PERENCANAAN EVALUASI
PROGRAM PENDIDIKAN PESANTREN
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah
Evaluasi Program Pondok Pesantren
Dosen Pengampu :
Dr. M. Fahim Tharaba, M.Pd
Abustan
Nim: 15750013
SEMESTER II
PROGRAM MAGISTER STUDI ILMU AGAMA ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015
– 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Membicarakan tentang evaluasi program pendidikan di
pesantren merupakan suatu hal yang sangat pendidikan karena akan memunculkan
program baru yang akan menjadi lebih baik lagi sehingga diperlukan menganalisis
apa saja yang menjadi kebutuhan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sana.
Banyak hal yang bisa dilakukan seperti memantau
kembali jalannya program yang sudah ada, memberikan penilaian kepada setiap
program yang sementara berjalan. Dengan demikian para evaluator akan melihat
program kedepan yang sesuai dengan kebutuhan saat itu, tapi bisa juga
mempertahankan program yang ada karena dinilai masih relevan dengan keadaan.
Banyak saat ini pesantren yang makin hari mengalami
penurunan kualitas dan kuantitas dari berbagai sisi baik itu dari pendidik maupun
tenaga kependidikan, disebabkan kurangnya evaluasi terhadap program-program
yang selama ini berjalan, bahkan program tersebut masih mengacu pada program
yang sudah lama sehingga tidak relevan lagi dengan masa sekarang seperti masih
menerapkan sistem pesantren yang klasik saja tanpa dipadukan dengan sistem
pesantren moderen.
Oleh karena itu, perlunya mengadakan evaluasi
program pendidikan di pesantren agar supaya kedepannya bisa menjalankan
pesantren tersebut dengan berdaya saing tinggi terhadap lembaga pendidikan
lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah perencanaan evaluasi program
pendidikan pesantren dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana menganalisis kebutuhan terhadap program
pendidikan di pesantren?
2. Bagaimana menyusun Proposal Evaluasi Program
Pendidikan di pesantren?
3. Bagaimana cara Membuat Alat atau Instrumen Evaluasi
Program Pendidikan di Pesantren?
C. Tujuan
Adapun Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis kebutuhan
terhadap program pendidikan di pesantren.
2. Mampu menyusun Proposal
Evaluasi Program Pendidikan di pesantren.
3.
Bisa
Membuat Alat atau Instrumen Evaluasi Program Pendidikan di Pesantren.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Terhadap Program Pendidikan di Pesantren
1. Pengertian analisis kebutuhan
Menurut
pendapat Roger Kaufman dan Fenwick W. English dalam bukunya Needs
Assessment, Concept, and Application, (1979) yang dikutip oleh Suharsimi
Arikunto mengungkapkan bahwa analisis kebutuhan tidak bisa jauh dari
pembicaraan mengenai sistem pendidikan secara keseluruhan sehingga pendapat
kedua ahli tersebut juga sama dengan yang dikemukakan oleh Stufflebeam yaitu
membicarakan tentang 4 unsur evaluasi seperti konteks, masukan, proses dan
produk atau hasil sehingga mengarah pada tema besar yaitu manajemen dan
kurikulum.[1]
Analisis
kebutuhan juga merupakan sarana atau alat yang konstruktif dan positif untuk
melakukan sebuah perubahan, yakni perubahan yang didasarkan atas logika yang
bersifat rasional sehingga kemudian perubahan ini menunjukkan upaya formal yang
sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara keluaran dengan dampak
yang diinginkan dengan sasarannya adalah siswa, kelas dan sekolah. Sehingga
menjadi prioritas dalam hal menyelesaikan masalah.
Dengan
menganalisis kebutuhan program pendidikan yang ada dipesantren, dapat dilihat
mana sistem pengajaran yang baik untuk semua peserta didik sebab mereka sangat
dekat dengan para pengajar ataupun muallim sehingga bisa melahirkan
berbagai macam model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Bahkan kurikulum pun
bisa ditambahkan seperti halnya kurikulum khusus yang mengarah pada
pembelajaran kitab-kitab klasik. Dengan memadukan kurikulum dari pemerintah
seperti halnya KTSP atau yang lainnya.[2]
2.
Peranan Analisis Kebutuhan Program Pendidikan
Membahas
tentang peranan berarti hampir sama dengan membicarakan tentang manfaat dari
analisis kebutuhan dan mengapa harus diadakan analisis kebutuhan. Di dalam
sistem pendidikan, prestasi belajar peserta didik merupakan tujuan, pendidikan
sendiri merupakan alat yang membantu peserta didik untuk bisa berguna di
lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. [3]
Analisis kebutuhan adalah alat yang konstruktif dan
positif untuk melakukan perubahan. Perubahan ke arah yang lebih baik dalam
menjalankan suatu program. Menurut suharsimi ada 3 langkah yaitu, Apa yang
diprogramkan?, Mengapa menjalankan program itu? Dan Bagaimana menjalankan
program itu?. Ketiga ini menjadi acuan dalam menjalankan peranan dari analisis
kebutuhan pada program pesantren tersebut.
Sebagai contoh program pendidikan di pesantren untuk
memberikan jawaban pada pertanyaan di atas sebagai analisis yaitu:
b.
Menjalankan
program ini agar supaya bisa menilai sejauh mana minat santri untuk masuk kelas
khusus tahfidz itu, mencari cara yang efisien untuk membangkitkan minat mereka
terhadap kelas khusus tahfidz, memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan
atau penyimpangan dalam kelas tahfidz tersebut. [5]
c.
Cara
menjalankan program tersebut adalah dengan melihat indikator pada poin 2 di
atas dengan cara menganalisis program yang sedang dievaluasi itu. Kalau mampu
memenuhi tujuan tersebut maka sudah merupakan langkah awal menjalankan program
tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses implementasi dengan memperhatikan
semua komponen yang ada. [6]
3. Langkah
Pelaksanaan Analisis Kebutuhan
Kita perlu merencanakan dan melaksanakan evaluasi secara
sistematis dengan cara (a) mengidentifikasi kebutuhan, (b) memilih strategi
yang tepat dari berbagai alternatif, (c) memonitor perubahan yang muncul, dan
(d) mengukur dampak dari perubahan tersebut. Mengevaluasi evaluasi berarti
bahwa evaluasi itu hendaknya memang harus dievaluasi (meta-evaluation).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
merencanakan suatu evaluasi, yaitu (1) menentukan tujuan evaluasi, merumuskan
masalah, (2) menentukan jenis data, (3) menentukan sampel evaluasi, (4) menentukan
model evaluasi sesuai dengan tujuan evaluasi, (5) menentukan alat evaluasi, (6)
merencanakan personal evaluasi, (7) merencanakan anggaran, dan (8) merencanakan
jadwal kegiatan.
Ada dua cara yang lazim dilakukan dalam melakukan analisis kebutuhan, yaitu
secara obyektif dan subyektif. Kedua cara tersebut dimulai dari identifikasi
lingkup tujuan penting dalam program, menentukan indikator dan cara pengukuran
tujuan-tujuan, menyusun kriteria (standar) untuk tiap-tiap indikator dan
membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria.[7] Ciri
khas dalam cara melakukan analisis kebutuhan secara subjektif adalah
mengumpulkan semua evaluator untuk bersama-sama menentukan skala prioritas
kebutuhan.
