Apa Aja

Apa Aja

Senin, 24 Januari 2022

“TUKANG PARKIR”

 

BY ABUSTAN FALAHUDDIN (GURU BARAZANJI MTS PP. AL-IKHLAS UJUNG-BONE)

Di saat kita merasakan nikmatnya kehidupan maka jangan pernah lupa akan suatu saat datang yang Namanya ujian, cobaan, rintangan, hambatan dan musibah dalam hidup kita. Kesemuanya itu, harus bisa kita hadapi dengan sikap dan sifat yang bijak akan arti kehidupan yang sebenarnya. Kita tidak akan mengetahui rasa nyaman sebelum mengalami rasa sulit atau susah, kita tidak bakalan mengetahui bahwa kita ini kaya sebelum ada orang yang dibawah kita atau disebut sebagai si miskin.

Sebagai manusia yang diberi gelar sebagai makhluk yang paling sempurna bahkan bisa mengalahkan derajatnya para malaikat yang dikenal tidak pernah melanggar perintah Allah Subehanahu Wata’ala. Terkadang lupa akan gelar paling baik itu dari Sang Maha Pencipta kita. Kita masih mengerjakan pekerjaannya para syaitan, para iblis yang mana mereka ini adalah musuh yang nyata bagi kita. Karena musuh yang nyata sehingga kita tidak mau menerima kenyataan kalua demikian, masih saja menuruti hawa nafsu yang menyesatkan.

Sebagai hamba yang taat pada Tuannya yaitu Allah Subehanahu Wata’ala, maka wajiblah bagi kita untuk mempertahankan gelar yang baik tadi. Belum lagi kita diberi amanah sebagai “Khalifah fil ardhi” dalam artian diberi tugas untuk mengelola bumi Allah yang tercinta ini. Kenapa bukan malaikat atau jin atau lainnya yang diberikan amanah itu, karena Allah Maha Tahu bahwa kitalah ciptaan-Nya yang paling mampu mengemban amanah itu.

Maka sungguh rugilah kita sebagai manusia yang menghambakan diri dan mempunyai gelar makhluk paling sempurna serta adanya amanah sebagai khalifah fil ardhi tidak mau berusaha menjaga dan istiqomah dalam pemberian-pemberian tersebut.

Perjalanan hidup memang terkadang tidak sesuai apa  yang menjadi perencanaan hidup kita, tapi kita hanya terbatas dari kemampuan hidup sempurna kita. Memang kita makhluk paling sempurna, tetapi sempurnanya disini tidak lah keluar dari banyaknya kekurangan kekurangan. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam saja sebagai Nabi terkahir dan penyempurna dari seluruh Nabi masih membutuhkan yang Namanya Waratsatul nya yaitu ulama. Artinya kita semua butuh yang lain juga dalam menunjang perjalanan kehidupan kita.

Hidup menyendiri bukanlah pilihan yang baik bagi kita sebagai manusia karena sendiri berarti sombong, sombong berarti merasa paling tidak membutuhkan orang lain. Contoh kecil saja, kita dilahirkan oleh ibu kita dengan sendirinya tapi tidak bisa terjadi sebelum ada yang Namanya bapak sebagai pembantu menjalani kehidupannya. Belum lagi Ketika ingin melahirkan pasti butuh dukungan dan bantuan orang lain.

Kalau lah kita mampu bijak dalam melihat sesuatu maka tidak akan ada kata keluhan yang keluar dari mulut yang penuh khilaf ini. Segala yang ada hanyalah titipan saja, kalau kita mau ambil filosofi dari seorang tukang parkir maka hidup ini, aman aman saja ditimpa musibah sabar, diberi nikmat syukur dan apapun itu selalu disandarkan kepada Sang Maha Ilahi.

Apa filosofi “Tukang Parkir”, Ketika kendaraan yang dating mewah, setengah mewah atau bahkan kendarannya sudah kategori legendaris maka si tukang parkir menerima semua dengan ikhlas. Begitupun sebaliknya, Ketika semua kendaraan itu pergi yang mewah pergi, yang setengah mewah pergi atau pun yang murahan pergi juga maka tidak ada rasa penyesalan dalam diri atau mau marah-marah. Ketika dititipi kendaraan si tukang parkir akan menjaganya dengan baik karena kalau tidak si pemilik kendaraan akan marah-marah bahkan mungkin si tukang parkir akan dituntut atau dilaporkan atau tidak diberikan upah apapun dalam menjalankan tugasnya itu.

Begitupun dengan kehidupan kita saat ini, kita hanya seperti seorang “Tukang Parkir” sementara Allah Subehanahu Wata’ala adalah Pemilik Kendaraan. Apapun yang dititipkan ke kita maka jaga dengan baik, disaat pemiliknya mau mengambil kendaraannya maka kita harus bisa menerima dengan baik tanpa marah-marah atau mengeluh karena itu semua hanya titipan semata. Sehingga kalau kita mampu menjaganya dengan baik maka Allah akan memberikan upah yang sesuai dengan usaha kita selama ini. Ikhlas atau tidak, sabar atau tidak, syukur atau tidak, qona’ah atau tidak. Dan lain lainnya… dan seterusnya.

 


Wallahul muwaffiq ila thariqil Haq

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar