulut yang penuh khilaf ini. Segala yang ada hanyalah titipan saja, kalau kita mau ambil filosofi dari seorang tukang parkir maka hidup ini, aman aman saja ditimpa musibah sabar, diberi nikmat syukur dan apapun itu selalu disandarkan kepada Sang Maha Ilahi.

Apa filosofi “Tukang Parkir”, Ketika kendaraan yang dating mewah, setengah mewah atau bahkan kendarannya sudah kategori legendaris maka si tukang parkir menerima semua dengan ikhlas. Begitupun sebaliknya, Ketika semua kendaraan itu pergi yang mewah pergi, yang setengah mewah pergi atau pun yang murahan pergi juga maka tidak ada rasa penyesalan dalam diri atau mau marah-marah. Ketika dititipi kendaraan si tukang parkir akan menjaganya dengan baik karena kalau tidak si pemilik kendaraan akan marah-marah bahkan mungkin si tukang parkir akan dituntut atau dilaporkan atau tidak diberikan upah apapun dalam menjalankan tugasnya itu.

Begitupun dengan kehidupan kita saat ini, kita hanya seperti seorang “Tukang Parkir” sementara Allah Subehanahu Wata’ala adalah Pemilik Kendaraan. Apapun yang dititipkan ke kita maka jaga dengan baik, disaat pemiliknya mau mengambil kendaraannya maka kita harus bisa menerima dengan baik tanpa marah-marah atau mengeluh karena itu semua hanya titipan semata. Sehingga kalau kita mampu menjaganya dengan baik maka Allah akan memberikan upah yang sesuai dengan usaha kita selama ini. Ikhlas atau tidak, sabar atau tidak, syukur atau tidak, qona’ah atau tidak. Dan lain lainnya… dan seterusnya.

 

Wallahul muwaffiq ila thariqil Haq

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Senin, 31 Januari 2022

“SOLUSI BOSAN JADI BERKAH”


 

By: Abustan Falahuddin (Guru MTs PP. Al-Ikhlas Ujung-Bone)

Hidup tidak selalu sesuai rencana, terkadang apa yang kita rencanakan malah tidak bisa terlaksana. Mungkin beberapa factor tidak mendukung akan terjadinya hal itu, sehingga yang harus direncanakan adalah bagaimana membuatnya menjadi matang dan siap sedia dilaksanakan. Kita bisa mulai mencari apa saja yang akan menjadi kendala dan mencari penyelesaiannya.

Menjadi penting juga adalah bagaimana kita bisa menyandarkan sepenuhnya apa yang menjadi rencana kepada Sang Maha Pencipta yang kita tahu bahwa tiada satu pun kejadian di dunia ini tanpa se-Izin dan se-Pengetahuan-Nya. Oleh Karena itu, harus lah kita menjadi orang yang tidak sekedar ikhtiar saja tapi perlu juga menyandarkan sepenuhnya kepada-Nya.

Sandaran yang dilakukan adalah bentuk ketawadhuan dan rasa kehinaan diri di hadapan-Nya. Walaupun kita sebagai makhluk-Nya yang paling sempurna disisi-Nya tetap harus selalu merasa rendah hati dan rendah diri karena sikap sombong itu bisa menghancurkan bahkan muncul kutukan yang luar biasa dari Pencipta kita seperti halnya yang dilakukan oleh  “IBLIS” sebab kesombongan, iri hati, dengki sehingga manjadikan dirinya terjerumus pada kehinaan padahal sebelum diciptakannya manusia si “IBLIS” ini tergolong derajatnya hampir setara dengan para malaikat.

Nah sekarang apa yang bisa dilakukan apabila muncul rasa jenuh dan bosan dalam kegiatan sehari hari kita?... yang bisa dilakukan adalah Pertama, Banyak istigfar karena salah satu yang membuat seseorang itu tidak semangat dalam diri dan jiwanya adalah banyak nya dosa yang dilakukan atau masih senang dengan kemaksiatannya sehingga apabila ada masalah sedikit maka cepatlah jenuh dan bosan sebab pikirannya hanya yang enak-enak saja.

Kedua, bertafakkur atas ciptaan-Nya. Dengan banyak memikirkan ciptaannya maka akan membuat hati ini menjadi tenang karena merasa bersyukur segala yang diberikan oleh-Nya secara gratis tanpa dipungut biaya. Seperti halnya udara yang kita hirup sejak kita lahir sampai saat ini, andainya mau dibayar sebagai oksigen di rumah sakit maka berapa yang mampu kita bayar. Tentunya tidak bisa kita membayarnya semua itu. Hanya Allah berharap kepada kita agar selalu taat dan patuh pada perintah-Nya. Walau sebenarnya Allah tidak rugi kalau kita tidak menyembah-Nya justru yang rugi adalah kita ini sebab kita tidak ada apa-apanya tanpa adanya DIA Yang Maha Segala-gala nya.

Ketiga, Bangkit lagi dengan visi-misi baru untuk mencapai ridho Allah di Dunia sebagai bekal menuju Akhirat. Karena dengan persiapan dini atau dalam istilah kita “Sedia Payung Sebelum Hujan” sama dengan “Sedia bekal akhirat sebelum meninggalkan dunia” maka dengan itu akan membuat hati ini menjadi tenang dan gembira selalu walau badai terus menghantam kehidupan kita.

Kesemuanya inilah yang bisa menjadi pegangan kita dalam mengarungi kehidupan sehari-hari. Sehingga akan jadi solusi setiap hari dan setiap saat pada akhirnya jadi keberkahan. Olehnya itu, perlu selalu memegang teguh pada ajaran agama kita dan menjadikannya sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari.

 

Wallahul Muwaffiq Ila Thariqil Haq

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Senin, 24 Januari 2022

“TUKANG PARKIR”

 

BY ABUSTAN FALAHUDDIN (GURU BARAZANJI MTS PP. AL-IKHLAS UJUNG-BONE)

Di saat kita merasakan nikmatnya kehidupan maka jangan pernah lupa akan suatu saat datang yang Namanya ujian, cobaan, rintangan, hambatan dan musibah dalam hidup kita. Kesemuanya itu, harus bisa kita hadapi dengan sikap dan sifat yang bijak akan arti kehidupan yang sebenarnya. Kita tidak akan mengetahui rasa nyaman sebelum mengalami rasa sulit atau susah, kita tidak bakalan mengetahui bahwa kita ini kaya sebelum ada orang yang dibawah kita atau disebut sebagai si miskin.

Sebagai manusia yang diberi gelar sebagai makhluk yang paling sempurna bahkan bisa mengalahkan derajatnya para malaikat yang dikenal tidak pernah melanggar perintah Allah Subehanahu Wata’ala. Terkadang lupa akan gelar paling baik itu dari Sang Maha Pencipta kita. Kita masih mengerjakan pekerjaannya para syaitan, para iblis yang mana mereka ini adalah musuh yang nyata bagi kita. Karena musuh yang nyata sehingga kita tidak mau menerima kenyataan kalua demikian, masih saja menuruti hawa nafsu yang menyesatkan.

Sebagai hamba yang taat pada Tuannya yaitu Allah Subehanahu Wata’ala, maka wajiblah bagi kita untuk mempertahankan gelar yang baik tadi. Belum lagi kita diberi amanah sebagai “Khalifah fil ardhi” dalam artian diberi tugas untuk mengelola bumi Allah yang tercinta ini. Kenapa bukan malaikat atau jin atau lainnya yang diberikan amanah itu, karena Allah Maha Tahu bahwa kitalah ciptaan-Nya yang paling mampu mengemban amanah itu.

Maka sungguh rugilah kita sebagai manusia yang menghambakan diri dan mempunyai gelar makhluk paling sempurna serta adanya amanah sebagai khalifah fil ardhi tidak mau berusaha menjaga dan istiqomah dalam pemberian-pemberian tersebut.

Perjalanan hidup memang terkadang tidak sesuai apa  yang menjadi perencanaan hidup kita, tapi kita hanya terbatas dari kemampuan hidup sempurna kita. Memang kita makhluk paling sempurna, tetapi sempurnanya disini tidak lah keluar dari banyaknya kekurangan kekurangan. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam saja sebagai Nabi terkahir dan penyempurna dari seluruh Nabi masih membutuhkan yang Namanya Waratsatul nya yaitu ulama. Artinya kita semua butuh yang lain juga dalam menunjang perjalanan kehidupan kita.

Hidup menyendiri bukanlah pilihan yang baik bagi kita sebagai manusia karena sendiri berarti sombong, sombong berarti merasa paling tidak membutuhkan orang lain. Contoh kecil saja, kita dilahirkan oleh ibu kita dengan sendirinya tapi tidak bisa terjadi sebelum ada yang Namanya bapak sebagai pembantu menjalani kehidupannya. Belum lagi Ketika ingin melahirkan pasti butuh dukungan dan bantuan orang lain.

Kalau lah kita mampu bijak dalam melihat sesuatu maka tidak akan ada kata keluhan yang keluar dari mulut yang penuh khilaf ini. Segala yang ada hanyalah titipan saja, kalau kita mau ambil filosofi dari seorang tukang parkir maka hidup ini, aman aman saja ditimpa musibah sabar, diberi nikmat syukur dan apapun itu selalu disandarkan kepada Sang Maha Ilahi.

Apa filosofi “Tukang Parkir”, Ketika kendaraan yang dating mewah, setengah mewah atau bahkan kendarannya sudah kategori legendaris maka si tukang parkir menerima semua dengan ikhlas. Begitupun sebaliknya, Ketika semua kendaraan itu pergi yang mewah pergi, yang setengah mewah pergi atau pun yang murahan pergi juga maka tidak ada rasa penyesalan dalam diri atau mau marah-marah. Ketika dititipi kendaraan si tukang parkir akan menjaganya dengan baik karena kalau tidak si pemilik kendaraan akan marah-marah bahkan mungkin si tukang parkir akan dituntut atau dilaporkan atau tidak diberikan upah apapun dalam menjalankan tugasnya itu.

Begitupun dengan kehidupan kita saat ini, kita hanya seperti seorang “Tukang Parkir” sementara Allah Subehanahu Wata’ala adalah Pemilik Kendaraan. Apapun yang dititipkan ke kita maka jaga dengan baik, disaat pemiliknya mau mengambil kendaraannya maka kita harus bisa menerima dengan baik tanpa marah-marah atau mengeluh karena itu semua hanya titipan semata. Sehingga kalau kita mampu menjaganya dengan baik maka Allah akan memberikan upah yang sesuai dengan usaha kita selama ini. Ikhlas atau tidak, sabar atau tidak, syukur atau tidak, qona’ah atau tidak. Dan lain lainnya… dan seterusnya.

 


Wallahul muwaffiq ila thariqil Haq

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rabu, 19 Januari 2022

GEMBIRA MENYAMBUT SYURGA

 


By Abustan Falahuddin (Guru Barazanji juga di MTs PP. Al-Ikhlas Ujung-Bone)

Alhamdulillah tidak lama lagi kita akan menemui dan memasuki bulan yang terbaik di antara bulan yang lainnya yaitu Bulan Suci Ramadhan. Bulan ini sungguh sangat istimewa bagi kita warga Indonesia dan pada umumnya warga seluruh dunia. Semua orang yang sudah mengikrarkan diri bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya maka akan menyambut bulan ini dengan penuh sukacita dan sukaria, sebab bulan ini akan membuat semua orang bisa merasakan yang namanya “Syurga” suatu saat.

Nabi kita tercinta, Nabiullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sudah berpesan bahwa Barang siapa yang senang dengan datangnya Bulan Suci Ramadhan maka Allah akan haramkan dirinya dua api neraka yaitu siksa di kubur dan di akhirat kelak. Dengan itulah saja bisa membuat kita terbebas dari api neraka apalagi kalau di dalam bulan Ramadhan nanti kita mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan berguna bagi siapa saja bahkan hal itu berguna kepada selain dari kita.

Manusia memang bermacam-macam dalam menyambut kedatangan bulan ini, dimulai dari acara syukuran, acara perbanyak ibadah-ibadah Sunnah, perbanyak persediaan kebutuhan pokok dan sekunder bahkan ada yang sudah sibuk menentukan silabus tentang seluruh kegiatannya selama Ramadhan berlangsung. Apapun itu, marilah kita berlomba-lomba dalam menggapai ridho-Nya Tuhan kita agar bisa sama-sama masuk ke dalam “Syurga”-Nya. Kalau perlu semua kita masuk syurga karena luasnya bisa menampung umat manusia seluruhnya yang mau menuju ke sana kecuali yang tidak mau.

Apa yang harus dilakukan agar kita bisa sampai kesana yaitu ke dalam “Syurga”. Sebenarnya gampang sekali hanya ada dua: Pertama, Lakukan segala hal yang dibolehkan oleh Allah Subehanahu Wata’ala, apa itu, Kerjakan Rukun Islam dan Yakini Rukun Iman setelah itu mantapkan diri agar selalu mendapat petunjuk-Nya setiap saat dimana pun dan kapanpun itu, sehingga kita tidak luput dari mengingat-Nya selalu. Kedua, Hindari dan tinggalkan hal-hal yang dilarang-Nya, yaitu segala hal yang merugikan umat manusia, segala hal yang membuat orang lain terganggu dan merasa diintimidasi, segala hal yang merusak sekitar kita, lingkungan tempat tinggal kita dan segala hal yang seluruh makhluknya melaknat kita.

Kalau keduanya itu, mampu kita lakukan dengan baik maka yakin dan percaya semuanya akan masuk “Syurga” tanpa kecuali. Bahkan memang seluruh agama di dunia ini, selalu mengajarkan hal-hal yang baik dan tidak bertentangan dengan kemanuasiaan kecuali mungkin masalah keyakinan yang ada sedikit keluar dari logika berfikir yang baik tapi intinya Tuhan kita Allah mempunyai sifat Rahman dan Rahim yaitu kasih sayang sehingga berawal dari yang suci ketika kita dilahirkan di dunia ini. Andainya sejak awal sampai sekarang selalu mendapat petunjuk-Nya maka tidak akan ada manusia yang tersesat dari setiap jalannya. Semuanya akan dimasukkan ke dalam “Syurga”-Nya.

Mari kita menyadari dengan baik segala kebaikan dan kenikmatan yang diberikan kepada kita, banyak-banyaklah mengucapkan syukur dan gembira setiap saat walau begitu banyak masalah dan ujian yang sedang dihadapi, karena dibalik semua itu, kita akan diberikan pelajaran yang baik, Bersyukur ketika mendapat kenikmatan dan bersabar ketika ditimpa musibah atau permasalahan. Ada pun masalah segera dicari solusinya bukan menghindari masalah itu.

Terakhir, mari bergembira menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, bulan ampunan, bulan penuh rahmat dan bulan dimana semua akan diuji oleh Allah, apakah kita termasuk yang bisa lolos dan lulus atau tidak dalam ujian itu. Seperti ujian lapar, apakah dengan lapar itu kita masih peka terhadap penderitaan orang-orang yang selalu lapar karena kekurangan harta atau tidak. Mudah-mudahan kita diberikan kesehatan selalu dan bisa melewati bulan Ramadhan nanti dengan hasil akhir adalah Fitrah (suci) lalu berujung pada hadiah dari-Nya itu “Syurga”. Amin ya rabbal alamin!

Wallahul Muwaffiq Ila Thariqil Haq

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sabtu, 15 Januari 2022

“Jabatan Hanya Sementara”

 

By Abustan Falahuddin (Guru Akidah Akhlak 7 MTs PP. Al-Ikhlas Ujung-Bone)

Di kehidupan yang penuh dengan gemerlapnya dunia, manusia seakan lupa akan siapa jati diri mereka sebenarnya. Terkadang menganggap sesuatu itu seolah-olah akan ia erat selamanya, terkadang berfikir kalau saya terus berusaha maka saya akan bisa mempertahankan apa yang saya miliki saat ini.

Kalau kita mau berkacamata secara logis dan empiris serta spiritualisme maka akan muncul satu anggapan yang sempurna yaitu “Semuanya akan sirna pada waktunya” tinggal bagaimana kita bersiap diri untuk menghadapi itu semua terlepas dari berbagai keberuntungan yang kita miliki. Karena keberuntungan itu susah untuk dikemukakan sebab datangnya tidak diundang dan perginya pun sama tidak diantar tiba-tiba ada saja. Itulah yang diistilahkan oleh anak zaman sekarang yaitu “Rejeki Nomplok” artinya sesuatu yang tidak pernah kita duga-duga. Dalam Bahasa agama “Min Haitsu laa Yahtasib”.

Kembali ke pembahasan kata sementara, sementara ini hanya berkutat pada ada atau tidak adanya sesuatu itu. Jadi boleh jadi kita melihatnya sekarang tetapi tiba-tiba dia tidak ada atau menghilang tanpa jejak. Itulah yang namanya kehilangan segala-galanya padahal dulunya kitalah yang capek sekali dalam mempersiapkan itu semua.

Oleh karena itu, pikir saya saat ini sebagai seorang yang mengkritik diri sendiri pada tulisan ini bahwa kadang diri ini sendiri lupa bahwa semua itu adalah “titipan sementara” yang sewaktu-waktu pemilik dari titipan itu bisa saja mengambilnya, jadi janganlah pernah merasa akan hidup selamanya apalagi memilikinya selamanya. Dalam konteks di sini adalah umum, apa saja itu. Sehingga kalau manusia yang sudah memanusiakan dirinya maka dia tidak akan mau melakukan kegiatan yang membuat orang lain rugi, bangkrut, sengsara dan lain sebagainya. Karena yang ada dalam pikirannya hanya satu yaitu” Semua orang akan menghilang jasadnya suatu saat“.

Orang-orang yang betul paham akan hal itu maka dia akan secara terus-menerus memperbaiki diri bukan malah berbangga diri di hadapan orang lain. Oleh karena itu, marilah sebagai orang yang merasa dirinya sebagai manusia yang digelari oleh sebagai Makhluk yang paling sempurna, maka dalam kehidupannya akan diberikan kedamaian tanpa pertikaian, permusuhan dll. Kalau toh ada yang memusuhinya maka dia sendiri akan merasa fine-fine saja.

Sudah sepatutnya kita harus selalu mengoreksi diri sendiri sebelum mencoba melihat koreksian ke orang lain, kata orang bijak “Lebih baik kita mencari kesalahan sendiri dibanding mencari-cari kesalahan orang lain”. Karena itu, sebagai manusia yang mempunyai kodrat gelar yang luar biasa dari Allah, maka mari kita sama-sama saling mengingatkan, saling menghormati, saling menghargai, saling tolong-menolong, saling bekerjasama dalam kebaikan dan mencoba menghindari yang namanya pertikaian dan permusuhan. Saya pun sebagai penulis ini belum tentu mampu melihat kekurangan sendiri tetapi kita sama-sama mencoba melihat itu. Dan ujungnya adalah sama-sama berusaha berubah dan mau memperbaiki diri dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, dari jelek menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik lagi. Begitu seterusnya sampai datangnya hari, dimana hari yang semua orang tunggu-tunggu yaitu ingin bertemu dengan pencipta-Nya.

Akhirul kalam, wallahul muwaffiq ila aqwami thariq tsummas salamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Rabu, 12 Januari 2022

“FILOSOFI BARONCONG”

 

-------------------------

Tak heran memang banyak orang-orang yang sangat sayang dan rindu kepada makhluk Allah yang satu itu adalah makan khas bugis yang diberi nama dengan sebenarnya kurang mewakili dari bahan-bahan yang digunakan, akan tetapi bisa membuat orang-orang yang memakan dan menyantapnya jadi lupa diri bahkan kalau digandengkan dengan sirup warna pink ala-ala minuman berkelas sedikit bagitu. Saya juga gak tau persis namanya apa. Yang jelas itu sangat segar dan terasa airnya akan netes-netes ketika meminumnya karena harga yang sangat terjangkau bagi semua kalangan.

Bukan hanya itu, yang menggambarkan kehebatan dan ke-emazingnya makanan itu tetapi lebih pada filosofi yang ada pada bahan-bahan dari makanan itu. Sempat mendengarkan salah satu teman yang sangat akrab disapa dengan “fyd” bahwa dalam makanan itu menurut orang tuanya yaitu “makanlah itu nak sebelum memulai setiap pertandingan yang engkau hadapi maka hasilnya akan maksimal” kurang seperti itulah yang saya tangkap ketika ngobrol-ngobrol lepas di dalam bus pulang dari kemenangan tadi.

Apa kata teman ini, bahwa makanan ini terbuat dari terigu, gula pasir, kelapa setengan muda dan garam serta berakhir dengan dipanggang di dalam cetakan khusus yang sudah terbentuk pada potong-potongan yang sangat khas mirip sebuah tempat penyimpanan rak-rak pakaian, itu gambaran saya sih belum tentu sama dengan gambaran semua orang. Yang jelas begitulah bayangkan saja.

Kesimpulan dari penjelasannya adalah si baroncong ini isi dalamnya lembek tapi luarnya keras ketika sudah terjadi pemanggangan api yang cukup. Artinya ketika pemain atau petarung itu harus punya kekuatan seperti si baroncong ini sebab seorang pemain atau petarung harus punya hati dan pikiran yang lemah lembut tetapi ketika dihadapakan pada pertarungan atau perlombaan maka harus bisa membakar api semangat dalam dirinya sehingga keras kemauan akan sebuah tujuan yang sangat muliah yaitu keberhasilan dalam tanda positifnya.

Seperti itulah kurang lebih filosofi kue baroncong andalan suku khas bugis makassar ini. Dan untuk mencarinya mudah sekali cukup buka google dan browsing namanya, cari lokasinya dimana pun kita berada. Insya Allah ada semua di setiap provinsi asal ada bugis makassarnya yang cinta akan makanan mewah tetapi tetap dijangkau semua kalangan ini.  

Saya kira demikian semoga bermanfaat, tulisan terbit karena sudah janji sama teman-teman seperjuangan dalam supporter hari ini yang betul-betul emazing bangetlah pokoknya. Dan Alhamdulillah sudah ada formatur ketua supporter Al-Ikhlas Club yang dipilih secara tidak langsung yaitu Anre Gurutta Ustadz Rusyaid. Selamat ustadz. Dan tidak kalah pentingnya adalah pelatih tim futsal Al-Ikhlas FC yaitu gurutta Ustadz Asriadi dan sangat berjasa juga adalah gurutta official Al-Ikhlas FC Ust. Asmar serta seluruh tim yang tidak bisa disebutkan satu-satu persatu namanya. Semoga sukses semuaki. Amin ya rabbal alamin.

Wallahul muwaffiq ila aqwami thariq

Wassalamu alaikum wr wb.