Selain dua cara tersebut evaluator dapat juga menggunakan gabungan dari
keduanya, yaitu sebagian menggunakan cara obyektif, sebagian yang lain
mernggunakan cara subyektif. Di samping itu, seorang evaluator dapat juga
menambahkan bahan lain yang diambil dari pihak laur dirinya. Yang dimaksud
dengan pihak luar diantaranya adalah kawan-kawan dekat atau anggota keluarga
lain dari responden yang diperkirakan pihak tersebut memang diperlukan dan data
yang diberikan dapat dipercaya.[8]
B. Menyusun Proposal Evaluasi
Program Pendidikan Pesantren
Evaluasi program pada dasarnya adalah penelitian
tetapi memilki ciri khusus. Menurut Cronbach (1982) dan Patton (1982) yang
dikutip oleh Suharsimi mengemukakan beberapa prinsip umum yang ada pada
evaluasi program sebagai berikut: [9]
a. Evaluasi Program adalah suatu seni
b. Evaluasi program tidak memiliki wewenang menentukan
hasil program
c. Evaluasi program adalah sebuah tim
d. Seluruh tim evaluator memiliki hak yang sama.
e. Rancangan evaluasi program bersifat fleksibel dan
dapat dimodifikasi
g. Aspek afektif dan psikomotorik serta kognitif harus
terpadukan.
h. Mengevaluasi program terfokus kepada seluruh proses
sampe hasil.
1. Pengertian dan Status Proposal
dalam Evaluasi Program
Proposal
adalah sebuah rencana kerja yang menggambarkan semua kegiatan yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi program. Adapun statusnya merupakan hal yang sangat
penting karena akan memberikan petunjuk yang jelas dalam kelancaran evaluasi
suatu program sehingga terarah dan tidak terjadi secara mendadak. Pembuat
proposal bisa berasal dari evaluator dalam dan luar seperti yang telah dibahas
pada makalah sebelumnya juga.[11]
2.
Cara Menyusun Bagian Pendahuluan
Pada
umumnya garis besar isi bagian pendahuluan adalah sebagai berikut: [12]
a.
Latar
Belakang Masalah
b.
Identifikasi
Masalah dan Pembatasan Masalah, Serta Pertanyaan Evaluasi
c.
Tujuan
Umum dan Tujuan Khusus
d.
Manfaat
Hasil Evaluasi
3.
Cara Menuliskan Bagian Metode Evaluasi Program
Metode
adalah kumpulan metode yang berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatannya pun merupakan penelitian jadi tidak jauh beda. Sehingga garis
besanya ada 4 hal yaitu sebagai berikut:
a.
Penentuan
Responden atau subjek sumber data;
b.
Metode
Pengumpulan Data[13];
c.
Penentuan
alat atau Instrumen [14];
dan
d.
Analisis
Data.
C. Membuat Alat atau Instrumen
Evaluasi Program
Instrumen merupakan hal yang sangat penting karena
semakin tinggi kualitas instrumen maka semakin tinggi pula hasil evaluasinya.
Ada 4 syarat bagi instrumen yang baik sebagai berikut:
1.
Valid
atau Tepat menilai apa yang akan dinilai;
2.
Reliabel,
dapat dipercaya data yang didapat atau bukan palsu
3.
Praktikebel,
instrumen yang praktis dan mudah digunakan
4.
Ekonomis,
tidak boros baik dari pendanaan waupun waktu yang digunakan
Menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang penting, karena
menjadi penentu dalam menghasilkan suatu produk evaluasi yang valid dan
terpercaya serta bisa diterima dengan baik. Jadi harus mengikuti prosedur dan
langkah-langkah yang tepat supaya menghasilkan hasil yang objektif.
Langkah-langkahnya sebagai berikut: [15]
1. Mengidentifikasi Komponen Program dan indikatornya;
2. Membuat kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber
data, metode pengumpulan data dan instrumen;
4. Menyusun kriteria Instrumen; dan
5. Menyusun pedoman pengerjaan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Dengan menganalisis kebutuhan program pendidikan
yang ada dipesantren, dapat dilihat mana sistem pengajaran yang baik untuk semua
peserta didik sebab mereka sangat dekat dengan para pengajar ataupun muallim
sehingga bisa melahirkan berbagai macam model pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan
2. Proposal adalah sebuah rencana kerja yang
menggambarkan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi
program. Adapun statusnya merupakan hal
yang sangat penting karena akan memberikan petunjuk yang jelas dalam kelancaran
evaluasi suatu program sehingga terarah dan tidak terjadi secara mendadak. Dan
disusun secara sistematis agar mudah dalam melangkah.
3. Menyusun instrumen
merupakan pekerjaan yang penting, jadi harus mengikuti prosedur dan
langkah-langkah yang tepat supaya menghasilkan hasil yang objektif
B. Saran
Mudah-mudahan dengan adanya
makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mendiskusikan mengenai
perencanaan dalam mengevaluasi program pendidikan di pesantren khsusunya dan
umumnya pada lembaga-lembaga tertentu sehingga kedepannya bisa memberi
kemudahan dalam mengelola suatu program pendidikan. Oleh karena itu, demi
kesempurnaan makalah saran dan masukannya sangat diharapkan untuk perbaikan ke
depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Evaluasi
Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
______________, Manajemen
Pengajaran: Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta, t.th.
Amti, Onisimus, Manajemen
Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung:
Alfabeta, 2011.
Alma, Buchari dan Hurriyati, Ratih, Manajemen
Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan: Fokus pada Mutu dan Layanan
Prima, Bandung: Alfabeta, 2008.
Hamalik, Oemar, Perencanaan
Pengajaran: Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003.
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan
Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010
Yakin, Nurul, “Studi Kasus Pola Manajemen Pondok Pesantren
Al-Raisiyah di Kota Mataram” Ulumuna Jurnal Studi keislaman, Volume 18
Nomor 1 (Juni 2014).
Yamin, Martinis dan Maisah, Manajemen
Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009.
[1] Suharsimi
Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.
71.
[2] Nurul Yakin, “Studi Kasus Pola Manajemen Pondok Pesantren
Al-Raisiyah di Kota Mataram” Ulumuna Jurnal Studi keislaman, Volume 18
Nomor 1 (Juni 2014), hlm. 199-218
[3] Suharsimi
Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 72.
[4] Salah satu
program pendidikan di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, Tahun 2013-2014..lihat
www.alikhlasujung.org. Diakses pada
07 Maret 2016.
[5] Dalam
kaitannya dengan tujuan evaluasi pada manajemen pendidikan. Lihat di Onisimus
Amti, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 62.
[6] Bisa melihat
dari segi seluk-beluk siswa (santri), profil guru tahfidz, kurikulum, sarana
dan prasarana, pengelolaan pesantren, dana dan kemitraan. Lihat Martinis Yamin
dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu
Pembelajaran, (Jambi: Gaung Persada Press, 2009), h.165-166.
[7] Diantara
keberhasilan suatu program adalah bagaimana tercapainya tujuan-tujuan yang
telah direncanakan. Lihat Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran: Berdasarkan
Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 63.
[8] Suharsimi
Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 75-77.
[9] Suharsimi
Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 78.
[10] Memperhatikan
semua unsur komponen yang terlibat dalam proses tersebut. Lihat Buchari Alma
dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan: Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 147.
[11] Lihat juga
Onisimus Amti, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi,
dan Implementasi, h. 62-63.
[12] Suharsimi
Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 82. Lihat juga Trianto, Pengantar
Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 248.
[13] Bisa memakai
angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan inventori.
[14] Merupakan
daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelum bertemu dengan responden atau
yang akan diwawancarai.
[15] Suharsimi
Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 92-104.
[16] Merupakan opsi
dalama penyusunan angket seperti Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju dan
Sangat Tidak Setuju dan model lain. Lihat juga Suharsimi Arikunto, Manajemen
Pengajaran: Secara Manusiawi, (jakarta: Rineka Cipta, t.th.), h. 82.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar