Sore yang tenang ini, diramaikan kicauan burung teman di luar,
suasana kamar yang sibuk masing-masing dengan hpnya, ya fenomena sekarang ini,
kalau saya sih ya dikit-dikit cuman terkadang jenuh juga melihat keadaan
seperti. Rasa kebersamaan semakin mengikis karena hp itu. Sambil membagi
pengalaman hari ini denger ceramah yang gak tau siapa orangnya tapi yang disampaikan
semua sesuai realita dan ada datanya.
Kemarin sempatkan diri untuk ikut haul Gus Dur (KH. Abdurrahman
Wahid) yang ke 7 di Jombang Jawa Timur, alhamdulillah mendapat banyak
pengalaman sehari semalam dengan perjalanan dan istirahat di rumah temen yang
kebetulan satu kampus juga dan dia kebetulan tinggal di jombang jadi akhirnya
bermalam di kediamannya, namanya Gus Chakim calon Master Studi Islam UIN
Malang. Kami dilayani dengan baik, layaknya tamu adalah raja bahkan keluarganya
pun demikian baiknya. Yang pada akhirnya saya tawarkan “monggo pak jalan-jalan
ke Bone siapa tau ada kesempatan ke sana”, tanyaku dengan nada lembut. “Enggeh
mas” jawabnya sambil memberikan senyum ikhlasnya.
Setelah dari sana kami langsung pulang walaupun sebenarnya masih
pengen tidur, alhamdulillah sampe di malang lagi dengan selamat tidak kurang
apapun makasih ya Allah nikmat yang tiada tara ini, pada jalan yang kita lalui
wahhhh luar biasa,.... naik gunung turun gunung pokoknya. Antara hidup dan mati
jika membayangkan suasananya. Sebagai ikhtiar kami adalah memilih di siang hari
untuk balik ke malang padahal ada rencana dari temen seperjuangan untuk
berangkat tengah malam, tapi saya pikir-pikir lagi kayaknya gak bagus deh
soalnya lampu motor juga agak gak terang gitu makanya diputuskan untuk nginap
dulu di rumah teman yang disebutkan sebelumnya.
Nah pengalaman dari mengikuti haul mantan presiden sekaligus
ulama nusantara, Gus Dur nama akrabnya. Ribuan orang memadati sekitar makam
bahkan orang berdesak-desakan, artinya betul-betul rakyat indonesia sangat
mencintai beliau dan selalu mendo’akan beliau walaupun secara kasat mata tidak
ada tapi masih selalu ada di hati orang-orang. Itulah kalau kita mampu menanam
dengan bibit yang baik maka akan memperoleh juga hasil yang makasimal bahkan
bisa menjadi kerinduan bagi orang-orang.
Saya berfikir saat itu, giman yah kalau saya mati nanti apakah
orang-orang yang pernah mengenal saya akan masih memikirkan apa-apa yang pernah
saya tanam di dunia ini? Mungkin iya, mungkin tidak karena saat ini masih belum
berbuat apa-apa buat negara dan bangsa ini, justru negara yang telah memberikan
banyak kepada saya pribadi, walaupun demikian kalau saya tidak mampu untuk
memberi atau memperbaiki negara ini minimal saya jangan mengambil atau merusak
aset negara kita yang tercinta ini. Jadi pesan saya kepada semuanya jangan
pernah membenci negaramu walaupun kita tertinggal jauh dengan negara lain tapi
belalah negaramu dengan penuh keikhlasan dan perjuangan karena ini juga
merupakan jihad karena keimanan soerang hamba.
Saya kira ini yang dapat saya sampaikan pesan kali ini
mudah-mudahan dengan inilah saya akan dikenang sampai seribu tahun lagi. Salam
cinta negara dan bangsa Indonesia ini. Allahu Akbar!!!
Ditulis pas menjelang magrib waktu malang dan sekitarnya
10/01/2017 di atas ranjang tercinta dan begitu empuknya. heheh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar