Mesjid pun
terdengar dengan lantunan ayat-ayat suci Allah swt. Menandakan tidak lama lagi
kita akan berbuka puasa. Sungguh nikmat segala apa yang Allah berikan untuk
kita tiada henti sehingga tidak ada kata yang pantas untuk muncul kecuali
bersyukur kepada-Nya dan membuktikan kehambaan sebagai janji yang terpenuhi
sebelum manusia itu ditiupkan ruh di dalam rahim ibu.
Dan jangan
lupa juga untuk selalu mengirimkan sholawat serta salam kepada junjungan Nabi
besar kita Muhammad SAW. sebagai panutan dan tuntunan sampai kewajiban itu
berakhir dengan dunia sudah hancur lebur artinya kiamat sudah datang. Itulah
akhir dari cerita manusia di dunia sebab cerita selanjutnya adalah tiada ada
cerita karena sudah berada di alam kekekalan.
Puasa kali
ini lumayan berat juga karena pertama kalinya pergi berpasar di SP 3 yang
merupakan pasar terjauh di antara yang lainnya, jalanan bagus sehingga tidak
terlalu capek di perjalanan. Inilah usaha di dunia yang betul melelahkan tapi
dengan niat ibadah maka akan menjadi keberkahan dan keselamatan kita sendiri.
Dunia dikejar tanpa memperhatikan pekerjaan bekal untuk akhirat kita akan
terasa hampa dan selalu haus dan tidak merasa cukup.
Padahal
semua bisa menjadi ladang bagi kita agar selalu bernilai ibadah setiap
waktunya. Tiada upaya dan daya kita hanya Allah yang mampu melakukan itu semua.
Meski demikian kita tetap harus berusah terus menerus asal jangan lupa
kewajiban rutinitas yaitu sholat lima waktu sehari – semalam, karena itu
merupakan ucapan terima kasih paling mudah dilakukan kalau benar-benar kita mau
menjadi orang yang berfikir atas semua hal yang telah Allah berikan secara
percuma.
Semua
keluhan akibat dari masalah yang ada di dunia adalah bagaimana kita
memandangnya dengan kaca mata hati yang dilandasi keimanan yang tinggi. Ditulis di rumah tinanggea 26/06/2016.