Melihat
keadaan negara kita saat ini, terlihat sudah mulai berkembang dengan baik mulai
dari perekonomian, pendidikan, politik, budaya, keberagamaan dan lain
sebagainya, ternyata masih ada yang mengganjal dalam diri setiap orang yang
peduli akan masa depan bangsa ini di antranya para pelaku pendidikan....
Dengan
berbagai cara ditempuh mulai dari perbaikan kurikulum baik sekolah negeri
maupun swasta, penyediaan tenaga pendidik dan kependidikan serta lingkungan yang
memadai sehingga diharapkan dapat menghasilkan out put yang baik bahkan out
come yang diharapkan.
Pembahasan
tentang kemiskinan memang tiada hentinya mulai ketika manusia berada di muka
bumi ini sampai hari terakhir di dunia masih akan menjadi pembicaraan selalu. Tapi
walaupun demikian tetap sebagai warga negara indonesia harus ikut peduli akan
nasib bangsa ke depannya demi indonesia yang berperadaban.
Begitu
halnya dengan radikalisme tetap menjadi pembicaraan juga dari dulu sampai
sekarang ini. Hanya perilaku yang baik lah yang dapat merubah itu. Tapi dalam
konteks yang positif kata “radikalisme” bisa juga disandingkan dengan kata “kemiskinan”
yaitu merubah kemiskinan secara radikal dalam upaya mengurangi dan
meminimalisisrnya.
Itulah
yang dapat saya kemukakan saat ini mengenai dua kata judul di atas sebagai
bahan renungan yang masih perlu untuk selalu dijadikan PR bagi setiap orang
yang menginjakkan dirinya di bumi pertiwi kita ini.
Ayo
kita bergerak mulai sekarang sampai menurunkan visi-misi kita kepada anak cucu
agar menjadikan negara kita menjadi negara yang baldatun tayyibatun warabbun
ghafur. Sehingga generasi berikutnya akan lebih baik dan kalau bisa menjadi
negara yang bisa diakui dari segala aspek yang ada di negara kita yang tercinta
ini. Salam perdamaian dan kesejahteraan semua. Ditulis pas hari senin, wah hari
ini gak jadi puasa karena kesehatan sedikit terganggu. 26/12/2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar