Apa Aja

Apa Aja

Jumat, 07 Oktober 2016

Renstra pesantren al-ikhlas ujung

RENCANA STRATEGIS PENGEMBAGAN PESANTREN (RSPP)
PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS UJUNG-BONE
25 TAHUN KE DEPAN (2015-2040)

Renstra  ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah
Manajemen Strategik Pesantren

Dosen Pengampu:
Dr. H. Mulyono, M.Ag







Tim Penyusun:
ABUSTAN (Nim:  15750013)
MUHAMMAD MUALLIF (Nim: 15750015)


SEMESTER II
PROGRAM MAGISTER STUDI ILMU AGAMA ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015-2016
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Daftar Isi.......................................................................................................................... 1
Kata Pengantar................................................................................................................ 2
Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang....................................................................................................... 3
B.     Dasar hukum.......................................................................................................... 3
1.      Al-Qur’an........................................................................................................ 3
2.      Al-Hadith........................................................................................................ 5
3.      Undang-undang Negara Republik Indonesia.................................................. 6
C.     Pentingnya penyusunan RSPP.............................................................................. 7
D.    Tujuan penyusunan RSPP..................................................................................... 7
Bab II Profil Pondok Pesantren .................................................................................... 8
A.    Sejarah Pesantren................................................................................................... 8
B.     Visi-Misi-Tujuan, Sasaran, dan Grand Design...................................................... 8
C.     Strategi Pencapaian............................................................................................. 13
D.    Indikator Pencapaian........................................................................................... 14
Bab III Analisis SWOT dan Perencanaan Strategi.................................................... 17
A.    Analisis SWOT dan Perencanaan Strategi.......................................................... 17
B.     Analisis Kebutuhan Pesantren............................................................................. 21
C.     Renstra 25 Tahun ke Depan................................................................................ 22
1.      Program Kerja Lima Tahun Pertama............................................................. 22
2.      Program Kerja Lima Tahun Kedua ............................................................... 22
3.      Program Kerja Lima Tahun Ketiga  .............................................................. 23
4.      Program Kerja Lima Tahun Keempat  .......................................................... 23
5.      Program Kerja Lima Tahun Kelima .............................................................. 24
D.    Analisis Sumber Daya Manusia........................................................................... 24
E.     Analisis Sumber Daya Keuangan........................................................................ 25
F.      Analisis Sumber Daya Sarpras............................................................................. 25
G.    Analisis Masalah dan Hambatan......................................................................... 26
H.    Analisis Penyelesaian Masalah............................................................................ 26
Bab IV Implementasi Strategi...................................................................................... 28
A.    Langkah-Langkah Strategi.................................................................................. 28
B.     Struktur Organisasi dan Job Description............................................................. 31
C.     Pihak-Pihak yang Terlibat.................................................................................... 34
D.    Peluang Kerjasama ............................................................................................. 35
E.     Pengawasan......................................................................................................... 35
F.      Peningkatan Mutu............................................................................................... 36
Bab V Penutup ............................................................................................................. 37
A.    Kesimpulan ......................................................................................................... 37
B.     Saran ................................................................................................................... 37
Daftar Pustaka............................................................................................................... 38
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberi nikmat sehingga masih tetap istiqamah dalam menjalankan aktivitas rutin yaitu mencari ilmu pengetahuan dan berusaha untuk selalu mengamalkannya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad saw. yang telah diberikan amanah oleh Allah untuk selalu memberi petunjuk kepada ummatnya melalui al-Qur’an dan Sunnahnya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan semaksimal mungkin.
RSPP ini mengarahkan kepada kita untuk mengkaji tentang rencana strategik dalam mengembangkan pondok pesantren beberapa tahun yang akan datang. Hal ini bisa membuat pesantren menjadi siap bersaing di era globalisasi ini, dengan memakai sistem manajemen strategik dan merencanakan program-program dalam jangka panjang, apalagi sekarang negara kita akan dimasuki oleh negara-negara tetangga sehingga butuh kekuatan untuk bersaing terutama dalam dunia pendidikan yang terkhusus pada pondok pesantren.  
Ucapan terima kasih pemakalah sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian RSPP ini terutama Bapak Dosen sehingga dapat menjadi sumbangsih bagi siapa saja yang meneliti tentang tema yang ada dalam makalah ini.
Demikianlah tugas ini dibuat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya, penulis telah berupaya dengan keras untuk menyelesaikannya walaupun masih terdapat banyak kekurangan. Sehingga masih memerlukan saran dan krtikan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Wallahu Muwaffiq Ila Thariqil Haq
Wassalamu ‘alaikum wr. Wb.


Tim Penyusun Utama

Ujung,     Mei  2016
Direktur,                                                                      Pimpinan Pondok,


AGH. Prof. Dr. Abustan, M.Ag                               KH. Dr. Muhammad Muallif, M.Ag
NIP. -                                                                          NIP.-

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Perkembangan pendidikan saat ini mencerminkan sebuah persaingan di antara banyaknya penyelenggara lembaga pendidikan itu, membuat para pelaku mengambil langkah-langkah khusus untuk mengembangkan lembaga mereka masing-masing dengan berbagai cara dan taktik yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang baik akan menghasilkan produk yang baik juga, kemudian dari perencanaan itu muncullah yang namanya rencan strategis dalam mewujudkan visi-misi serta tujuan yang diharapkan dapat terealisasi dengan efektif serta tidak memerlukan waktu yang begitu panjang karena telah ditata dan teratur serta bertahap dalam merealisasikan semua itu.
Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan yayasan yang notabene adalah lembaga swasta. Mempunyai visi-misi dan tujuan yang jelas juga untuk merumuskan suatu rancangan dan rencana yang strategis dalam mewujudkan misi yang telah ditetapkan agar dapat terwujud dengan waktu yang signifikan, sehingga di masa yang akan datang tetap berjaya dan tidak “mati di tengah jalan”.
Pesantren ini merupakan lembaga yang sangat konsen pada pendidikan yang menghasilkan lulusan  generasi baru yang cerah dan bisa mencerahkan bagi yang lain dalam pandangan ke-Islaman yang rahmatan lil alamin dan komprehensif dari berbagai bidang ke-Ilmuan serta berwawasan ke-Islaman yang menglobal.  
B.     Dasar hukum
1.      Al-Qur’an
Dalam pembuatan renstra ini, penyusun memilih ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan perencanaan hidup sebagai acuan dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan lika-liku. Sehingga mengharuskan untuk diterapkannya dalam setiap pekerjaan yang dilakukan termasuk dalam menyusu rencana strategi ini. Adapun ayat-ayatnya sebagai berikut:
a.       Al-Qur’an Surat As-Shof ayat 3:

uŽã9Ÿ2 $ºFø)tB yYÏã «!$# br& (#qä9qà)s? $tB Ÿw šcqè=yèøÿs? ