Rintik-rintik
hujan membasahi kalbu yang sedang rindu dengan kekasihnya, memikirkan cara agar
bisa pergi untuk bertemu di mana saja. Seakan mengatakan pada diri ini bahwa
pertemuan itu akan ada tetapi tunggu pada saatnya ketika pemilik rembulan dan
matahari mengizinkan. Dunia ini memang misterius bagi kita yang mau berfikir
dan menelaah lebih jauh, hanya saja terkadang ego dalam diri tidak mampu untuk
itu, mampunya hanya melihat dirinya lebih hebat dari orang lain. Nah ini yang
berbahaya ketika sudah merasa pandai dan hebat dibanding dengan lainnya maka
tunggulah ketidakberkahan dalam hidupnya muncul. Semoga saya pribadi tidak
masuk dalam golongan ini Amin ya Rabbal Alamin.
Di keheningan
malam, yang menurut beberapa orang dengan memilih untuk tetap terlelap atau
memilih mengasah diri dan potensi otak di malam hari, maka sedikit yang memilih
mengasah otak dan kalbu sebab terlelap lebih nikmat dalam pandangan mata dan
perasaan. Kalau seandainya ada keinginan untuk tidak terlelap maka aka nada banyak
manfaat yang akan didapatkannya, mungkin belum saat ini bisa jadi besok, lusa
atau bahkan setahun kemudian dan seterusnya.
Manusia yang
baik adalah mereka mampu mengeksplor dirinya dengan berbagai hal positif
misalkan duduk bercengkrama dengan para pemikir dan penggerak, sebab berfikir
saja tidak cukup harus ada penggerak di situ sebagaimana sering saya dengar
dari sahabat saya Ust. Harmono bahwa kalau soal retorika saja itu mah gampang
karena aplikasilah yang bisa menampakkan retorika itu. Semoga Allah selalu
memberikan beliau keistiqomahan dalam beribadah kepada-Nya. Amin Ya Mujibaddu’a!.
Saat ini,
saya mencoba berfikir bahwa manusia sesungguhnya akan melihat potensi dirinya
ketika bisa memetakan dalam benak dan perbuatannya setiap hari yaitu apa yang
disukai untuk dilakukan yang positif dan bermanfaat, prestasi apa yang bisa
dilakukan sehingga semua orang tidak tahu kalau yang melakukan itu adalah kita.
Lakukan saja sebagai bentuk amal baik yang hanya Allah, malaikat dan kita
sendiri yang mengetahuinya. Beda halnya ketika semua orang tahu maka pasti
muncul sedikit rasa kesombongan yang ada dalam diri kita.
Ketika kita
berada pada posisi hina dihadapan-Nya maka semoga Allah memberikan kemuliaan
disisi-Nya kelak di hari kiamat dan hari-hari seterusnya. Tidak mengapalah di
dunia ini kita terlihat hina dan tidak ada apa-apanya tetapi kelak di akhirat
kitalah yang akan ada apa-apanya. Dan yang paling penting untuk dilakukan
adalah tidak semua kata orang harus didengarkan dan dimasukkan dalam hati, cukup
dengan mendengar dan mereduksi kata-kata itu dengan pikiran-pikiran positif dan
berbaik sangka sebagaimana Allah menyuruh kita untuk selalu “Husnudzon” kepada apa
saja itu termasuk kepada-Nya sendiri.
Marilah saat
ini menjadi pribadi-pribadi yang handal dan mempunyai rasa tanggungjawab
terhadap apa yang menjadi pilihan kita, jangan sampai pilihan kita ini membuat
kita merasa menyesal dan tidak mau bangkit lagi. Jadikan setiap kegiatan kita
bernilai ibadah dengan selalu memulainya menyebutkan asma Allah yaitu “Bismillahirrahmanirrahim”
sehingga dengan demikian akan selalu dihadirkan-Nya pada setiap hembusan nafas
yang diberikan-Nya kepada kita semua. Salam bahagia dan mencerahkan selalu!
Allahumma shalli ala muhammad!!!🙏🙏🙏