Apa Aja

Apa Aja

Selasa, 07 Juni 2016

HARI KE 2 PUASA




Perjalanan pada ibadah ke dua ini adalah sangat mempunyai lika-liku yang susah untuk dilupakan dan tetap membekas sampai saat ini.
Perjalanan kali ini dimulai di surabaya ketika menunggu pesawat yang akan menjadi tumpangan bagi saya untuk ke makassar ternyata delay itupun saya datang ke bandara lebih duluan sampenya. Tapi lagi-lagi harus dikerjakan dengan keikhlasan. Sehingga hal tersebut berjalan dengan baik, belum sampai di situ ketikan tiba di makassar wah di sinilah yang ternyata lebih hebat perjuangannya.
Di tengah keramaian ibu kota tepatnya di bandara sultan hasanuddin makassar ternyata begitu beda di antara bandara yang pernah saya kunjungi. Perbedaan itu ya tentunya berbeda-beda juga dari setiap orang. Kalau dibandara lain yang kategori berstandar internasioanal itu memiliki akses wifi yang super kenceng tapi di sini kurang walau sebenarnya ada.
Kenapa dikatakan demikian karena bandara bisa menjadi tempat terbaik dalam hal transportasi serta menjadi peminat utama di antara  tempat yang lain. Sehingga kesenangan dalam menunggu dengan fasilitas umum yang diakses gratis akan menjadi daya tarik tersendiri. Serta keramahan dari para sopir yang berburu penumpang menunjukkan ketidak enakan bagi para penumpang yang masih baru datang kesana.
Kembali lagi menunggu sopir jemputan dari bone sekitar 4 jam dan ternyata dia tidak akan masuk ke dalam bandara dengan berbagai alasan walaupun biasanya langganan saya bisa terus kok masuk tanpa adanya kendala, akhirnya saya harus menambah pembayaran dan diluar dari pada kewajaran menurut saya tapi situasi di sini seperti itu ya.. dimaklumilah...
Akhirnya dengan perasaan galau dan agak marah saya memilih diam. Diamku adalah amarahku karena itu lebih baik. Kekerasan dari kemarahan tidak ada bagusnya sehingga jalan itu lah yang menjadi pilihan. Oleh karena itu, dengan mengingat  pesan dari kyai saya KH. Nandar Trijaya bahwa sagala sesuatu harus di barengi dengah keikhlasan dan kesabaran karena itu akan menjadi penolong bagi siapa pun dan di mana pun.
Syukur alhamdulillah segala rintangan dan lika-liku itu menjadi terselesaikan dengan baik sehingga sampai selamat di tujuan yaitu kampung tercinta Desa Ujung, Kec. Dua Boccoe, Kab. Bone, Sulawesi Selatan. Kesyukuran bisa diungkapkan dengan berbagai cara.

Ditulis pas ketika sowan ke rumah pimpinan pondok 07/06/16. Di atas rumah beliau langsung. Oia distu juga ada keluarga beliau dan ada satu santri alumni Fakhri namanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar