Apa Aja

Apa Aja

Rabu, 28 September 2016

PERENCANAAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN PESANTREN

PERENCANAAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN PESANTREN

Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Program Pondok Pesantren

Dosen Pengampu :
Dr. M. Fahim Tharaba, M.Pd

Description: D:\Mas Roy\logo uin.jpg






Abustan
Nim: 15750013

SEMESTER II
PROGRAM MAGISTER STUDI ILMU AGAMA ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015 – 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Membicarakan tentang evaluasi program pendidikan di pesantren merupakan suatu hal yang sangat pendidikan karena akan memunculkan program baru yang akan menjadi lebih baik lagi sehingga diperlukan menganalisis apa saja yang menjadi kebutuhan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sana.
Banyak hal yang bisa dilakukan seperti memantau kembali jalannya program yang sudah ada, memberikan penilaian kepada setiap program yang sementara berjalan. Dengan demikian para evaluator akan melihat program kedepan yang sesuai dengan kebutuhan saat itu, tapi bisa juga mempertahankan program yang ada karena dinilai masih relevan dengan keadaan.
Banyak saat ini pesantren yang makin hari mengalami penurunan kualitas dan kuantitas dari berbagai sisi baik itu dari pendidik maupun tenaga kependidikan, disebabkan kurangnya evaluasi terhadap program-program yang selama ini berjalan, bahkan program tersebut masih mengacu pada program yang sudah lama sehingga tidak relevan lagi dengan masa sekarang seperti masih menerapkan sistem pesantren yang klasik saja tanpa dipadukan dengan sistem pesantren moderen.
Oleh karena itu, perlunya mengadakan evaluasi program pendidikan di pesantren agar supaya kedepannya bisa menjalankan pesantren tersebut dengan berdaya saing tinggi terhadap lembaga pendidikan lainnya.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah perencanaan evaluasi program pendidikan pesantren dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Bagaimana menganalisis kebutuhan terhadap program pendidikan di pesantren?
2.      Bagaimana menyusun Proposal Evaluasi Program Pendidikan di pesantren?
3.      Bagaimana cara Membuat Alat atau Instrumen Evaluasi Program Pendidikan di Pesantren?
C.    Tujuan
Adapun Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menganalisis kebutuhan terhadap program pendidikan di pesantren.
2.      Mampu menyusun Proposal Evaluasi Program Pendidikan di pesantren.
3.      Bisa Membuat Alat atau Instrumen Evaluasi Program Pendidikan di Pesantren.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Analisis Kebutuhan Terhadap Program Pendidikan di Pesantren
1.      Pengertian analisis kebutuhan
Menurut pendapat Roger Kaufman dan Fenwick W. English dalam bukunya Needs Assessment, Concept, and Application, (1979) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa analisis kebutuhan tidak bisa jauh dari pembicaraan mengenai sistem pendidikan secara keseluruhan sehingga pendapat kedua ahli tersebut juga sama dengan yang dikemukakan oleh Stufflebeam yaitu membicarakan tentang 4 unsur evaluasi seperti konteks, masukan, proses dan produk atau hasil sehingga mengarah pada tema besar yaitu manajemen dan kurikulum.[1]
Analisis kebutuhan juga merupakan sarana atau alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan sebuah perubahan, yakni perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rasional sehingga kemudian perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara keluaran dengan dampak yang diinginkan dengan sasarannya adalah siswa, kelas dan sekolah. Sehingga menjadi prioritas dalam hal menyelesaikan masalah.
Dengan menganalisis kebutuhan program pendidikan yang ada dipesantren, dapat dilihat mana sistem pengajaran yang baik untuk semua peserta didik sebab mereka sangat dekat dengan para pengajar ataupun muallim sehingga bisa melahirkan berbagai macam model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Bahkan kurikulum pun bisa ditambahkan seperti halnya kurikulum khusus yang mengarah pada pembelajaran kitab-kitab klasik. Dengan memadukan kurikulum dari pemerintah seperti halnya KTSP atau yang lainnya.[2]
2.      Peranan Analisis Kebutuhan Program Pendidikan
Membahas tentang peranan berarti hampir sama dengan membicarakan tentang manfaat dari analisis kebutuhan dan mengapa harus diadakan analisis kebutuhan. Di dalam sistem pendidikan, prestasi belajar peserta didik merupakan tujuan, pendidikan sendiri merupakan alat yang membantu peserta didik untuk bisa berguna di lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. [3]
Analisis kebutuhan adalah alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan perubahan. Perubahan ke arah yang lebih baik dalam menjalankan suatu program. Menurut suharsimi ada 3 langkah yaitu, Apa yang diprogramkan?, Mengapa menjalankan program itu? Dan Bagaimana menjalankan program itu?. Ketiga ini menjadi acuan dalam menjalankan peranan dari analisis kebutuhan pada program pesantren tersebut.
Sebagai contoh program pendidikan di pesantren untuk memberikan jawaban pada pertanyaan di atas sebagai analisis yaitu:
a.       Nama Program “Peningkatan Minat Santri Masuk Kelas Khusus Tahfidz[4]
b.      Menjalankan program ini agar supaya bisa menilai sejauh mana minat santri untuk masuk kelas khusus tahfidz itu, mencari cara yang efisien untuk membangkitkan minat mereka terhadap kelas khusus tahfidz, memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan atau penyimpangan dalam kelas tahfidz tersebut. [5]
c.       Cara menjalankan program tersebut adalah dengan melihat indikator pada poin 2 di atas dengan cara menganalisis program yang sedang dievaluasi itu. Kalau mampu memenuhi tujuan tersebut maka sudah merupakan langkah awal menjalankan program tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses implementasi dengan memperhatikan semua komponen yang ada. [6]
3.      Langkah Pelaksanaan Analisis Kebutuhan
Kita perlu merencanakan dan melaksanakan evaluasi secara sistematis dengan cara (a) mengidentifikasi kebutuhan, (b) memilih strategi yang tepat dari berbagai alternatif, (c) memonitor perubahan yang muncul, dan (d) mengukur dampak dari perubahan tersebut. Mengevaluasi evaluasi berarti bahwa evaluasi itu hendaknya memang harus dievaluasi (meta-evaluation).

 Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan suatu evaluasi, yaitu (1) menentukan tujuan evaluasi, merumuskan masalah, (2) menentukan jenis data, (3) menentukan sampel evaluasi, (4) menentukan model evaluasi sesuai dengan tujuan evaluasi, (5) menentukan alat evaluasi, (6) merencanakan personal evaluasi, (7) merencanakan anggaran, dan (8) merencanakan jadwal kegiatan.
Ada dua cara yang lazim dilakukan dalam melakukan analisis kebutuhan, yaitu secara obyektif dan subyektif. Kedua cara tersebut dimulai dari identifikasi lingkup tujuan penting dalam program, menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan-tujuan, menyusun kriteria (standar) untuk tiap-tiap indikator dan membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria.[7] Ciri khas dalam cara melakukan analisis kebutuhan secara subjektif adalah mengumpulkan semua evaluator untuk bersama-sama menentukan skala prioritas kebutuhan.
Selain dua cara tersebut evaluator dapat juga menggunakan gabungan dari keduanya, yaitu sebagian menggunakan cara obyektif, sebagian yang lain mernggunakan cara subyektif. Di samping itu, seorang evaluator dapat juga menambahkan bahan lain yang diambil dari pihak laur dirinya. Yang dimaksud dengan pihak luar diantaranya adalah kawan-kawan dekat atau anggota keluarga lain dari responden yang diperkirakan pihak tersebut memang diperlukan dan data yang diberikan dapat dipercaya.[8]
B.     Menyusun Proposal Evaluasi Program Pendidikan Pesantren
Evaluasi program pada dasarnya adalah penelitian tetapi memilki ciri khusus. Menurut Cronbach (1982) dan Patton (1982) yang dikutip oleh Suharsimi mengemukakan beberapa prinsip umum yang ada pada evaluasi program sebagai berikut: [9]
a.       Evaluasi Program adalah suatu seni
b.      Evaluasi program tidak memiliki wewenang menentukan hasil program
c.       Evaluasi program adalah sebuah tim
d.      Seluruh tim evaluator memiliki hak yang sama.
e.       Rancangan evaluasi program bersifat fleksibel dan dapat dimodifikasi
f.       Sebuah program bukan hanya perlakuan tunggal tapi secara keseluruhan.[10]
g.      Aspek afektif dan psikomotorik serta kognitif harus terpadukan.
h.      Mengevaluasi program terfokus kepada seluruh proses sampe hasil.
1.      Pengertian dan Status Proposal dalam Evaluasi Program
Proposal adalah sebuah rencana kerja yang menggambarkan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi program.  Adapun statusnya merupakan hal yang sangat penting karena akan memberikan petunjuk yang jelas dalam kelancaran evaluasi suatu program sehingga terarah dan tidak terjadi secara mendadak. Pembuat proposal bisa berasal dari evaluator dalam dan luar seperti yang telah dibahas pada makalah sebelumnya juga.[11]
2.      Cara Menyusun Bagian Pendahuluan
Pada umumnya garis besar isi bagian pendahuluan adalah sebagai berikut: [12]
a.       Latar Belakang Masalah
b.      Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah, Serta Pertanyaan Evaluasi
c.       Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
d.      Manfaat Hasil Evaluasi
3.      Cara Menuliskan Bagian Metode Evaluasi Program
Metode adalah kumpulan metode yang berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatannya pun merupakan penelitian jadi tidak jauh beda. Sehingga garis besanya ada 4 hal yaitu sebagai berikut:
a.       Penentuan Responden atau subjek sumber data;
b.      Metode Pengumpulan Data[13];
c.       Penentuan alat atau Instrumen [14]; dan 
d.      Analisis Data.



C.    Membuat Alat atau Instrumen Evaluasi Program
Instrumen merupakan hal yang sangat penting karena semakin tinggi kualitas instrumen maka semakin tinggi pula hasil evaluasinya. Ada 4 syarat bagi instrumen yang baik sebagai berikut:
1.      Valid atau Tepat menilai apa yang akan dinilai;
2.      Reliabel, dapat dipercaya data yang didapat atau bukan palsu
3.      Praktikebel, instrumen yang praktis dan mudah digunakan
4.      Ekonomis, tidak boros baik dari pendanaan waupun waktu yang digunakan
Menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang penting, karena menjadi penentu dalam menghasilkan suatu produk evaluasi yang valid dan terpercaya serta bisa diterima dengan baik. Jadi harus mengikuti prosedur dan langkah-langkah yang tepat supaya menghasilkan hasil yang objektif.
Langkah-langkahnya sebagai berikut: [15]
1.      Mengidentifikasi Komponen Program dan indikatornya;
2.      Membuat kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber data, metode pengumpulan data dan instrumen;
3.      Menyusun Butir-butir Instrumen; [16]
4.      Menyusun kriteria Instrumen; dan
5.      Menyusun pedoman pengerjaan.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Dengan menganalisis kebutuhan program pendidikan yang ada dipesantren, dapat dilihat mana sistem pengajaran yang baik untuk semua peserta didik sebab mereka sangat dekat dengan para pengajar ataupun muallim sehingga bisa melahirkan berbagai macam model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
2.      Proposal adalah sebuah rencana kerja yang menggambarkan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi program.  Adapun statusnya merupakan hal yang sangat penting karena akan memberikan petunjuk yang jelas dalam kelancaran evaluasi suatu program sehingga terarah dan tidak terjadi secara mendadak. Dan disusun secara sistematis agar mudah dalam melangkah.
3.      Menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang penting, jadi harus mengikuti prosedur dan langkah-langkah yang tepat supaya menghasilkan hasil yang objektif

B.     Saran
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mendiskusikan mengenai perencanaan dalam mengevaluasi program pendidikan di pesantren khsusunya dan umumnya pada lembaga-lembaga tertentu sehingga kedepannya bisa memberi kemudahan dalam mengelola suatu program pendidikan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan makalah saran dan masukannya sangat diharapkan untuk perbaikan ke depannya. 







DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
______________, Manajemen Pengajaran: Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta, t.th.

Amti, Onisimus, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2011.

Alma, Buchari dan Hurriyati, Ratih, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan: Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, Bandung: Alfabeta, 2008.

Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran: Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003.

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010
www.alikhlasujung.org. Diakses pada 07 Maret 2016.
Yakin, Nurul, “Studi Kasus Pola Manajemen Pondok Pesantren Al-Raisiyah di Kota Mataram” Ulumuna Jurnal Studi keislaman, Volume 18 Nomor 1 (Juni 2014).
Yamin, Martinis dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.







[1] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 71.
[2] Nurul Yakin, “Studi Kasus Pola Manajemen Pondok Pesantren Al-Raisiyah di Kota Mataram” Ulumuna Jurnal Studi keislaman, Volume 18 Nomor 1 (Juni 2014), hlm. 199-218
[3] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 72.
[4] Salah satu program pendidikan di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, Tahun 2013-2014..lihat www.alikhlasujung.org. Diakses pada 07 Maret 2016.
[5] Dalam kaitannya dengan tujuan evaluasi pada manajemen pendidikan. Lihat di Onisimus Amti, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 62.
[6] Bisa melihat dari segi seluk-beluk siswa (santri), profil guru tahfidz, kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan pesantren, dana dan kemitraan. Lihat Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, (Jambi: Gaung Persada Press, 2009), h.165-166.
[7] Diantara keberhasilan suatu program adalah bagaimana tercapainya tujuan-tujuan yang telah direncanakan. Lihat Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran: Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 63.
[8] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 75-77.
[9] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 78.
[10] Memperhatikan semua unsur komponen yang terlibat dalam proses tersebut. Lihat Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan: Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008),  h. 147.
[11] Lihat juga Onisimus Amti, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, h. 62-63.
[12] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 82. Lihat juga Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 248.
[13] Bisa memakai angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan inventori.
[14] Merupakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelum bertemu dengan responden atau yang akan diwawancarai.
[15] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 92-104.
[16] Merupakan opsi dalama penyusunan angket seperti Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju dan Sangat Tidak Setuju dan model lain. Lihat juga Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran: Secara Manusiawi, (jakarta: Rineka Cipta, t.th.), h. 82.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar