Apa Aja

Apa Aja

Rabu, 28 September 2016

LAPORAN KEGIATAN RIHLAH ILMIAH PONDOK PESANTREN SE-MALANG

LAPORAN KEGIATAN
RIHLAH ILMIAH PONDOK PESANTREN SE-MALANG
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah:
Kepemimpinan Pendidikan di Pondok Pesantren

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo

Abustan
(Nim: 15750013)
Description: Description: Description: Description: Description: Description: D:\Mas Roy\logo uin.jpg









SEMESTER II
PROGRAM MAGISTER STUDI ILMU AGAMA ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015-2016

Kata Pengantar
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberi nikmat sehingga masih tetap istiqamah dalam menjalankan aktivitas rutin yaitu mencari ilmu pengetahuan dan berusaha untuk selalu mengamalkannya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad saw. Yang telah diberikan amanah oleh Allah untuk selalu memberi petunjuk kepada ummatnya melalui al-Qur’an dan Sunnahnya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan semaksimal mungkin.
Laporan kegiatan ini mengarahkan kepada kita untuk menggali dan mencari pengalaman-pengalaman dari pesantren-pesantren yang dianggap signifikan untuk dijadikan contoh bagi kita mahasiswa pengkaderan ulama sebagai bekal ketika pulang nanti di pondok masing-masing menurut dosen pengampu Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan inayah-Nya serta senangtiasa diberikan kesehatan dan bermanfaat bagi semua orang.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan ini terutama teman-teman seperjuangan sebagai tempat saling tukar pikiran sehingga dapat menjadi sumbangsih bagi siapa saja yang meneliti atau yang konsen dengan dunia pesatren.
Demikianlah laporan ini dibuat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya, penulis telah berupaya dengan keras untuk menyelesaikannya walaupun masih terdapat banyak kekurangan informasi yang berkaitan masing-masing pesantren. Sehingga masih memerlukan saran dan krtikan dari para pembaca demi kesempurnaan laporan kegiatan berikutnya.
Wallahu Muwaffiq Ila Thariqil Haq
Wassalamu ‘alaikum wr. Wb.
                                                                                                            Malang,  Mei  2016
                                                                                                            Penulis;  Abustan




A.    Latar Belakang
Perkembangan pesantren begitu pesat telah melahirkan banyak tokoh salah satunya alm. KH. Abdurrahman Wahid (sapaan hangat beliau: Gus Dur) sebagai mantan Presiden RI ke-4 dan ada beberapa pemegang kebijakan yang berasal dari pesantren. Karena itulah perlunya saat ini sebagai generasi penerus harus memiliki jiwa seperti mereka dan ikut berkiprah serta memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk  negara kita ini.
Bukan hanya negara memberikan sumbangsih kepada kita berupa Program Beasiswa Pendidikan Kader Ulama (PBPKU) yang merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh salah satu Instansi Pemerintah yaitu Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun 2015. Program ini dalam bentuk pendalaman Ilmu Agama dan juga Pendidikan Formal Strata Dua, untuk sasaran dari Program ini adalah para Santri-santri dari Pesantren perwakilan dari seluruh Provinsi di Indonesia yang telah lulus tes.
Untuk mensukseskan program tersebut, Kementrian Agama menggandeng Lembaga terkait pelaksanaannya, dalam hal ini untuk di Perguruan Tinggi yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, sedangkan untuk memperdalam keilmuan Agama maka seluruh peserta penerima program ini harus tinggal di Pesantren, yaitu Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang.
Setelah itu, para peserta PBPKU ini sebagai kesepakatan awal harus ke Pesantren masing-masing  untuk mengabdi kembali dan mengembangkan pengetahuan yang sudah diperoleh dari pesantren-pesantren tersebut. Serta harapan dari pemerintah bahwa peserta PBPKU nantinya dapat memperbaiki sistem pendidikan pesantren yang berbasis manajemen. Juga akan menjadi tokoh panutan masyarakat dalam hal kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional sebagaimana misi dari Kampus UIN Maliki ini
Untuk mendukung keberhasilan program pemerintah ini, sebagai tambahan pengalaman dalam mengelola pesantren yang berbasis manajemen, maka kami sebagai peserta PBPKU melaksanakan rihlah ilmiah ke Pesantren-pesantren tertentu maupun Tokoh Ulama sesuai yang telah direkomendasikan oleh Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo. Yang pelaksanaannya secara bertahab disesuaikan dengan kesempatan di antara kegiatan perkuliahan dan juga kegiatan yang ada di Pesantren tempat kami mukim.
B.     Landasan Kegiatan
1.      Program kegiatan dari kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
2.      Rekomendasi dari Prof. Dr. H. Imam Suprayogo
3.      Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan di Pondok Pesantren
4.      Hasil Musyawarah anggota kelas B SIAI semester II tahun 2016
C.    Tujuan Kegiatan
1.      Mengharapkan keberkahan Ilmu dan Do’a para Kyai
2.      Mendapat pengalaman dalam implementasi ilmu manajemen pesantren
3.      Menambah khazanah Ilmu Keagamaan
4.      Mengetahui tipe-tipe seorang pemimpin Pesantren
5.      Mengetahui adanya kurikulum khusus pesantren yang berbeda-beda
6.      Mengetahui sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia yang mumpuni
7.      Mengetahui sistem sirkulasi keuangan pesantren yang berbeda-beda juga
D.  Peserta Kegiatan
Kegiatan ini diikuti oleh Seluruh Anggota Kelas B Program Studi SIAI Semester II Tahun 2016. Dengan perincian sebagai berikut:
Penasehat                              : Prof. Dr. H. Imam Suprayogo
Penanggung Jawab              : -  Dr. Hj. Tuti Hamidah, M. Ag
-       Aunur Rofiq, P. Hd
Koordinator                          : -  Mohammad Muallif
Anggota                                  : -  Abustan (selaku penulis di laporan pribadi ini)
-       Agus Prasetyo
-       Ahmad Amrullah
-       Ardiyangsyah
-       Harli
-       Ira Trisnawati
-       Noor Indah Kusumawardani
-       Nurhidayatulloh
-       Reza Fahlevi Muhammad
-       Roi Atiq
-       Wahyu Setya Budi


E.     Pelaksanaan Kegiatan
1.      International Islamic Boarding School Tazkia-Malang (IIBS Tazkia)
Rihlah ilmiah ke International Islamic Boarding School Tazkia Malang, dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Desember 2015 yang merupakan pondok yang memiliki sekolah yang berbasis internasional dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan. Bernuangsa pesantren tapi tetap terlihat indah dan tertata dengan baik.  
a.         Manajemen Lembaga
International Islamic Boarding School Tazkia yang tergolong baru berdiri secara resmi pada tahun 2014. Namun, dilihat dari sisi fasilitas gedung beserta isinya layaknya sebuah hotel. Karena menurut pengelola tempat yang nyaman akan lebih mempermudah bagi santri untuk melakukan aktivitas belajarnya. Sehingga materi-materi yang diajarkan oleh guru-guru akan lebih mudah terserap oleh santri.
Beberapa sarana yang sangat mapan dalam lembaga ini diantaranya adalah :
1)      Ruang Kamar tidur santri yang luas dengan penghuni yang secukupnya, maka akan memberikan kenyamanan dan enak  untuk istirahat dan belajar mandiri di dalamnya.
2)      Ruang makan yang ditata seperti halnya ruang makan berstandar restoran dengan baik untuk para santri.
3)      Tempat pembelajaran di luar kelas yang mengedepankan suasana dan kondisi yang nyaman serta enak untuk kegiatan apa saja.
Dari segi tenaga pendidik dan kependidikan, rata-rata mereka sudah profesional dan mengerti tentang teknologi, sesua dengan pemaparan oleh pengelola ketika kita diskusi dengan pengurusd inti sebagai berikut :
1)        Kebanyakan ustadz dan ustadzah diwajibkan menguasai bahasa asing, Bahasa Arab maupun Bahasa Inggris juga menguasai teknologi sebagai penunjang pembelajaran
2)        Para santri harus hafal al-Qur’an sesuai dengan kemampuan hapalannya
3)        Lembaga berskala internasional, maka seluruh dewan asatidz harus sudah pernah keluar negeri.
Segi Kepengelolaan, menuntut tercapainya tujuan yang menjadi sasaran lembaga, para pengelola atau manajer mengadakan pertemuan-pertemuan yang rutin, mulai dari pertemuaan harian, mingguan, bulanan atau pun semesteran dan tahunan untuk membicarakan beberapa hal yang berkaitan dengan kemajuan para santri dan sistem yang dianggap tidak maksimal.
Beberapa hal itu menuntut untuk dilakukan evaluasi dari pertemuan-pertemuan itu dengan membicarakan solusi-solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang muncul atau untuk pencegahan karena mencegah lebih baik dari pada mengobati. Sehingga akan tercipta sistem yang berjalan dengan baik dan sesuai kaidah ilmu manajemen mulai dari atasan sampai bawahan.
Oleh karena itu, untuk membuat pesantren dengan sistem yang baik maka perlunya memperhatikan kebutuhan peserta didik sepenuhnya dan tetap berlandaskan kurikulum yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kementerian agama serta kurikulum internsional juga penambahan kurikulum khusus dari lembaga itu sendiri untuk mencapai semua tujuan yang menjadi patokan dari berdirinya lembaga tersebut.
b.        Manajemen Keuangan
Lembaga yang berskala internasional tentunya membutuhkan dana pendukung yang besar untuk menunjang program-program yang ada di dalam lembaga itu sebagaimana diskusi dengan pengurus, dengan beberapa pertimbangan yang kami tangkap saat itu sebagai berikut:  
1)   Mencari sokongan dana yang besar untuk pembangunan fisik dengan menggandeng perusahaan tertentu, tapi pengurus tidak memberitahukan dengan perusahaan mana yang diajak kerjasama.
2)   Merekrut tenaga pendidikan dan kependidikan yang profesional dengan jaminan kesejahteraan hidup yang melebihi dari standar upah minimum daerah sebagai penyemangat dalam berkarya.
3)   Dengan anggaran yang besar dapat menjadikan lembaga tersebut lebih cepat berkembang.
Dalam hal Keuangan kelembagaan digambarkan dengan bentuk segitiga, yaitu keuangan primer yang digunakan untuk proses pembelajaran yang bersumber dari peserta didik sendiri, kemudian sumber sekunder yang bergerak dibidang bisnis usaha yang berada diluar lembaga, dan ada sumber tersier yang lain berasal dari lembaga-lembaga infaq dan sedekah yang digunakan untuk para santri yatim piatu dengan beasiswa full dengan tetap mengikuti tes yang ketat dan ini merupakan bentuk bantuan untuk meringankan beban pemerintah dalam penyerataan pendidikan nasional.
Dengan demikian lembaga yang masih tergolong baru ternyata sudah mampu menjadi lembaga pendidikan yang diminati oleh para orang tua menengah ke atas karena menganggap tempat yang mewah, megah dan eksklusif ini akan menjadikan anak-anak mereka menjadi lebih baik dan sesuai harapan mereka. Kebetulan juga rata-rata orang tua itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing mengharuskan mereka menitipkan anak untuk dididik ditempat yang strategis dan sesuai dengan kebiasaan mereka.  Semuanya ini sesuai dengan kemampuan para pengelola dalam lingkup keuangan, baik dari segi pendapatan, pengeluaran yang sesuai dengan prosedur.
Sebagai bahan pembelajaran dalam rihlah ilmiah di lembaga ini sebagai berikut:
1)   Lembaga pesantren tidak cukup hanya mengandalkan pembayaran dari santri untuk kemajuan, akan tetapi membutuhkan dana cadangan atau sumber lain sebagai penopang dari belakang untuk pengembangan dan pemeliharaan karena hal itu dapat menjadikan lembaga tetap sehat dari segi pendanaan, di antaranya membuat usaha khusus atau bergerak di bidang pertanian dan perikanan sebagai upaya mendukung berjalannya lembaga itu.
2)   Kemampuan mengelola keuangan terletak pada kesesuaian dalam pendapatan dengan pengeluaran dan bisa melihat peluang ekonomis tapi berkualitas dalam pembelanjaan itu.


c.         Manajemen Pemasaran
Lembaga pendidikan yang masih berjalan 3 semester, namun kuantitas santri yang dibatasi sudah mencakup 20 provinsi yang tersebar se-Indonesia, bahkan target 5 tahun pada tahun ke tiga akan ada kelas khusus diperuntukkan untuk siswa dari beberapa Negara tetangga sebagai perwujudan dari visi-misi lembaga bertaraf internasional.
Target pemasaran yang menjadi fokus pada lembaga ini yaitu masyarakat menengah keatas, dan diutamakan orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, dan diberikan jaminan keamanan dan mutu pendidikan sehingga hal ini menjadi harga mahal untuk orang tua yang super sibuk itu.
Dengan kelas menengah keatas, maka dari sisi anggaran sudah pasti besar, sisi minat orang tua kelas ini adalah orang-orang yang sudah sadar akan pendidikan, sehingga kemungkinan besar target itu akan tercapai sesuai perencanaan yang ada. Sehingga dalam penyebaran informasi tidak memakai sistem promosi jalanan tapi langsung ke sasaran orang tua yang  diutamakan ke daerah-daerah perusahaan  (PT) atau daerah pertambangan.
Sebagai bahan pembelajaran dalam rihlah ilmiah di lembaga ini sebagai berikut:
1)   Target sasaran peserta didik yang jelas akan memberikan gambaran yang jelas pula dalam menyusun program-program pendidikan yang handal.
2)   Dengan jelasnya target calon peserta didik akan berdampak pada semakin jelasnya sistem pemasaran yang tepat guna untuk lembaga pendidikan yang kita kembangkan.
3)   Serta yang paling penting adalah kejelasan calon peserta didik akan membuat lembaga merancang tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tentunya lebih profesional di bidang masing-masing.

d.        Manajemen Mutu
Lembaga pendidikan yang berbasis Boarding school, memadukan kurikulum kepesantrenan dengan harapan santrinya menguasai Ilmu agama dan mempunyai hafalan al-Qur’an, dengan kurikulum nasional dengan harapan santrinya diakhir jenjang pendidikan akan lulus dalam ujian UN yang diadakan Negara. Selain itu, kurikulum internasional yang ada di lembaga ini, karena lembaga berskala Internasional maka harus ada kurikulum yang berskala internasional, yaitu Kurikulum Coumbrige, maka lulusan dari sekolah ini akan memiliki piagam Coumbrige juga.
Perpaduan beberapa model kurikulum ini mengharuskan pengaturan waktu yang sangat efisien dan memerlukan tenaga yang banyak juga sehingga pada pelaksanaanya tidak terjadi ketimpangan antara harapan dan kenyataam maka dibuatlah sistem manajemen yang baik serta terkontrol melalui teknologi yang tepat pula, tetapi dengan sistem itu ada beberapa yang terkurangi porsinya dalam kurikulum nasional sendiri seperti pengurangan waktu mata pelajaran tertentu.
Sebagai bahan pembelajaran dalam rihlah ilmiah di lembaga ini sebagai berikut:
1)   Susunlah rencana kurikulum yang sesuai dengan obyek pendidikan dan kebutuhan peserta didik sesuai dengan kalangannya sehingga bisa dikembangkan dalam visi dan misi lembaga
2)   Kejelasan kurikulum akan memberikan identitas khusus bagi lembaga kita, dan merupakan bahan pertimbangan bagi para orang tua yang ingin mencari mencari lembaga pendidikan yang sesuai keinginan mereka.
3)   Tersusunnya kurikulum yang handal akan menghasilkan pula out put yang bagus bahkan bisa menjadi out came








2.      Al-Izzah Islamic Boarding School  (IIBS) Batu
a.     Latar belakang berdirinya
Rihlah ilmiah ke pesantren ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2016 Pukul 08.00 sampai menjelang sholat Ashar dan bertepatan saat itu hujan turun, menurut kami adalah keberkahan dari Allah swt. Yang dipimpin langsung Oleh Ust. Ali Imran beliau merupakan Pendiri, pembina sekaligus pengasuh.
Pesantren ini berdiri bermula dari adanya keresahan dari beliau sebab lokasi berdirinya pesantren itu merupakan lahan yang hampir dimiliki oleh non muslim untuk dijadikan lahan pabrik sehingga bisa berakibat pada masyarakat setempat, pendidikan akan menjadi nomer dua sehingga adanya perkumpulan dengan teman-teman beliau dari berbagai perguruan tinggi salah satunya adalah dari Universitas Brawijaya, ITN, Unair dan lain-lain. mereka selalu membahas tentang masalah di tempat tersebut sehingga Ust. Imran berfikir harus ada yang memulainya.
Modal pertama adalah keberanian sebab beliau memulai dengan modal niat ikhlas ketika ingin membangun pesantren ini. Bahkan brosur pertama yang ditampilkan adalah berlatar foto istri yang memakai pakaian seragam sekolah, inilah yang unik sebagai seorang istri yang selalu mendampingi suami bagaimana pun keadaan suami. Juga pernah hampir pesantren ini tutup karena kekurangan dana sebab masih sedikit orang tua yang percaya akan sekolah yang dirintisnya ini. Sehingga beliau punya alternatif kedua jika sekolah ini bubar maka beliau akan ke malaysia untuk hijrah sebagai jalan terakhir.
Pertolongan Allah memang sangat dekat, dibalik kesusahan pasti ada kemudahan sehingga semua permasalahan keuangan bisa teratasi dengan baik sampai saat ini pesantren ini berkembang dengan baik walau masih dimulai dengan menerima santriwati dan belum membuka untuk santri laki-laki. Tapi karena sudah dikenal di daerah batu ini bahkan sudah menasional sehingga santriwatinya berasal dari berbagai daerah.
Pesantren ini bertujuan mendidik dan menggembleng  para santriwati agar menjadi generasi yang bertaqwa, cerdas dan mandiri. Di dalamnya terdapat dua unit pendidikan yaitu SMP dan SMA yang memadukan kurikulum lokal, nasional dan  kurikulum internasional. Lulusan yang diharapkan adalah cerdas dari segi intelektual, juga dari segi spiritual yang dibuktikan dengan harus adanya hafalan Al-Qur’an yang harus dicapai bagi setiap jenjang pendidikan.
b.    Visi dan Misi
Pesantren memiliki visi-misi yang sangat mulia yakni menyelenggarakan pendidikan dengan sistem integral yang memadukan aspek intelektual, mental, sepiritual dan life skill, sehingga dapat melahirkan generasi muslimah yang bertakwa, cerdas dan mandiri, tuturnnya..
Untuk mewujudkan itu semua Ustadz Ali Imran telah melakukan sistem manajemen yang sesuai dengan perkembangan zaman dengan memakai teknologi yang memadai Misalnya saja beliau terus memantau setiap kagiatan para guru disekolah dan guru-guru harus menyiapkan seperangkat pembelajarn untuk esok hari sebelum pulang sehingga agenda untuk besok telah terjadwal dengan rapi melalui aplikasi khusus yang terintegrasi dengan alat komunikasi beliau. Semua laporan kegiatan harian dan rencana kegiatan para guru esok hari sudah terekam dengan baik melalu Hanphone yang ada di tangan beliau.
Beliau juga mengemukakan selain mampu bersaing dalam skala internasional, secara kepribadian para santriwati harus mampu melalui uji kompetensi delapan aspek kepribdian, yakni kejujuran, tanggung jawab, amanah, kepercayaan diri,  kepedulian, kerjasama, kemandirian, dan pengendalian diri.
Para santriwati pun dibina agar mampu menghasilkan karya sesuai bakat dan minat mereka. Agar dapat mencetak lulusan yang berkualitas tinggi, beliau selalu mensosialisasikan dan menerapkan proses pendidikan islam seperti yang di contohkan oleh Rasulullah SAW, yang mengenalkan masalah kehidupan dan mengajarkan cara menyelesaikan  permasalahan tersebut.
c.    Kurikulum
Adapun sistem pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran yang mengacu pada Active learning yang berbasis pada kompetensi santri dengan model sistem semi moving class, menurut Ustadz Bahtiar. Pesantren ini menawarkan fasilitas belajar yang sangat refresentatif bagi santriwatinya dengan fasilitas berupa kelas terbuka bernuangsa alami karena berada di dekat pegunungan, Saung Al Qur`an dan kelas seperti di sekolah lainya hanya berbeda dari segi pengelolaan dalam kelas itu.
Menurut ust. Ali Imran selaku pengasuh di pesantren ini kelas terbuka di tengah-tengah pegunungan merupakan fasilitas yang alami karena bukit yang menghijau sangat kondusif bagi peserta didik untuk lebih menyerap dan memahami materi yang disajikan oleh guru pembimbingnya. Mereka pun bisa belajar lebih kreatif dalam mengembangkan materi yang dipelajari sendiri.  
Ada juga fasilitas yang diberi nama Saung Al Qur`an, yang berguna untuk tempat halaqoh, sehingga santriwati lebih memahami, menghayati dan mengamalkan kandungan Al Qur`an dengan baik dan terasa nikmat karena tempat yang fleksibel dan jauh dari kebisingan lalu lintas sebab jaraka dari jalan raya kurang lebih jarak tempuh setengah jam-an.
Karakter santri dibangun berdasarkan Al-Qur’an, hal itu merupakan kebahagiaan yang tak ternilai, menurut ust. Ali Imran, karena ketika seorang anak telah berprilaku sesuai dengan ketentuan dari Al-Qur’an dan as-Sunnah maka anak tersebut akan menjadi pribadi muslimah yang baik serta kelak akan menjadi perempuan-perempuan yang menyerupai Siti khadijah dan lainnya.
Beliau juga meramu dan menawarkan kurikulum terpadu dengan pengembangan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Bahasa arab diajarkan agar para santri memahami isi kandungan teks Al Qur`an, hadis nabi dan doa-doa. Sedangkan Bahasa Inggris untuk menopang ketrampilan siswa dalam berinteraksi dengan sains teknologi di era  modern ini.
d.   Pesan dari Ust. Ali Imran
Ketika beliau masih dalam proses perkuliahan seperti kita ini, beliau memaparkan yang terpenting adalah memiliki niat yang benar ketika menuntut ilmu, yaitu untuk manivestasi iman. Bukan karena untuk ladang bisnis semata serta mencari keuntungan. kehidupan jangan pernah berhenti hanya karena kekurangan materi tapi selalu lah menjadi orang yang berguna maka kita akan menjadi penggerak di masyarakat untuk selalu membumikan isi dari ajaran-ajaran Rasulullah baik dari al-Qur’an maupun As-Sunnah.
Mendirikan lembaga seperti pesantren itu tidaklah mudah karena memerlukan visi-misi yang kuat sebab perjalanannya akan mendapatkan banyak permasalahan sehingga perlunya kesiapan sejak ini untuk mencarikan solusi-solusi terbaik dalam menyelesaikannya. Contoh kecilnya adalah memanaj keuangan dengan baik, antara pengeluaran dan pendapatan harus singkron dan kalau bisa pendapatan lebih baik dari pada pengeluaran itulah teori umum dalam keberlangsungan suatu lembaga yang terus maju dan berkembang.

3.      KH. Bashori Alwi – Singosari Malang (Pesantren Ilmu Al-Qur’an: PIQ)
Rihlah ilmiah ke Pesantren ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 27 Maret 2016 Pukul 08.00 sampai Menjelang Ashar juga. Kemudian menyempatkan diri untuk ke kediaman KH. Tolhah Hasan akan tetapi beliau berhalangan saat ini jadi terpaksa kami kembali lagi ke tempat masing-masing.
Beliau yang merupakan pendiri sekaligus pengasuh, benar-benar istiqamah dalam menggali dan menjungjung tinggi ilmu al-Qur’an sebab sejak kecil beliau sudah diajarkan dan dipahamkan tentang al-Qur’an mulai dari segi bacaannya sampai kepada pemahaman isi kandungannya. Juga karena basic keluarga yang menggeluti al-Qur’an.
Sehingga beliau sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan al-Qur’an, oleh karena itu ketika kami rihlah ilmiah ke pesantren beliau kami sempat mendapatkan petuah-petuahnya yang disampaikan di dalam ruangan khsusus beliau ketika menyambut tamu sebagai berikut:
a.         Kemu’jizatan serta Keistimewaan al-Qur’an mewajibkan bagi kita sebai umat Islam untuk menjaga, merawat dan menggali isi kandungannya dengan sungguh-sungguh dengan cara mempelajari, mengajarkan kepada yang lainnya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.        Saat mendengar ada yang salah dalam membaca al-Qur’an padahal kita mengetahui kesalahan itu maka wajib untuk memberitahukan kebenarannya dan tidak acuh tak acuh atas permasalahan kecil tapi bisa berdampak besar nantinya.
c.         Melihat fenoma sosial banyak di antaranya Imam-imam Masjid yang kurang memperhatikan bacaan al-Qur’an sehingga terdapat banyak kesalahan baik yang Ja>li (kesalahan besar) maupun yang Sirri (kesalahan ringan). Maka harus menjaga sampai hal terkecil pun dalam bacaan al-Qur’an tersebut supaya terbiasa akan hal itu dan tidak meremehkannya, karena kesalahan kecil yang diremehkan lagi-lagi akan berdampak fatal menurut belaiu.
d.        Calon Kader Ulama harus serius menjaga, merawat dan menggali al-Qur’an itu dengan baik mulai dari bacaan yang baik sampai pada pengajarannya dan pemgamalannya.
4.         Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Pacet (Mojokerto)
a.         Sejarah Berdirinya
Rihlah ilmiah ke Pondok Pesantren Riyadhul Jannah dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari sabtu dan minggu tanggal 2 dan 3 April 2016 karena sempat nginap satu malam, yang dipimpin langsung oleh beliau KH.Mahfudz Syaubari MA.
Pesantren di Pacet ini berdiri di atas tanah sendiri yang bertempat di Jalan Hayam Wuruk No. 22 Pacet Mojokerto, tepatnya disalah satu kawasan wisata Ubalan dan Permandian Air Panas.
Pondok Pesantren Riyadul Jannah berdiri dari keinginan tokoh-tokoh masyarakat Pacet untuk hadirnya lembaga pesantren sebagai wadah pendidikan agama di daerah tersebut, sekaligus sebagai benteng dari pengaruh-pengaruh  negatif wisatawan serta kristenisasi yang sangat kuat pada waktu itu, karena daerah Pacet merupakan salah satu wilayah basis kristiani.
Pada tahun 1985 KH. Mahfudz Syaubari MA, yang sebelumnya beliau telah mengajar di berbagai Pondok Pesantren di luar Jawa diminta untuk mendirikan Pondok Pesantren yang bertempat di salah satu rumah tokoh masyarakat Pacet, dan pesantren tersebut diberi nama Darussalam hingga berdirilah dua lokasi baru di sekitar Masjid Al-Hidayah Pacet pada tahun 1987.
Beliau memiliki seorang guru yaitu Dr. As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki mengadakan kunjungan ke pesantren tersebut dan menyarankan beliau untuk mencari tempat yang lebih representative bagi sebuah pesantren. Akan tetapi pada tahun 1990 barulah terealisasikan instruksi tersebut dengan pembelian tanah yang menjadi lokasi pesantren sekarang yang merupakan hasil dari keringat sendiri dengan bekerja dan mengadakan kerja sama dengan pihak yang menguntungkan bukan dari hasil menyebarkan proposal ke mana-mana.
Sehingga dimulailah pembangunan pesantren baru yang diberi nama Riyadul Jannah, atas usulan dari guru besar belaiu yaitu Dr. As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Akhirnya tahun demi tahun berkembanglah pesantren tersebut menjadi pesantren yang besar walaupun selalu mendapatkan berbagai macam rintangan dan halangan tapi tidak mengecilkan tekad dan perjuangam belaiu beserta keluarga untuk mewujudkan tujuan muliahnya ini.

b.        Visi dan Misi Pesantren
1)      Visi
Menjadikan Santri Yang Berprestasi, Berbudaya, Dan Berinovasi Serta Berwatak Religius dan Berjiwa Nasionalis
2)      Misi:
a)        Menciptakan budaya santun
b)        Menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
c)        Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
d)       Meningkatkan kedisiplinan
e)        Menanamkan jiwa kemandirian.
3)        Sarana dan Prasarana
Adapun Proses pembelajaran yang baik tidak bisa lepas dari adanya sarana dan prasarana yang mendukung, karena keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana juga menjadi salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Pondok Pesantren Riyadhul Jannah sebagai lembaga memiliki seperangkat sarana dan prasarana yang memadai, dan biasa digunakan untuk aktivitas pesantren, baik berupa aktivitas keagamaan, kependidikan, kewirausahaan maupun kemasyarakatan.
Adapun mengenai sarana dan prasarana Pondok Pesantren Riyadhul Jannah pada saat ini yaitu:
a)      Musholla (2 Buah)
b)      Kamar Santri (60 Kamar)
c)      Kantor Pondok (2 Buah)
d)     Ruang Tamu (5 Buah)
e)      Aula (3 Buah)
f)       Gedung Diniyyah (15 Buah)
g)      Perpustakaan (5 Buah)
h)      Komputer (6 Buah)
i)        Kamar mandi (36 Buah)
j)        WC atau Toilet (36 Buah)
Walaupun tersedianya fasilitas yang cukup bagi santri/santriwati berkisaran 300-an itu, ternyata dari segi kebersihan dan kenyamanan ruang pembelajaran menurut penulis masih kurang bagus karena memang tujuan utama pengelola adalah menjadikan santri/santriwati itu mandiri dan bekerja keras sehingga mereka tidak dimanjakan dengan fasilitas mewah khusus untuk tempat tinggal mereka.
Akan tetapi fasilitas mewah itu ditujukan bagi para tamu yang datang dengan disediakan penginapan gratis bagi para orang tua mereka yang datang dari jauh. Alasanyya adalah menyambut tamu itu adalah kewajiban bagi setiap umat Islam dalam menjalin persaudaraan.
4)        Kemandirian Santri Pondok Pesantren Riyadhul Jannah
Para santri/santriwati belajar jenis-jenis keterampilan praktis di pondok pesantren relatif dominan di pengaruhi oleh pandangan pengasuh yang merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Fasilitas dan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam pembelajaran ketrampilan santri berasal dari dalam dan luar pondok pesantren.
Pengelola menyusun dan melaksanakan program pembelajaran keamandirian memerlukan koordinasi dengan kyai, kepala sekolah di wilayah pesantren, dan pertimbangan beberapa hal. Seperti alokasi waktu, tempat, pembimbing belajar, sarana dan prasarana.
Jenis kegiatan pembinaan mental dan rohani sebagai berikut:
a)      Madrasah Diniyyah
b)      Seni baca al-Qur’an
c)      Halaqoh
d)     Hadroh al-Banjari
e)      Bahasa Arab
Tujuannya adalah untuk membekali peserta didik yang senantiasa takut kepada Allah baik ketika diawasi oleh pengasuh maupun tidak, serta menjungjung tinggi akhlak yang mulia di mana pun mereka berada.
5)        Sistem Pembinaan
Adapun sistem yang digunakan dalam pembinaan kemandirian di pesantren ini sebagai berikut:
a)      Setiap pekerjaan yang dibebankan kepada santri/santriwati dikerjakan dengan jalan musyawarah.
b)      Bagi pengasuh senangtiasa menanamkan dasar-dasar keagamaan dan mengajarkan keterampilan-keterampilan yang bisa dibuat sebagai bekal hidup agar kelak terbentuk kepribadian muslim/muslimah yang tangguh dan mandiri serta suka kerja keras.
c)      Santri/santriwati selalu diajarkan untuk bermanfaat bagi orang lain dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu di manapun mereka berada.
d)     Pengelola dan pengasuh selalu mengawasi terhadap pekerjaan dan  tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka.
e)      Para senior (sebagai pengurus tingkat santri) selalu mencari regenerasi terhadap adik-adiknya menurut bakat mereka masing-masing sebagai kaderisasi dalam semua elemen tugas dan pekerjaan sebagai santri/santriwati.
f)       Semua pekerjaan keterampilan seperti perikanan, kuliner, dan lainnya yang dipekerjakan adalah santri sendiri baik yang sekolah di situ atau yang selalu mengikuti pengajian rutinan 3 kali dalam seminggu oleh pengasuh.
g)      Santri dilarang membawa peralatan elektronik dan uang cas tapi mereka dibekali dengan uang kertas biasa seperti halnya tiket untuk belanja dan itupun hanya berlaku di kantin pesantren dalam bentuk mini market, untuk menghindari terjadinya pencurian sesama santri sebagai tindakan preventif.
6)        Metode Pemberian Motivasi Wirausaha
Metode pembinaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a)        Metode kerja langsung atau praktek
Dengan metode kerja langsung atau praktek digunakan dalam proses pemberian motivasi wirausaha untuk santri secara langsung. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada santri/santriwati agar bisa hidup mandiri ketika sudah terjun ke masyarakat.
Praktek wirausaha disini juga bertujuan untuk membantu mereka yang tidak mampu untuk membayar penuh di pondok ini, serta menunjang kegiatan usaha produktif. Semua itu dilakukan atas kemauan mereka sendiri tanpa pakasaan.
b)      Metode latihan
Adapun metode latihan yang digunakan para santri yang bertugas dalam latihan pendidikan sosial sehubungan dengan tugasnya masing-masing. Dengan melihat minat dan bakat mereka sehingga mereka termasuk profesional dalam melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.
7)      Pesan khusus Pengasuh untuk para santri penerima-beasiswa PKU se-Indonesia ini sebagai berikut:
a)        Setiap lembaga pendidikan akan mencetak santri/santriwati yang mandiri apabila lembaganya bisa mandiri dan berdiri sendiri, tanpa berharap kepada penyebaran proposal yang indikasinya adalah pengemis profesional (bahasa penulis). Sama halnya dengan kyainya, kita harus tetap bekerja dan mandiri untuk menghidupi diri sendiri, keluarga, dan lembaga pendidikan yang kita pimpin, sebagai motto tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.
b)        Kita sebagai khalifah yang disebut manusia yang merupakan makhluk material, makhluk sosial dan makhluk spiritual. Dengan demikian harus terjadi keseimbangan ketiganya supay mampu menjadi makhluk paling sempurna dibandingkan dengan yang lainnya.
c)        Sebagai lembaga pendidikan dan termasuk pesantren yang mandiri seyogyanya memberikan sumbangsih bukan justru meminta kepada lembaga negara atau swasta akan tetapi menjadi lembaga yang membantu negara ini.
d)       Jadilah orang yang tangguh dan pantang menyerah karena negara kita semakin hari semakin dijajah oleh pihak asing dengan berbagai cara mulai dari bidang politik, ekonomi, pendidikan bahkan sumber daya alam kita juga ikut digali dan dihabisi sedikit demi sedikit yang pada akhirnya negara ini akan dikuasai oleh mereka. Karena itulah wajib menjadi pribadi yang memberi bukan meminta dan menjadi orang-orang yang mengelola sumber daya kita dengan baik dan berkelanjutan.
e)        Jangan lupa niat yang baik untuk memuali segala sesuatu agar selalu mendapat ridho dan inayahnya dalam beraktivitas setiap harinya sehingga keberkahan yang di dapat bukan mala petaka.

5.         KH. Tholhah Hasan- Singosari Malang
Rihlah ilmiah ke kediaman beliau dilaksanakan pada hari Ahad tanggal 17 April 2016 pukul 08.00 sampai menjelang Ashar lagi di daerah Singosari. Waktu itu penulis mendapat cobaan yang lumayan berat karena ban motor bocor dua kali sebelum sampai ke kediaman beliau dan setelah sampai di sana, bahkan sampai sore saya berada di bengkel sekitaran Singosari, demi ilmu itu tidak ada apa-apanya.
Beliau termasuk salah satu guru besar Universitas Islam Malang (UNISMA) dan merupakan mantan Menteri Agama Era Kepemimpinan KH. Abdurrahman Wahid (Sapaan akrab belaiu: Gusdur).
a.         Konsisten adalah kunci sukses

Menurut beliau bahwa negara yang paling tidak aman di dunia itu adalah Negara Islam seperti Irak, Syiria, Afghanistan, Yaman dan Libia itu semua Negara Islam, di Indonesia yang punya istiqomah kerja adalah orang Madura. Dan santri yang paling istiqomah adalah santri Tahfidzul Qur’an, santri yang ingin sukses adalah santri yang harus memiliki amalan-amalan yang dilaksanakan secara istiqomah, kalau punya wiridan dibaca secara istiqomah tidak hanya pada waktu yang dibutuhkan saja tetapi kerjakanlah di saat Shalat Dhuha atau Shalat Tahajjud.
Sebagai suri teladan yang baik adalah Nabi Muhammad saw yang mewariskan keimanan dan keyakinan kepada kita umat muslim, jadi hendaklah jangan hanya berpegang pada teori barat tetapi selayaknya kita menanamkan keyakinan Ajaran Islam itu kepada peserta didik sebagai modal utama dalam berfikir, berbicara dan bertindak yang dilandaskan dengan al-Qur’an dan al-Hadith.
b.         Hal yang terpenting dalam Pendidikan
Agama Islam merupakan agama paripurna dan mempunyai sesuatu yang berbentuk fitrah, fitrah itu terdiri dari dua yaitu fitrah mukhallaqah dan fitrah munazzalah. Fitrah mukhallaqah itu adalah fitrah yang dibawa sejak lahir, memang sejak lahir itu sudah membawa fitrah kecenderungan untuk mencari Tuhan dalam al-Qur’an diceritakan pada saat manusia berada pada alam ruh, ditanya oleh Tuhan “Alastu Birabbikum” (bukan aku tuhan kalian)? lalu mereka menjawab “Qa>lu Bala> Syahidna>,” (Iya kami menyaksikannya).
Itu berarti fitrah mereka, tetapi mengapa di antara orang yang lahir yang sudah membuat komitmen dengan Tuhan tapi ternyata tidak bertuhan juga, jadi melanggar ketentuan Tuhan atau melanggar ajaran Tuhan, dalam sebuah hadith kan dijelaskan “Kullu Mauludin Yuladu ‘Alal Fitrah Fabawahu Yuhawwidanihi Au Ymajjisanihi”, itu bukan keturunan yang menyebabkan ia menjadi yahudi dan nasrani, tapi pendidikan lingkungan, keluarga, dan kondisi di keluarga ini yang memiliki masalah keturunan, yang orang fitrahnya bagus menjadi tidak bagus karena lingkungannya salah, karena itulah, Tuhan sayang kepada manusia walaupun Tuhan itu yang menciptakan, menjadikan standar masih baik atau tidak fitrah itu.
Tuhan membuat parameter yang lain yang disebut fitrah munazzalah, jadi saya berfikir pelajaran itu tidak ada hubungannya dengan kesarjanaan, sudah S3 ternyata masih belum jelas arah dan tujuannya itu menunjukkan bahwa istilah “problem solfing” yang terkadang dengan masalahnya sendiri dia tidak mengerti.
Kurang tanggapnya para sarjana kita itu karena kehilangan budaya intelektual, yaitu budaya membaca, budaya meneliti dan budaya menulis, orang itu mempunyai gelar apapun tetapi tidak memiliki budaya membaca meneliti dan menulis itu sulit bagi mereka memasuki dunia intelektualisme.
Sehingga hanya punya ijazah dan gelar tapi dia tidak bisa berfikir yang lebih luas karena input informasi yang mereka miliki tidak luas juga. generasi sekarang ini rata-rata malas belajar, salah satu diantara penyebabnya adalah kelemahan dalam mengerti Bahasa Asing lalu mengambil jalan pintas pada google, kalau sudah begini sudah punya sikap remeh asal mudah saja, maka akan sulit.
Kemudian kata beliau bahwa budaya intelektual ini harus dijadikan sebagai budaya yang membuming untuk seluruh umat Islam di dunia khsuusnya negara kita yang tercinta ini. Ulama-ulama terdahulu itu memiliki budaya intelektual, budaya intelektual itu tidak selalu diukur dengan gelar itu sebabnya ICMI itu ketika menyusun pengurus tidak ada yang menyebutkan gelar, karena yang dicari bukan gelarnya tetapi intelektual orang itu.
Bedanya intekektual dan akademisi itu adalah kalau akademisi belajarnya sampai tuntas dan mendapat gelar seperti S1, S2 Dan S3, itu adalah proses-proses yang sifatnya normative dan formalitas, belum tentu yang S2 itu lebih pinter dari yang S1, ada juga S1 yang sudah kelihatan lebih pinter dari pada yang S2 bahkan dari dosennya sendiri.
Budaya Intelektual itu sudah termaktub dalam al-Qur’an, kita itu termasuk ke dalam orang-orang yang al-Sam’u, al-Basharu dan al-Fuad. Tetapi kebanyakan kita memilih kelompok yang al-Sam’u, mendengar saja, kalu diajak ngaji dua jam itu tahan tapi kalau disuruh membaca yang membutuhkan suatu energi yaitu melihat itu setengah jam sudah mengantuk, apalagi yang al-Fuad yang merupakan refleksi-refleksi dari hal yang dua tadi, kalau al-Sam’u itu orang awam itu wajar tapi kalau sarjana itu sudah ketinggalan ayat tersebut diakhiri dengan Waqalilun Min Ibadiya al-Syaakur, yaitu tidak menggunakan ketiga nikmat yang sangat potensial itu.
Kata beliau bahwa saya membeli berbagai macam buku karena ingin membuat lingkungan anak-anak keluarga saya itu rajin membaca tidak hanya mendengar atau diceritakan oleh kakeknya saja tapi harus dibiasakan mulai dari kecil jadi harta saya yang saya wariskan kepada anak cucu saya adalah buku, ketia saya berumur 4 tahun ayah saya sudah meninggal ibu saya tidak pernah sekolah, dia bisa membaca tapi tidak bisa menulis jadi tidak mudah memperoleh buku itu pada zaman itu, tidak semudah sekarang kalau sekarang kalau tidak ada buku tinggal fotocopi karna sudah ada mesin fotocopi. Dari keterbatasan itu saya manfaatkan dengan baik dan berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh ilmu pengetahuan sehingga bisa menjadi seperti saat sekarang ini, dan kalian pun bisa seperti saya hanya persoalan waktu dan kesempatan.
c.         Factor Genetik terhadap pendidikan
Faktor gen ini memang kita akui mempunyai pengaruh tapi potensi gen itu tergantung pada situasinya kalau kebetulan gen itu bagus dan hidup ditengah-tengah situasi yang mendukung maka gen itu akan muncul tapi kalau gen itu bagus tapi situasinya tidak mendukung maka gen ini menjadi mandul, kalau kita lihat Nabi Muhammad itu sebenarnya gennya hebat tapi lingkungannya pada waktu itu kurang bagus akhirnya beliau mendapat kesusahan dalam memperoleh ilmu.
Kelebihan Nabi Muhammad itu kelihatan setelah menikah dengan Siti Khadijah, ada pendukung yang istimewa itu sebabnya kenapa beliau itu sering memuji kelebihan Siti Khadijah di depan semua istri-istrinya ketika Aisyah protes kepada Nabi tidak ada kah wanita selain wanita tua itu, bukankah Allah telah memberimu ganti yang lebih baik darinya? Nabi menjawab, tidak ada wanita yang dapat menggantikan kelebihannya, Khadijah telah beriman kepada saya ketika orang banyak mendustakan saya, dan mendukung saya ketika manusia lain menjauh dariku dan mendukung dengan harta untuk dakwahku.
Oleh karena itu, menjadi istri itu harus seperti Khadijah selain itu ada masalah biologis yang diberikan Khadijah kepada Nabi, Khadijah memberikan anak-anak atau keturunan dan istri-istri yang lain tidak ada yang memberikan seperti beliau, itu adalah suatu jawaban yang cerdas sekali oleh Rasulullah kepada Aisyah, setelah itu istri Nabi tidak ada lagi yang menggugat ketika Nabi Muhammad memuji kelebihan-kelebihan Khadijah karena mereka tidak bisa melakukan peran seperti yang dilakukannya.
Saat ini wanita-wanita kita itu sudah banyak mendapat fasilitas pendidikan yang memadai tapi yang ahli syariah itu jarang bahkan tidak ada, yang banyak itu dua yaitu ahli dakwah dan ceramah atau pinter ngomong, padahal kita membutuhkan dan mencari yang ahli syariah di pusat hanya ada satu yaitu Ibu Khuzaimah, dan dulu orang yang ahli syariah itu adalah bibinya gusdur yaitu putrinya Abah Hasyim Asy’ari. Maka kalian inilah sebagai wanita yang kebetulan ada 6 orang PKU yang perempuan sebagai calon-calon ahli syariah itu.
d.        Kriteria Ulama
Adapun kriteria ulama saat ini adalah, Pertama; mempunyai kedalaman dan keluasan ilmu. Kedua; mempunyai integritas moral sehingga akhlaknya itu dapat dijadikan teladan. Ketiga; harus dekat dengan masyarakat. Bedanya ulama kampus dan ulama pesantren adalah kalau ulama pesantren makin tambah alim makin tambah dekat dengan masyarakat tapi kalau ulama kampus makin tambah pinter maka, tambah jauh dari masyarakat dan dekat dengan birokrat. Keempat; ada suatu kepercayaan dari masyarakat sebagai seorang tokoh yang jadi panutan mereka dan ilmunya harus melebihi ilmu dari masyarakat itu sendiri.
Ulama itu harus memberi suri tauladan yang baik, karena itulah yang menjadi keberhasilan Nabi dalam berdakwah adalah Mau’idzoh diiringi dengan Uswatun hasanah, tapi sekarang ini hanya Mau’idzohnya dan Uswahnya tidak.
F.     Penutup
Dalam meningkatkan program mutu pendidikan Mahasiswa Pendidikan Kader Ulama UIN Malang tahun pelajaran 2015/2016 mengadakan rihlah ilmiah            ke beberapa Pesantren di antaranya; International Islamic Boarding School Tazkia, Al Izzah International Islamic Boarding School, KH. Bashori Alwi (Pesantren Ilmu al-Qur’an), Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, dan KH. Tholhah Hasan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola pesantren dengan melihat Sejarah berdirinya pesantren, visi-misi, tujuan dan seluk beluk adanya pesantren-pesantren itu hingga bertahan sampai saat ini.
Kegiatan rihlah ilmiah ini berjalan lancar penuh dengan kesungguhan yang di ikuti oleh Mahasiswa Pendidikan Kader Ulama UIN Malang tahun ajaran 2015-2017 serta atas bantuan dari masing-masing pengasuh pesantren yang kami kunjungi dengan informasi-informasi yang sangat bermanfaat bagi kami nantinya ketika pulang ke tanah air masing-masing untuk menjadi pengelola yang handal juga seperti mereka, semoga Allah selalu merahmati dan memberikan ganjaran pahala yang besar baginya. Amin ya rabbal alamin.
Adanya laporan kegiatan sebagai bahan diskusi bagi kita semua untuk lebih mendalami lagi seputar perkembangan pesantren yang ada di malang dan sekitarnya ini. Akan lebih baik kalau kegiatan seperti ini dilanjutkan ke skala yang lebih besar yaitu di lakukan kegiatan rihlah ilmiah ke pesantren se-Indonesia yang menjadi menonjol di daerah masing-masing.
Akhirnya rasa syukur dan terima kasih banyak atas semua pihak yang membantu dalam proses kegiatan ini sampai pada sesi pelaporan kegiatan, mudah-mudah kelak menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat kapan pun dan di mana pun kita berada.







G.    Lampiran-lampiran
Lampiran 1: International Islamic Boarding School Tazkiyah Malang
Description: Description: Description: Description: Description: D:\DSC_3058.JPGDescription: Description: Description: Description: Description: D:\DSC_3040.JPG




















Lampira 2: Internasional Islamic Boarding Scholl Al-Izzah Batu
Description: Description: Description: F:\Ponpes Al-Izzah\DSC01059.JPG

Description: Description: Description: F:\Ponpes Al-Izzah\DSC01011.JPG








Lampiran 3: Pondok Pesantren al-Qur’an(PIQ) Singosari-Malang (KH. Bashori Alwy)

Description: Description: Description: E:\Laporan Kegiatan Silaturrahim\Dokumentasi Kegiatan\KH Bashori Alwi 2.JPG
Description: Description: Description: E:\Laporan Kegiatan Silaturrahim\Dokumentasi Kegiatan\KH Bashori Alwi 1.JPG

Lampiran 4: Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Pacet-Mojokerto
Description: Description: Description: G:\IMG-20160407-WA0008.jpg
Description: Description: Description: G:\P_20160403_065259.jpg







Lampiran 5: Kediaman KH. Tolhah Hasan Singosari-Malang

Description: Description: Description: E:\Laporan Kegiatan Silaturrahim\Dokumentasi Kegiatan\KH Tholhah Hasan.JPG