Pagi
hari ini cerah banget.... secerah hati bagi orang yang sedang dilanda
ketenangan dalam hidup
Seakan
juga ingin hidup seribu tahun lagi, mungkin kata ini sudah sering dijumpai dan
didengar. Nah sekarang ini, ingin berbagi pengalaman dengan semuanya tentang
perjalanan mengawali tahun baru kemarin.
Tepatnya
tanggal 30 desember 2016... tiba-tiba saya mendapat panggilan tak terjawab, wah
kaget saya soalnya yang miscall ini bukan orang sembarangan. Spontanitas saya
langsung nelpon balik dan bertanya, “iya ada apa ustadz?”... beliau menjawab, “ini
coba diuruskan dulu mobil dari surabaya ke situbondo yah, pakai mobil carter
yah dan saya sekeluarga 6 orang”. Dalam hati saya berfikir, 6 orang siapa2 yah
ko banyak banget mungkin ada keluarga jauh yang ikut. Dengan jawaban singkat “insya Allah ustadz”. Udah
itu aja.
Sehingga
pada malam tanggal 31 desember 2016, sy browsing-browsing di internet untuk
nyari alamat dan kontak dari travel yang ada di surbaya jurusan
surabaya-situbondo, ada beberapa yang saya hubungi, ternyata rata-rata tidak
bisa karena alasan mobil sudah dirental semua, dan ada juga beralasan sopir gak
ada karena liburan menyambut tahun baru. Wah malam itu udah bingung banget
karena pertama untuk mobil travel yang saya pesan dari malang ke surabaya sudah
ada untuk saya pakai sampai di bandara juanda walaupun tiba-tiba mendadak mahal
karena alasan momen tahun baru, benar-benar tidak profesional....
Yaaa
mau gimana lagi udah butuh banget. Terpakasalah untuk mencoba jadi ikhlas,
itung-itung melatih diri bersabar. Sesampainya di juanda ternyata dengan
penumpang lainnya hanya saya yang diberi harga semahal itu wah kata saya dalam
hati... ini bener-bener nguji kesabaran ini.. kukembalikan lagi dengan mengusap
dada, ya gak papalah. Itung-itung sedekah lagi dalam hati sih.
Sampai
di bandara juanda, ternyata lebih cepat dari dugaan karena mobil berangkat
siang dari malang dan tiba di sana sekitaran jam 3an akhirnya nunggu lama di
juanda, dari pada nongkrong di depan resto-resto di bandara dan melihat
pemandangan2 yang kurang bagus menurut saya walau yang lain mengatakan itu
bagus,, ya kebetulan bandara juanda surabaya ini mempunyai mesjid yang lumayan
luas dan enak suasanya. Langsung jalan kaki dari terminal kedatangan 1 b ke
mesjid tersebut.
Nah
di sanalah tepatnya tanggal 31 desember 2016 pada sore hari menghabiskan untuk
telpon sana telpon sini... untuk sekalian silturahmi by phone. Mulai dari
keluarga saya telpon sampai ke temen2 khusus yang saya hubungi , sampai2
telinga terasa panasa akibat hp yang lama dipake. Capek juga sih...bukan hanya
itu terkadang diselingi membaca buku jurnal yang kebetulan saya bawa di tas
untuk mengisi waktu kosong. Jadi membaca
merupakan salah satu cara untuk menemani diri di saat sendiri dan manfaatnya
banyak.
Pesan
saya buat temen-temen jangan bosan membaca karena membaca adalah perintah
pertama dalam al-Qur’an (Al-Alaq: ayat satu). Juga membaca adalah kunci ilmu
pengetahuan tidak pandang dia sedang masa studi atau dalam keadaan menganggur (tidak
sekolah) itu akan membuka wawasan semua orang yang suka membaca.
Lanjut
lagi, nah pas abis isya skitar 19;20 an gak lama lagi ustadz yang selama ini
ditunggu di bandara udah mau landing pesawatnya... tiba ketemu dengan anak
santri alumni yang kebetulan dulu pernah saya ajar di pesantren, yusri,
hendrik, dan khaerati. Mereka juga datang untuk menjemput beliau, dan hendrik
bilang mobil udah saya pesen ust. Dari juanda ke kosan kurniawan, trus saya
bilang, lho kok bisa, batalin saja solnya sy sudah dp mobil travel dari juanda
ke situbondo, kamu belum kan men-dp-nya, “belum ust” jawabnya, oke kalau gitu.
Singkat
cerita akhirnya saya pun diminta ikut untuk menemani beliau untuk kunjungan ke
pesantren di sibondo itu yang pendirinya adalah kiyai As’ad, diperjalanan
banyak kisah menarik yang saya dapat di antaranya sebagai berikut:
1. Tidur selama setahun, solanya saya tertidur dari 2016
kemudian pas bangun udah tahun 2017, artinya, merasakan petasan dan keramaian
jalanan dengan penyambutan tahun baru untuk tahun ini say tidak rasakan.. wah
baru kali ini pergantian tahun tidak terasa, apa yang bisa saya ambil hikmah
dari ini adalah ternyata waktu itu sangat tidak berguna jikalau hanya tidur
semata yang dilakukan, banyak waktu terbuat bagi orang yang selalu banyak
tidurnya, bukan tidak boleh tidur tapi secukupnya.
Apalagi
nuansa tengah malam sangat baik sekali untuk mendirikan sholat sunnah tahajjud
sebagai pengahambaan diri kepada-Nya karena telah memberikan segala nikmat
tanpa batas kepada semua hamban-Nya. Itulah
seharusnya dilakukan di malam pergantian tahun dengan banyak istigfar dan
sholat malam bahkan setiap malam pun sangat bagus untuk dilakukan.
2. Sopir mengantuk, wah pikir saya saat itu, gimana kalau
seandainya sopirnya nabrak truk atau jatuh kejurang karena jalan yang dilewati
adalah lintas kabupaten yang mana orang-orang rata ingin keluar rumah untuk
menyambut tahun baru serta kita melewati gunung-gunung yang bisa seketika mobil
terpeleset ke jurang. Pikiran seperti muncul di saat para penumpang lainnya
sedang tidur di belakang kebetulan pak yai nyuruh duduk di depan akhirnya tidur
pun gak bisa senyenyak yang dibelakang, sesekali saya ajak cerita supirnya eh
malah gak nyambung juga pembicaraannya solnya beliau adalah yang punya travel
sendiri mencoba untuk membantu kita karena sebelumnya gak ada travel yang siap
berangkat karena beliau mendengar tujuan kita adalah pesantren langsung
tergerak hatinya untuk membawa sendiri mobilnya.
Hikmah
apa dibalik poin 2 ini, pertama, umur, ajal, dan musibah bisa saja
merenggut seketika karena ketelodoran manusia atau memang takdir yang tidak
bisa berubah sehingga saat itu bisa saja mobil jatuh kejurang atau nabrak mobil
truk yang begitu besar sehingga penumpang berikut sopir bisa saja meninggal
seketika artinya, jangan pernah lalai di dunia ini karena hanya sementara. Kedua,
berkat pertolongan Allah melalui doa yang haqqul yakin sehingga kami sampai
dengan selamat tidak kurang apapun bahkan masih sempat singgah untuk melakukan
ibadah di waktu malam. Artinya rasa syukur harus selalu ada, karena tanpa
adanya Allah maka apa daya hidup ini.
3. Kualitas akan dicari dan kuantitas hanya kebanggaan saja
diluar, nah kata ini mungkin berbeda, ni bukan kisah tapi hasil analisis
perjalanan, bahwa pendidikan yang mengutamakan kualitas dibanding kuantitas
akan menjadi lilin disaat lampu semua sudah padam, satu orang yang berkualitas
bisa mengalahkan seratus orang yang biasa-biasa. Jadi sebenarnya dalam dunia
pendidikan saat ini terlalu berbangga diri ketika mempunyai siswa atau santri
yang banyak padahal belum tentu bagus untuk membangun bangsa dan negara ini
apalagi tujuannya adalah semata bisnis yang mana lembaga pendidikan sudah dijadikan
lahan mencari kekayaan maka akan menghancurkan kualitas pendidikan kita saat ini
dan itu memang sudah terjadi pasca reformasi, dulu negara tetangga dalam
belajar ke kita tapi sekarang justru negara tetangga lebih maju. Wah sangat
miris sekali.
Pesan
saya kepada semua pelaku pendidikan, niatkan mendidik atau mengurus pendidikan
karena ikhlas lillahi ta’ala maka hasilnya itu akan berkualitas sebab sudah
mendapat ridho-Nya maka dengan kata “kun fayakun” negara kita akan menjadi
negara yang maju dan sukses seperti negara islam di masa periode rasulullah saw
dan para sahabat sampai kepada dinasti terakhir Islam.
Nah
ketiga ini membuat saya sekarang ini mencoba untuk merubah diri demi merubah
orang lain kedepannya juga jikalau masih ada umur yang Allah berikan,
mudah-mudahan merupakan awal untuk menorehkan semangat hidup dalam berjuang di
mana pun dan kapan pun itu. Ditulis pas
ketika selesai mngumpulkan pakaian kotor untuk dicuci tapi ingat untuk menulis
perjalan tahun baru kemarin selama 2hari 2 malam. 03/01/2017 selamat tahun baru
semoga bisa lebih baik lagi atau minimal mempertahan kebaikan yang sudah ada. Ok..
ok... ok...