Apa Aja

Apa Aja

Selasa, 26 April 2016

Bangkit untuk masa Depan

Hembusan angin begitu menusuk, tak jarang orang pada menggigil karenanya. begitupun dengan yang menulis ini. Tapi itu semua hanyalah sementara seperti ketika makan cabe, pedesnya hanya sesaat. 

Kunci dari segala permasalahan adalah semangat yang tinggi, dengan semangat itu akan melahirkan suatu solusi dan senjata yang tajam... ibaratnya lhoooo.... jadi sangat disayangkan ketika ada orang yang punya masalah tapi tidak merasa menemukan solusi.. itu salah sebab masalah muncul karena ada solusi.. yakinlah itu... belakangan kita berbicara masalah campur tangan Tuhan. Sebab Dia Maha Tahu Segalanya . 

Oleh karena itu, don't worry be happy!!!!!!!!!!..... tinggal sekarang ini bagaimana kita mampu memenej waktu dalam menyelesaikan masalah sedikit demi sedikit karena kalau tidak akan menjadi "bukit"...

Wahai para pecinta perdamaain... damaikanlah selalu hatimu, karena itu akan membawa pada solusi awal dalam memecahkan masalah....

Kata "BANGKIT" itu lebih identik dengan orang yang telah terpuruk dari masalah tapi di sini kita berbicara semua hal.. entah itu sudah terpuruk atau belum serta yang masih selalu semangat.... tidak ada kata kalah dalam segala hal... sebab seseorang yang kalah itu biasanya sebelum bertarung dia sudah kalah duluan.....makanya kekalahan yang lebih dulu menyapa dibanding kemenangan...

Hampir setiap hari kita selalu diajak untuk menang bahkan sampai 5 x dalam sehari............ dengan panggilan

Mariiii Menuju Kemenangan..............!!! Mariii Menuju kemenangan.....!!!
nahhh... jelas    kan ..... kita itu selalu kalah sebelum bertarung. maka dari itu.... bangkitlah untuk menuju masa depan yang lebih cerah dan mencerahkan.....

ditulis pas ketika.. liat laptop teman lagi nganggur.. ya udh dimanfaatin media yang ada.. prinsip ilmu ekonomi. eheheheheh wkwkwk. 27/04/16 bersama teman2 disekitar ada: KH. Wathoni, KH. Muh. Surur Ibrahim, KH. Nur Hidayah, KH. Agus Setiawan, KH. Iwan Rizwan... Amin.. Mereka adalah Calon Kiyai besar Insy. Allah.... oh iyyyyaaa... ada yg lupa yang punya laptop lagi Istirahat alias tidur... KH. Roi Atiq... dan dia juga ahli dalam bisnis sambilan...

Minggu, 24 April 2016

“TOLONG MENOLONG DALAM KEBAIKAN”


Manusia memang suka terhadap sesuatu yang membuatnya untung, tapi sedikit yang mau berbuat dengan tanpa mengharap imbalan karena kenapa?... itulah yang dikatakan manusiawi versi seperti itu. Sebenarnya versi ke dua adalah manusiawi juga, yaitu seseorang itu mau menolong tanpa mengharap apa-apa karena berfikir bahwa tiada balasan yang lebih baik kecuali balasan dari Sang Maha Memberi Balasan.
Sendainya di dunia ini sudah dibudayakan gotong-royong dalam kebaikan dan taqwa maka yang terjadi adalah kedamaian dan persahabat bukan permusuhan dan timbulnya banyak masalah. Kata-kata ini hanya pengandaian yang kemudian juga punya jawaban andaikan. Sulit mungkin seperti itu tapi kalau mau usaha broooooo... insya Allah bisa meskipun mendekati sedikit... minimal lah 40%.
Pengalaman pribadi lagi ini, dibalik dari memberi bantuan tanpa mengharapkan apa-apa dari yang dibantu itu sungguh luar biasa feadback dari Sang Maha Pemberi Rezki, ada saja jalan yang jalan itu tidak diketehui sebab-musabbabnya keluarnya rezki, sehingga saya berkesimpulan balasan yang terbaik adalah balasan dari Sang Maha Pemberi Balasan itu sendiri.
Hai guys... saudara seagama, suadara se-tanah air dan saudara se-Adam-an... marilah kita perbanyak tolong menolong dalam kebaikan dan perdamaian sebab itu akan menjaga dunia ini masih jauh dari kata-kata “KIAMAT”.

25/04/2016.... pas setelah ngerjain tugas makalah Ushul Fiqh dan Qawaid fiqhiyyah.. gak nyambung yah tugas yang sudah dikerjakan....

Kamis, 21 April 2016

Ikhlas membawa Rezki

Pagi begitu tenang, dedaunan seakan menyapa akan kabar tempatnya berpijak, matahari sedang membangunkan serta buku selalu menemani sepanjang masa kehidupan ini.

Menjadi orang yang rela mengerjakan apapun tanpa ada unsur paksaan yang signifikan maka dia akan terlatih menjadi orang berjiwa besar, bukan hanya itu setiap tindakannya akan bernilai dimata Allah apalagi kaca mata manusia, sehingga perlunya mengambil sifat itu untuk ditanamkan dalam pikiran dan perbuatan dan tetap berlandaskan pada hati yang jernih dan suci.

Dengan demikian, akan membawa banyak manfaat di dunia dan di akhirat, di dunia misalkan dapat dilihat oleh orang kemudian dalam dirinya timbul pikiran bahwa orang ikhlas seperti ini tidak rugi ketika kita memberi pertolongan kepadanya karena keikhlasannya itu juga tidak memberatkan kita dalam hal meminta tolong kepadanya.

Ada sedikit ibrah dari pengalaman pribadi saya akhir-akhir ini, yaitu selalu membantu teman dalam menyimakkan hafalannya walaupun saya bukan hafidz tapi memakai mushaf tertulis hampir setiap hari dan saya laksanakan dengan sepenuh hati dan tidak mengharapkan apa-apa semata hanya karena Pemilik Ayat-ayat itu, kenyataannya hampir setiap hari rezki yang diduga-duga selalu datang menghampiri dan sesuai dengan yang saya butuhkan saat itu juga.

Masya Allah Na'am,,.. luar biasa dan fantastik dan amazing....

Rezki yang datang itu hampir sepenuhnya dari si hafidz teman saya itu beliau bernama al-Hafidz TGKH. Ahmad Wathoni, S.Pd.I, M.Ag  (masih proses master sih). Muadah-mudahan Allah selalu memberinya keistiqomahan dalam menjaga hafalannya dan tetap berasa lindungan-Nya di mana pun dan kapan pun dia berada.

Di dalam perpus ditulis sambil mata keliatan drop solnya tadi malam kurang tidur karena memikirkan tugas bukan ngerjain tugas yah... semangat selalu wahai generasi muda jangan sampai di masa tua sudah tidak berbuat apa-apa. jadi sekarang ayo mulai bergerak.............................22/04/2016

Rabu, 20 April 2016

Membaca Kisah

Pagi cerah dan mencerahkan hati seluruh manusia yang bersyukur atasnya, tidak ada kata selain itu sebab manusia hanyalah makhluk yang senantiasa menerima dari-Nya. Apa daya dan upaya hanya kepada-Nya lah kita meminta dan mengadukan permohonan, semoga saat ini kita senangtiasa berada di jalan kebaikan dan kebenaran serta selalu memanjatkan syukur di mana pun dan kapan pun.

Kebetulan pasca subuh tadi sempat membuka lemari yang berisikan beberapa buku yang telah dipinjam oleh teman an. Ahmad Amrullah, dia sosok temen yang tidak banyak tanya kalau diajak untuk kemana-mana bahkan saya rasa dia seorang yang penuh jiwa keikhlasan dalam setiap harinya tanpa menanyakan kenapa saya melakukan ini itu. Pas di perpus kemarin sempet minta tolong dipinjamkan sebuah buku tapi ternyata saya melihat buku yang lain dan menarik menurut saya yaitu buku tentang kisah-kisah para Nabi.

Akhirnya saya sekalian minjam buku 2 satunya lagi tentang Mengingat Kematian yang dibuat dalam bentuk ensiklopedi karya dari Imam Al-Qurtubi edisi terjemahan.. ya ma'lumlah masih proses belajar bahasa dunia-akhirat alias bahasa arab, soalnya dulunya lebih sering makai bahasa Inggris jadi gitu deh...

Dalam Buku itu yang sempat penulis baca tadi pagi adalah sebagai berikut:


  1. Penciptaan bumi ini semata-mata diperuntukkan untuk manusia sebagai khalifah walaupun sebenarnya makhluk Allah yang telah menanyakan kepada-Nya seputar ciptaan-Nya ini karena khawatir nantinya yang diciptakan hanyalah seorang perusak bukan justru sebagai khalifah karena itulah, terjadi dialog yang sangat penting antara Allah dan Malaikat yang intinya tujuan apa manusia diciptakan kemudia malaikat mengerti bahwa tidak semuanya mereka bisa tau karena hanya Allah lah yang dapat mengetahui tentang rahasia dibalik penciptaan dunia ini.
  2. Ketika manusia telah diciptakan, sebagai Adam maka dianjurkanlah mereka semua untuk sujud kepadanya tapi ada satu makhluk yang enggan untuk itu yaitu Iblis. Dia merasa bahwa Allah tidak adil dalam hal ini karena Adam hanya diciptakan dari Tanah dan lumpur sedangkan Iblis diciptakan dari Api. Dalam benaknya dialah yang lebih mulia dibandingkan dengan Adam As. Melihat kejadian ini menandakan bahwa keburukan yang pertema yang dilakukan di dunia ini adalah Kesombongan dan keangkuhan karena merasa dirinya lebih mulia dibandingkan dengan yang lainnya. 
  3. Adanya orang pertama di dunia ini maka nabi Adam merasa tidak cukup sehingga diciptakanlah Hawa sebagai pendampingnya, itu merupakan fitrah manusia yang membutuhkan orang lain atau pasangan hidup, jadi yang belum nikah..........................nikahlah segera....... yayayayayyayaya sama sperti yang nulis ini juga belum menikah, tapi mudah-mudahan setelah nulis ini ada jalan untuk menikah dan diberikan kemudahan. 
  4. Ternyata Nabi Adam beserta Istrinya diberikan fasilitas yang sangat banyak oleh Allah di dalam syurga sehingga Iblis marah dan tambah iri  kemudian berniat untuk menggoda keduanya untuk melanggar larangan Allah berupa larangan memakan buah dari satu pohon yang bernama "Buah Khuldi" dengan berbagai cara karena memang sebelum Iblis dimurkai oleh Allah, dia telah mendapat dispensasi umur sampai hari kiamat untuk bertugas menggoda manusia supay ikut dengannya. Dengan demikan, Adam beserta istrinya tergoda yang berujung dikeluarkannya mereka ke dunian ini, tapi itupun setelah mereka bertaubat dan diterima taubatnya, kan Allah Maha Penerima Taubat. 
  5. Dunia telah diisi oleh Manusia ciptaan-Nya dengan segala keterbatasan yang ada, sebab sangat berbeda ketika Adam beserta istri masih syurga, pekerjaan yang biasanya sangat mudah menjadi sulit sebab harus bekerja keras dulu baru bisa mendapat rezki darinya. Oleh karena itu, rezki Allah tidak akan datang tanpa adanya usaha sebelumnya.. ayooooooo para pembaca marilah mencari rezki di mana pun itu dan kapan pun asalkan halal dan baik itu kucinya.
  • -----------------------------------------------------00000000----------------------00000000000000000000------------------00
Dengan lima point di atas mudah-mudahan sangat bermanfaat bagi kita semua terutama saya pribadi. ditulis pas lagi ada di depan perpus pasca sarjana dengan teman-teman disekitar, sekitar 7 orang tapi gak ada yang saya kenal cuman ada kenal muka aja gk tau nama, ya kurang sosialisasi soalnya masih belum PD .. hehehehheh. 21/04/2016.

Selasa, 19 April 2016

Gudang Ilmu = Korek2 di Perpustakaan

Hembusan nafas yang begitu mendalam, membuat mata dan pikiran seolah terganggu dengan keadaan sekitar, mata menjadi kering dengan pancarannya, telinga jadi berdengung karena suaranya, kulit menjadi kering karena hawa begitu panas dalam bara api pemikiran.


Siang ini, saya dan teman berniat untuk pergi ke kampus dan akhirnya ke perpus sekalian ngembalikan buku yang sudah saya pinjam sekitar 12an hari yang lalu, ini pun yang pertama kalinya saya pinjam buku agak lama,,, biasanya sekitar seminggu aja udah dibalikin asal tugas selesai atau sudah dibaca.

Tapi mungkin karena akhir-akhir ini lagi malas lagi untuk menambah wawasan sehingga jarang lagi ke perpus padahal biasanya suka banget pakai top.... hehehhe

ya sudahlah yang penting kan tidak berlarut-larut dalam kebodohan dan kemalasan yang sering melanda para mahasiswa saat ini.. kali aja yang merasa cuman sy. nggak penting lah itu. Terpenting saat ini dimana saya sedang nulis sambil memperhatikan sekitar dengan melihat kesibukan orang mengotak-atik gudang yang bermanfaat alias perpus .

Sempat terfikirkan dalam kepala apakah mereka semua ke sini karena keikhlasan belajar atau karena tuntutan dari dosen berupa tugas dan macam-macamnya.. nahhhhh ini perlunya penelitian dengan mengambil beberapa sampel yang kira-kira bisa mewakili, maka baru bisa disimpulkan dengan ilmiah.

Di sini saya berasumsi bahwa mereka ke sini karena tuntutan tugas yang membutuhkan referensi dan bahan dalam pembelajran di kampus. dan saya yakin juga bahwa 97% benar adanya tapi nanti saya mau tanya satu orang ajalah entah itu laki atau perempuan yang mana ajalah asal ada.

Jadilah orang yang selalu dekat dengan buku di mana pun dan kapan pun asalkan menjadikan mereka sebagai teman akrab yang tidak pernah menuntut banyak permintaan seperti halnya makhluk yang bernyawa.

Dengan banyak membaca maka akan menambah wawasan berfikir serta mampu menyelesaikan masalah secara teoritis dulu baru kemudian secara praktis. Tidak ruginya orang yang banyak baca sebab malah nambah pengalaman dan pengetahuan, memang dengan membaca mengurangi vitamin A dalam mata (kata orang yang pernah saya dengar) tapi kan bisa diimbangi dengan banyak mengkonsumsi Vitamin A seperti Wortel dll soalnya saya bukan pakar gizi, itu tugasnya dokter gizi yang jawab.

Pengen nulis aja terus ketika mendapat jaringan WIFI di mana pun dan kapan pun... gratis ----gratiss--gratiss... 20/14/2016. Perpus UIN satu Maliki Malang Jl. Gajayana Malang-Jawa Timur- Indonesia

Semangatkan dirimu dengan Banyak beribadah apa saja

Setiap manusi tidak selamanya memiliki semangat yang tinggi setiap saat bahkan terkadang hanya bertahan selang menit, karena itulah perlunya motivasi dari dalam diri dan dari luar sehingga tetap menjaga keteguhan dalam melakukan apa pun dan disertai dengan semangat yang luar biasa.

Satu hal yang saya lakukan ketika perasaan dan pikiran lagi galau"bahasa anak jaman sekarang" adalah sholat yang khusyu' sebab dengan kekhusyu'an itu akan membangkitkan kembali semangat yang sudah kendor lagi, kemudian ada rasa dalam diri yang muncul bahwa saya telah menyia-nyiakan waktu yang begitu penting dan dilewatkan begitu saja.

Sebab itulah jangan sampai hanya karena semangat menurun membuat kita tidak produktif lagi dalam segala hal. Oleh karena itu, mari tumbuhkan semangat diri dengan banyak ibadah sebab terasa berbeda sekali ketika jarang ibadah dibandingkan dengan yang sering. bisa dirasakan dan dipraktekkan sendiri.

For Februari 2016

Badan + Pikiran = Sehat

Di bawah kicauan burung temen atas nama Agus Prasetyo, desiran angin yang berlalu sambil menyapa keributan waktu dhuha, seakan hati bertanya lagi kenapa di dalam badan sehat itu terdapat pula pikiran maupun jiwa yang sehat.

lagi mencoba membuka tulisan ini dengan pribahasa-pribahasa yang simpel dan sangat mudah dipahami, karena itu, sedikit demi sedikit belajar demi belajar untuk arah yang lebih baik. Manusia memang dituntut untuk selalu belajar dan belajar sebab itu akan membawa kepada kebaikan di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, perlunya setiap saat kita membaca, belajar dan melakukan penelitian kecil-kecilan kata dosen di kampus sih. tapi ko' malah melenceng dari pembahasan judul ini, nah.. mari kita beralih ke judul ini. Mesti terasa setiap hari ketika di sekitar kita bersih akan berpengaruh pada perasaan juga sbeba keindahan dan kebersihn itu nampak pada prilaku sesorang juga, Boleh dibuktikan anatara orang yang suka bersih dengan orang yang tidak suka akan berbeda cara prilakunya,jelas saja karena mereka beda dalam pola pikir.

Kebersihan identik dengan pikiran yang jernih dan jiwa yang tenang juga, Tapi banyak juga yang bertanya, bagaimana dengan orang yang setiap hari bergelut dengan sampah? nah jawabnya gimana ini...? yahaaaa,,, gampang justru orang yang sperti itu yang paling bersih jiwa dan pikirannya karena rela melakukan hal yang kotor demi menciptakan suasan yang bersih bahkan walau digaji dengan sedikit tidak jadi masalah.

Coba kalau tidak ada orang yang mau bergelut dengan sampah atau hal-hal yang dipandang kotor maka, dunia ini akan tampak buruk dan kemungkinannya adalah tidak ada yang bisa dinilai antara bersih dengan kotor sebab tidak ada perbandingannya,

kebetulan abis ngeprint tugas dari bapak dosen An. Dr. H. Nur Ali Rahman, M.Pd. langsung nulis dan dikomtari oleh temen sekamar yang kebetulan orang yang punya burung berkicau itu menjadi bagian dari tulisan ini. 20/04/2016

Jumat, 15 April 2016

Ke-28 me

              Tak terasa sudah lama hidup ini berjalan, seakan masih kemarin melihat cahaya ternyata saat ini merupakan perputaran waktu yang harus terjadi lagi walau sebenarnya waktu itu tidak bisa berputar tapi terus berjalan.

               Perjalanan waktu selalu mengharapkan bukti yang nyata sebab kalau tidak maka tidak akan menjadi kenangan sedikitpun. Adanya kenangan berarti membuat hari-hari selalu diwarnai dengan berbagai macam kejadian yang bisa dinikmati oleh orang lain.

               Maka dari itu, perlunya selalu menorehkan tinta di atas kertas agar terlatih dalam mensosialisasikan apa yang menjdai pikiran kita. Jangan sampai hanya hidup tanpa bekas di bumi ini, hari ini telah saya rasakan betapa banyak nikmat yang diberikan oleh Sang Maha Memberi, Tidak ada kata yang cocok kecuali rasa syukur yang tinggi pula.

             Oleh karena itu, marilah saat ini kita membuat sesuatu hal yang bermanfaat bagi setiap orang dalam menjalani hidup ini, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. jadi kalau tidak punya manfaat sama saja kita sebagai mayat hidup (ekstrimnya)

           Alhamdulillah luar biasa hari demi hari telah kulewati tapi masih sedikit karya yang dihasilkan dari diri ini, Semoga kedepannya masih bisa berkarya dengan baik walau hanya sekedar menyampaikan satu ayat, satu nasehat, satu saran atau setiap hal yang membuat orang lain merasa nyaman dan bahagia.


Kamis, 14 April 2016

PRASANGKA BAIK


Kata ini juga tidak asing bagi kita, sering kita mendengar orang tua dulu berkata “kita harus berprasangka baik terhadap Allah maupun kepada orang lain sebab itu akan terjadi tergantung apa yang kita sangkakan”.

Sebagai manusia biasa memang kita sering berfikiran yang buruk terhadap orang lain karena itulah harus selalu waspada terhadap pikiran sendiri, bisa merusak juga nantinya.

Menaggulangi pemikiran seperti ini, sebaiknya perlu selalu merasa baik dan berfikiran positif terhadap segala hal, dengan demikian kita akan terbebas dari hal-hal yang buruk. Keburukan selalu ada tanpa harus dihilangkan tapi bisa dihindari dengan banyak memikirkan tentang kebaikan.

14/04/2016 lagi nunggu dosen masuk di ruang baca luar perpus pasca uin maliki lagi coba bersama dengan Ahmad Amrullah kemudian disusul oleh Harli yang baru datang kemudian. 


Senin, 11 April 2016

KEBERSIHAN AIR DAN PENYAKIT YANG DITIMBULKAN

ADUHH...

Sebuah ungkapan yang seharusnya tidak keluar dari mulut tapi apa daya itu sudah keluar, memang air itu bersih tapi jika sekalanya yang berlebihan mengenai badan salah satunya adalah kaki maka akan menimbulkan dampak yang kurang baik seperti kutu air. Padahal niat awal adalah kebersihan dan kesucian diri untuk selalu berada pada posisi ada wudhu ternyata,,,, oh ternyata menimbulkan efek yang kurang nyaman saat melangkah dan ketika kaki terbuka tanpa penutup seperti kaos kaki atau sepatu...

Inilah yang membuat hati dan perasaan kurang srek lagi untuk berada pada posisi wudhu all time. Tapi mungkin inilah cobaan untuk berbuat kebaikan, kan berwudhu itu suatu kebaikan.

Tenang aja lah ada solusinya, setiap kali ingin tidur kaki diusapkan minyak gosok atau minyak zaitun untuk mencegah bakteri menempel juga ketika akan memakai kaos kaki beserta sepatu akan melindungi sela-sela kaki dari penyakit itu.

Jangan sampai niat baik malah hasilnya buruk pada diri sendiri, karena itu, setiap masalah mesti ada solusinya, jadi jangan ragu terhadap anjuran-anjuran dalam al-Qur'an dan al-Hadith.

Selamat mencoba untuk selalu menjaga wudhu baik ketika masih dalam aktivitas atau pun ketika ingin istirahat yaitu tidur, hendaknya berwudhu dulu supaya tidur dalam keadaan suci dan itu sangat bermanfaat bagi kita.



11/04/2016 pas ketika ingin sholat Dhuhur di mesjid kampus UIN maliki .....eh.. kaki kerasa agak sakit di salah satu selanya ternyata kutu air padahal baru kali ini kena seperti itu, memang sih akhir2 ini lebih banyak bergelut dengan air di asrama al-Hikam Malang... airnya,, mantabbbbbbb sekali bersih... dan banyakkkkk...

Kamis, 07 April 2016

Usaha Tidak Pernah Menghianati Hasil

Sudah menjadi jelas antara usaha dengan hasilnya nanti, keduanya tidak akan tepisah ketika mampu untuk berjalan selaras dan tidak tercerai berai. apabila hal itu terjadi maka, hasil akan beralih ke yang lain. Boleh jadi, sudah dimodifikasi  orang sehingga menimbuilkan ketidakharmonisasikan, 

jadilah seorang yang punya visi jauh kedepan kemudian diterapkan dalam misi sebagai berpijak kita dan terakhir merumuskan tujuan-tujan, tujuan utama dan tujuan khusus, tujuan utama seperti untuk keberhasilan lembaganya itu dan khsusus adalah sebagai pengembangan bagi setiap ketenagapendidikan ke depannya. 

di perpus sendiri di kamar baca no. 27 pas jam 10.06 tapi ngantuknya fulll soalnya tadi malam terbangun sampai pagi belum bisa tidur dan memang dibiasakan untuk tidak tidur pagi seperti anjuran para ulama maupun orang tua pada umumnya. 

Diskusi : Antara Solusi Dengan Masalah

Setiap individu yang telah berkumpul dengan individu yang lainnya, akan menghasilkan suatu percakapan yang mempunyai nilai atau pun masalah yang mucul sehingga jalan yang dituju akan berbeda-beda juga. Dengan demikian, antara nilai dan masalah itu sendiri berjalan secara lurus serta saling terkait.

Memberikan masalah juga bagus karena dengan adanya itu maka muncullah penyelesaian, yang selanjutnya akan dirembukkan dalam tim diskusi kemudian mencari penyelesaian dari para tim yang ada, merumuskan dan merancang apa-apa yang dibutuhkan dalam penyelesaian itu. 

Tapi secara ril terkadang malah timbul masalah yang banyak bukan solusi sehingga hasilnya tidak ada. Oleh karena itu, perlunya ada yang menengahi pada setiap diskusi yang ada, baik itu diskusi kecil maupun diskusi besar yang formal maupun non formal. Dengan adanya penengah, maka jalan menuju solusi akan lebih terbuka ketimbang tanpa penengah,

akhirnya, solusi mampu mengalahkan masalah dengan pertimbangan dari penengah itu. 


edisi habis diskusi dengan teman2 PKU 2015-2016 di UIN Maliki Malang dengan Dosen Dr. H. Mulyono, M.Ag. jam 07.20-09.30.... 

Senin, 04 April 2016

ISLAM SEBAGAI BIMBINGAN MENTAL DALAM AL-QUR’AN

ISLAM SEBAGAI BIMBINGAN MENTAL DALAM AL-QUR’AN
Makalah ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah
 Studi al-Qur’an
Dosen Pengampu: 1. DR. Hj. Tutik Hamidah, M.Ag
2. DR. M. Fauzan Zenrif, M.Ag

ABUSTAN
Nim:  15750013          







PROGRAM MAGISTER
STUDI ILMU AGAMA ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015-2016

A.    Pendahuluan
Melihat kehidupan yang penuh dengan tantangan dan rintangan menyebabkan manusia diliputi banyak permasalahan dalam setiap hal. Mengaharuskan mencari solusi dari setiap masalah tersebut sehingga bisa menjawab dan memberikan cara-cara penyelesaiannya. Menjadikan agama islam sebagai solusi dari setiap masalah akan memberikan hasil yang maksimal berupa bimbingan mental. Bimbingan tersebut dapat menyelesaikan apapun yang menjadi hambatan dan rintangan sehingga menguatkan kepribadian seseorang dalam menjalani hidup ini.
Berawal dari kemantapan dalam mencari, menggali dan memberikan solusi setiap permasalahan, mampu untuk melihat dirinya sebagai pemecah masalah yang dihadapi secara efektif dan tidak menimbulkan tekanan kejiwaan yang dahsyat.
Dengan demikian apapun jenis dan bentuk masalah yang ada dapat terpecahkan dengan langkah pertama adalah menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup yang dilengkapi sunnah nabi, sehingga jelas mana yang harus dikerjakan dengan baik dan mana yang menjadi larangan untuk ditinggalkan agar supaya kita semua memiliki mental yang kuat dalam menghadapi setiap lika-liku kehidupan. Makalah memakai metode tafsir maudhu’i (tematik) yaitu mengaitkan antara ayat dengan ayat dengan menyimpulkan suatu masalah yang sesuai dengan topik pembahasan menurut pandangan al-Aur’an. [1]  
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk memberikan solusi dari setiap permaslahan yang muncul seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memberikan kemudahan bagi pemakainya atau memberikan kemudaratan. Semua itu bisa teratasi asalkan tetap pada tata aturan yang berlaku.
2.      Memberikan pemahaman yang mendalam dalam menyelesaikan problematika kehidupan, karena tidak semua orang mampu menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapinya sehingga mereka membutuhkan bimbingan ataupun konseling untuk menyelesaikan permasalahannya itu.
3.      Mengarahkan manusia untuk tetap pada kodratnya yaitu menjadi hamba yang bergama Islam yang kuat, sabar, tawakkal dan sebagainya dalam menghadapi segala macam cobaan dari Allah sehingga menjadikan dirinya makhluk yang paling sempurna diantara makhluk yang lain karena dikaruniai oleh akal dan nafsu.














B.     Islam sebagai Bimbingan Mental dalam al-Qur’an
Dalam arti Islam sebagai bimbingan mental merupakan solusi untuk menyelesaikan segala permalasalahan kepribadian (mental) dalam kehidupan sehari-hari, sehingga wajib menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup. Berawal dari QS. al-An’am ayat 125 yaitu:
`yJsù ϊ̍ムª!$# br& ¼çmtƒÏôgtƒ ÷yuŽô³o ¼çnuô|¹ ÉO»n=óM~Ï9 ( `tBur ÷ŠÌãƒ br& ¼ã&©#ÅÒムö@yèøgs ¼çnuô|¹ $¸)Íh|Ê %[`tym $yJ¯Rr'Ÿ2 ߨè¢Átƒ Îû Ïä!$yJ¡¡9$# 4 šÏ9ºxŸ2 ã@yèøgs ª!$# }§ô_Íh9$# n?tã šúïÏ%©!$# Ÿw šcqãZÏB÷sムÇÊËÎÈ  
Artinya:“Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”  [2]

Selanjutnya akan dikaji dari kata-kata tertentu dalam ayat di atas sebagai berikut:
1.      Kata يَهْدِيَهُ
Kata di atas berasal dari هدى- يهدى  yang berarti memberi petunjuk/hidayah, serta dalam kamus “Mutarjim” juga dikatakan sebagai bimbingan, yang tentunya ada hubungan dengan bimbingan mental. Kata Yahdiyahu<  di dalam al-Qur’an digunakan sebanyak 3 kali. Dalam QS. al-An’am (6) ayat 125 disebutkan sebanyak 1 kali. Dalam QS. Al-Hajj (22) ayat 4 disebutkan sebanyak 1 kali. Dan dalam QS. Al-Jatsiyah (45) ayat 23 disebutkan sebanyak 1 kali.  [3]

Diamati dari kata-kata yang terdapat pada surat dan ayat tersebut dapat dilihat adanya hubungan dengan memberi petunjuk atau bimbingan,  pada hal ini Allah akan memberikan hidayah pada hamba yang Ia kehendaki sehingga hambanya tidak tersesat dari jalan-Nya.[4] lalu terkhusus pada Syaithan yang memberi arah kesesatan jikalau manusia itu berteman dengannya. [5] kemudian manusia yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan sehingga hanya Allah lah saja yang dapat memberinya petunjuk atau bimbingan agar terhidar dari perbudakan hawa nafsu.[6]
Dari paparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hanya Allah yang dapat memberikan  petunjuknya untuk menjadikan hamba-Nya sebagai pribadi terarah ketika hamba tersebut tersesat dari segala godaan syaithan dan dorongan hawa nafsu.
2.      Kata صَدْرَه يَشْرَحْ
Dalam al-Qur’an, kata  يَشْرَحْ yang asal katanya شرح - يشرح - اشرح  yang artinya menerangkan atau menjelaskan, kata يَشْرَحْ disebutkan hanya 2 kali akan tetapi yang seakar kata denganya disebut sebanyak 5 kali.  Dalam QS. al-An’am (6) ayat 125 disebutkan sebanyak 1 kali. Dalam QS. az-Zumar (39) ayat 22 disebutkan sebanyak 1 kali. Dalam QS. asy-Syarh (94) ayat 1 disebutkan sebanyak 1 kali. Dalam QS.  an-Nahl (16) ayat 106 disebutkan sebanyak 1 kali. Dalam QS. Taha (20) ayat 25 disebutkan sebanyak 1 kali. [7]
Sedangkan Kata  صَدْرَه yang berasal dari صدر – يصدر – صدر  berarti dikeluarkan atau dikeluarkan dalam kamus mutarjim, sedang  صَدْرَه sendiri berarti “dadanya”.  kata صَدْرَه sendiri di dalam al-Qur’an hanya disebutkan sebanyak 3 kali. Dalam QS. al-An’am (6) ayat 125 disebutkan sebanyak 2 kali. Dalam QS. az-Zumar (39) ayat 22. [8]

Kedua kata tersebut hampir selalu berdampingan di dalam al-Qur’an yang sepadan kata-katanya atau yang seakar kata dengannya. Diantaranya QS. az-Zumar (39) ayat 22, QS. al-An’am (6) ayat 125, QS. Taha (20) ayat 25, QS. asy-Syarh (94) ayat 1, dan QS.  an-Nahl (16) ayat 106. [9]
Adapun makna dari  يَشْرَحْ صَدْرَهُ adalah melapangkan dadanya untuk menerima kebenaran dan menyambut cahaya keimanan yang datang kepadanya, tanda-tandanya adalah memilih tempat yang kekal dan berpaling dari tempat yang penuh tipu daya yaitu dunia setelah itu menyiapkan diri untuk menyambut kematian sebelum kematian yang datang kepadanya. [10]
Menurut abu bakar kata الشرح (masdar) mempunyai arti التوسعة (meluaskan) dan juga bermakna mensyarah sesuatu yaitu menjelaskan dan menerangkan sesuatu itu serta termasuk makna As-Syarhu adalah mentasyrih daging yaitu memotongnya, meluaskan dadanya untuk menerima iman. Maka bisa diartikan sebagai Allah bisa melapangkan kepada manusia berupa petunjuk atau hidayah dengan kata lain memberikan bimbingan untuk memilih jalan yang diridhai-Nya. Sehingga manusia tidak tersesat dari jalan yang sudah menjadi ketentuan Allah dan Rasul-Nya. [11]
Seperti halnya juga dalam QS. Asy-Syarh ayat 1-8 pada ayat tertentu juga mengemukakan tentang melapangkan dada terkhusus pada ayat pertama kemudian pada ayat 5 dan 6 memberikan informasi bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Yang berarti Allah akan selalu memberikan kemudahan kepada hamba-Nya setelah mendapat kesulitan. Hal tersebut seperti yang terjadi Nabi saw setelah sekian lama menanggung beban yang berat dan tidak menemukan jalan keluar, kemudia Allah memberikan petunjuknya sehingga beliau dapat menghadapi segala rintangan dari orang-orang yang membencinya mendakwahkan agama Islam. Karena saat itu terlalu banyak kemaksiatan yang terjadi. [12]
Adapun penggalang QS. al-An’am ayat 125 sebagai berikut:
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ
Artinya: “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Allah melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.”
Artinya Allah akan senantiasa memudahkan, menguatkan dan meringankan dirinya kepada agama Islam, inilah tanda-tanda menuju kepada Kebaikan, Sebagaimana Firman Allah dalam QS. al-Hujurat (49): 7.
Mengenai firman Allah sebelumnya, Ibnu Abbas Ra, berkata: Allah melapangkan hatinya untuk bertauhid dan beriman kepada Allah. Demikian juga yang dikatakan oleh Abu Malik dan lainnya, pengertian inilah yang jelas. [13] begitupun menurut ‘Aidh al-Qarni bahwa Allah Akan memudahkan hambanya menerima pentunjuk untuk beragama Islam bagi siapa yang dikehendaki-Nya, dan mereka merasa bahagia terhadap petunjuk itu. [14]
Adapun menurut Allamah Kamal Faqih bahwa Allah memberi petunjuk bagi orang yang patut mendapatkannya dan makna istilah al-Qur’an Shadr adalah “hati” atau “ruh” oleh Karena itu tujuan dari melapangkan dada atau membuka hati adalah meluaskan lingkup jiwa, pikiran dan ketinggian ruh untuk menerima kebenaran dan petunjuk.[15] Kondisi ini juga diperlukan agar manusia meninggalkan segala keinginan nafsu dan hasrat jiwa yang rendah, manusia yang berhasil terbuka hatinya akan memperoleh cahaya, pandangan yang luas dan kebulatan hati dalam menerima kebenaran. [16]
Dengan demikian bahwa setiap manusia yang telah terbuka hati dan pikirannya untuk menerima petunjuk dan hidayahnya atau dengan kata lain mendapat bimbingan dari Allah maka dia akan dapat menerima dengan perasaan bahagia bahkan bias menampakkan cahaya di dalam hatinya.
3.       Kata  يُضِلَّهُ
Dalam al-Qur’an kata يُضِلَّهُ berasal dari اضل- يضل  yang berarti menyesatkan, telah disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 2 kali. Dalam QS. al-An’am (6) ayat 125 disebutkan sebanyak 1 kali dan QS. al-Hajj (22) ayat 4.[17]  Dilihat dari hubungan kedua ayat di atas berkaitan dengan penyesatan, orang yang selalu menuruti godaan dari syaitan akan disesatkan kemudian di hari kemudian akan dimasukkan ke dalam neraka. [18] kemudian manusia juga akan disesatkan oleh Allah bagi siapa yang dikehendakinya, tentunya manusia yang tidak mau menerima petunjuk. [19]
Adapun orang-orang yang memang ditakdirkan sesat sesuai dengan hukum Allah dalam penyesatannya yaitu mereka yang membenci petunjuk dan menutup fitrahnya dari kebenaran. Maka orang itu jelas tertutup mata hatinya dan tak memiliki penglihatan lagi sehingga sulit menerima kebenaran itu. [20]
Maka orang yang tidak siap menerima kebenaran, maka ia tidak dapat menaiki tangga kesadaran, karena tidak menggunakan kecendrungan alamiah akal dan fitrahnya sebagai manusia yang menginginkan petunjuk atau bimbingan dari Allah. [21]
4.      Kata  ضَيِّقًا  
Kata  ضَيِّقًا yang berasal dari  ضاق- يضيق- ضيقا berarti sempit atau menjadi sempit dalam kamus mutarjim.[22] Kata ini telah disebutkan di dalam al-Qur’an sebanyak  2 kali. Dalam QS. al-An’am (6) ayat 125 disebutkan sebanyak 1 kali. Dalam QS. al-Furqan (25) ayat 13 disebutkan sebanyak 1 kali.[23]  Kedua ayat tersebut mengandung kata sempit, orang yang dijadikan dadanya sempit dan sesak seakan-akan dia menanjak ke langit sebagai bagian dari balasan Allah terhadap orang yang tidak dapat petunjuk. [24] orang yang tidak percaya dengan adanya hari kiamat akan mendapatkan tempat yang sempit di neraka sebagai balasan-Nya. [25]


Adapun penggalang QS. al-An’am ayat 125 sebagai berikut:
وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا
Artinya: “Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak,”
Dari ayat tersebut di atas Abu ja’far mengutip pendapat al-Qasim bahwa manusia yang tidak didadapati dalam hatinya kalimat لا اله الا الله  “tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah.[26] Jadi di dalam hatinya tidak terdapat keimanan karena memang dia yang mengerjakan kekufuran dan kemaksiatan sehingga dadanya atau hatinya disempitkan sehingga tidak bisa memperoleh petunjuk atau bimbingan dari Allah sebab sengaja menjauh, beda dengan orang yang dilapangkan hatinya karena berusa untuk meneguhkan keimanannya kepada Allah. [27]
C.    Efek Agama Islam terhadap Mental (kepribadian)
Sebelum membahas efek agama Islam terhadap mental terlebih dahulu, membahas mengenai pengertian mental, secara definitif belum ada kepastian dari ahli kejiwaan. Adapun secara bahasa mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti psyche (psikis, jiwa atau kejiwaan. [28] pengertian lain yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau proses yang berasosiasi dengannya. [29]
Adapun Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”. [30]  
Begitu pun yang telah dijelaskan sebelumnya menurut Allamah Kamal Faqih tentang kata  يَشْرَحْ صَدْرَهُ yang berarti melapangkan dadanya yaitu membuka hati adalah meluaskan lingkup jiwa, pikiran dan ketinggian ruh untuk menerima kebenaran dan petunjuk. [31]

øŒÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJ­ƒÍhèŒ öNèdypkô­r&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ  
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", [32]
Selanjutnya akan dibahas mengenai efek dari agama terhadap “Mental”[33] manusia. Penciptaan manusia memang sudah menjadi kodrat dan sebagai kesiapan ilmiah dari pemeluknya bahkan mendarah daging sejak azali di dalam jiwanya. [34] Dari ayat di atas bisa dipahami bahwa Allah telah memberikan petunjuknya kepada setiap hamba bahkan sebelum lahir pun sudah diberikan suatu bimbingan ketika akan menjalani kehidupan di dunia ini. Sehingga demikian itu Agama Islam sudah tertanam dalam jiwa setiap manusia mulai dari orang pertama yaitu Nabi Adam As. Yang memang sudah dikenalkan dengan agama Islam. Begitupun dengan firman-Nya sebagai berikut:
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ  
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui [35]
Menurut Utsman Najati tentang Fitrah Allah  adalah ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah  wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan, serta manusia memang jelas mempunyai kesiapan alamiah memahami pencipta dengan cara melihat kekuasaan dan kebesaran-Nya berupa tanda-tanda dari muka bumi ini. [36]
Sekarang ini agama masih sering dipandang hanya sebagai panutan. Dianggap sebagai sesuatu yang datang dari luar dan asing. Padahal kalau kita sadari, potensinya sudah bersemi dalam batin sebagai fitrah manusia. Jalinan keharmonisan antara kebutuhan fisik dan mental spiritual terputus. Akibatnya manusia kehilangan kemampuan untuk mengenal dirinya. Mengenal potensi diri sebagai makhluk beragama. Allah sudah memberikan petunjuknya atau bimbingan akan hal tersebut sesuai dengan sepenggalan firman-Nya yang  mengungkapkan hal itu sebagai berikut:
ôMt/ÎŽàÑ ãNÍköŽn=tã èp©9Ïe%!$# tûøïr& $tB (#þqàÿÉ)èO žwÎ) 9@ö6pt¿2 z`ÏiB «!$# 9@ö6ymur z`ÏiB Ĩ$¨Y9$# .......
Artinya“Mereka diliputi kebinasaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.....” [37]

Ketika manusia mulai melupakan Sang Maha Pencipta dan kehilangan Allah dalam pikirannya maka yakin saja kehidupan menjadi hampa. Seolah-olah dia tidak ada tujuan hidup walau sebenarnya banyak yang beranggapan manusi bisa hidup tanpa adanya agama dalam dirinya, akan tetapi secara kodrat dia telah menyalahkan fitrahnya sebagai manusia yang ber-Tuhan.  Pastinya mereka mendapat kerugian karena manusia adalah makhluk yang memiliki spiritual yang ketika ada masalah maka mengingat-Nya merupakan solusi untuk menenangkan hati sesuai dengan firman-Nya serta juga ada kesamaan asal kata yang dibahas sebelumnya   يُضِلَّهُ dan يَهْدِيَهُ [38]
y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#ãruŽtIô©$# s's#»n=žÒ9$# 3yßgø9$$Î/ $yJsù Mpt¿2u öNßgè?t»pgÏkB $tBur (#qçR%x. šúïÏtGôgãB
 Artinya: “Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mendapat petunjuk.”[39]

Dalam ayat di atas menjelaskan kepada kita mengenai perniagaan yang dilakukan dengan cara menyesatkan orang lain sehingga kesesatanlah yang dijadikan pedoman padahal jelas itu merupakan cara untuk menjauh dari bimbingan Allah swt. Kemudian dengan mengingatnya kita akan terhindar dari pahitnya dunia karena kesesatan sesuai dengan firman-Nya pada QS. Ar-Ra’du (13) :28, kata Qulu<b diartikan  sama dengan Shadr atau pun  jiwa oleh Allamah Kamal Faqih dalam  tafsirannya. Sedangkan kata “mental” menurut  psikolog adalah  psikis, jiwa, kejiwaan, pikiran, akal, ingatan atau  proses yang berasosiasi dengannya.

D.    Kesimpulan
Adapun yang dapat pemakalah simpulkan bahwa Islam merupakan agama yang sudah disempurnakan oleh Allah sehingga tidak ada lagi yang bisa dicari selain dari agama Islam, karena kodrat manusia adalah ber-Tuhan dan memiliki kepercayaan untuk mencari dan memikirkan segala macam ciptaan-Nya yang ada dimuka bumi ini.
Agam Islam juga mampu memberikan bimbingan terhadap mental manusia atau lebih dikenal dalam pembahasan dalam makalah ini Shadr (dada) atau pun Qalb dalam pengertian oleh penafsir al-Qur’an salah satunya Allamah Kamal Faqih dan lain sebagainya sedangkan dalam ilmu psikologi dikenal dengan jiwa dan segala tingkah laku manusia.
Manusia yang mengerti akan potensi beragama dalam dirinya akan menuntunnya ke jalan yang lurus dan terarah karena mendapat bimbingan mental dalam dirinya sejak mereka masih dalam kandungan.
Agama kita yang tercinta akan memberikan petunjuk dimana pun dan kapan pun asalkan tetap berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu janganlah sekali-kali kita terlena dengan dunia, nafsu yang membahayakan serta menjadi sahabat dekat dengan makhluk yang sudah dikutuk oleh Allah akan dimasukkan ke dalam neraka-Nya yaitu “Iblis dan Syaitan”.
E.     Saran
Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan menjadi sumber rujukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang agama islam sebagai bimbingan mental. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah oleh karena itu, saran dan kritikan masih perlu untuk diadakan perbaikan supaya kedepannya bisa lebih baik lagi.




DAFTAR PUSTAKA
‘Abd al-Baqi, Muhammad Fuad,  Al-Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadh al-Qur’an al-Karim, Beirut: Dar al-Fikr, 1987.
Abu Nizhan, Buku Pintar al-Qur’an, Jakarta: Qultum Media, 2008.
Alu Syaikh, ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq, Lubab at-Tafsir Min Ibni Katsir, terj. M. Abdul Ghoffar E.M.,;Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2007.
al-Qarni, ‘Aidh, at-Tafsir al-Muyassar, terj. Tim Qisthi Press, Jakarta: Qisthi Press, 2008.
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, Aisar at-Tafa<sir li al-Kalami al-Aliyyi al-Kabir, terj. M. Azhari Hatim dan Abdurrahim Mukti, Jakarta: Darus Sunnah Press, 2007.
al-Banna,  Ahmad Saiful Islam Hasan, Maqa<shid al-Qur’an al-Karim, terj. Abdurrahman Ahmad Sufandi dan Umar Mujtahid, Jakarta: Suara Agung, 2010.
at}-T}abari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Jami ‘al-Baya<n an Ta’wil Ayi al-Qur’an, terj. Akhmad Afandi dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
Chaplin,C.P., Kamus Psikologi, terj. Kartini Kartono,Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1995.
Faqih, Allamah Kamal dkk., Nur al-Qur’an, terj. Sri Dwi Hastuti dan Rudi Mulyono, Jakarta: Al-Huda, 2004.
Hidayatulloh, Agus  dkk, Al-Qur’an Transliterasi Per kata dan Terjemah Per Kata, Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2011.
Jalaluddin, Psikologi Agama , Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2012.
Notosoedirjo, Moeljono, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, Malang: Universitas Muhammadiyah, 2001.
Najati, Muhammad Utsman, al-Qur’an wa Ilm Nafsi, terj. Amirussodiq dkk., Surakarta: Aulia Press Solo, 2008.
Quthb, Sayyid, Fi Zhilal al-Qur’an, terj. As’ad Yasin dkk, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.


[1] Abu Nizhan, Buku Pintar al-Qur’an, (Jakarta: Qultum Media, 2008),  50-51.
[2] Agus Hidayatulloh  dkk, Al-Qur’an Transliterasi Per kata dan Terjemah Per Kata, (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2011), 144.
[3] Lihat Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadh al-Qur’an al-Karim (Beirut: Dar al-Fikr, 1987), 733.
[4] QS. al- An’am (6): 125
[5] QS. al-Hajj (22) : 4.
[6] QS. al-Jatsiyah (45): 23
[7] Lihat Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Al-Mu’jam, 378.
[8] Lihat Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Al-Mu’jam, 404.
[9] Lihat Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Al-Mu’jam, 404 dan 378
[10] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Aisar at-Tafa<sir li al-Kalami al-Aliyyi al-Kabir, terj. M. Azhari Hatim dan Abdurrahim Mukti, (Cet.I; Jakarta: Darus Sunnah Press, 2007), 926.
[11] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Aisar At-Tafa<sir li Al-Kalami Al-Aliyyi Al-Kabir, 927.
[12] Ahmad Saiful Islam Hasan al-Banna, Maqa<shid al-Qur’an al-Karim, terj. Abdurrahman Ahmad Sufandi dan Umar Mujtahid, (cet.I; Jakarta: Suara Agung, 2010), 691-692
[13] ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Lubab at-Tafsir Min Ibni Katsir, 292.
[14] ‘Aidh al-Qarni, at-Tafsir al-Muyassar, terj. Tim Qisthi Press, (cet.I; Jakarta: Qisthi Press, 2008), 634.
[15] Menurut penulis inilah dikatakan pengertian dari Bimbingan Mental.
[16] Allamah Kamal Faqih dkk., Nur al-Qur’an, terj. Sri Dwi Hastuti dan Rudi Mulyono, (cet.I; Jakarta: Al-Huda, 2004), 301-302.
[17] Lihat Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Al-Mu’jam,  422.
[18] QS. al-Hajj (22) : 4.
[19] QS. al- An’am (6): 125.
[20] Sayyid Quthb, Fi Zhilal al-Qur’an, terj. As’ad Yasin dkk, (cet.I; Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 209.
[21] Allamah Kamal Faqih dkk., Nur al-Qur’an, 302.
[22] Diambil dari hp android aplikasi “kamus mutarjim”.
[23] Lihat Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Al-Mu’jam, 424.
[24] QS. al- An’am (6): 125.
[25] QS. al-Furqan (25): 11-13.
[26] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at}-T}abari, Jami ‘al-Baya<n an Ta’wil Ayi al-Qur’an, terj. Akhmad Afandi dkk, (cet.; Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), 490.
[27] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at}-T}abari, Jami ‘al-Baya<n an Ta’wil Ayi al-Qur’an, 493.
[28] Moeljono Notosoedirjo, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, (Malang: Universitas Muhammadiyah, 2001), 21.
[29] Pengertian dari  Mental seperti yang menjadi footnote no. 15. C.P. Chaplin, Kamus Psikologi, terj. Kartini Kartono,(Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1995), 407.
[30] Jalaluddin, Psikologi Agama , (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2012), 10-11.
[31] Allamah Kamal Faqih dkk., Nur al-Qur’an, terj. Sri Dwi Hastuti dan Rudi Mulyono, 301-302.
[32] QS. Al-A’raf (07) : 172.
[33] Bisa berarti jiwa atau dada dalam pengertian  al-Qur’an sesuai dengan analisis penulis dalam  makalah ini.
[34] Muhammad Utsman Najati, al-Qur’an wa Ilm Nafsi, terj. Amirussodiq dkk., (Surakarta: Aulia Press Solo, 2008), 56.
[35] QS. Ar-Rum (30): 30.
[36] Muhammad Utsman Najati, al-Qur’an wa Ilm Nafsi, 55.
[37] QS. Al-Imran (03): 112.
[38] Lihat QS. al- An’am (6): 125.
[39] QS. Al-Baqarah ( 02) :16.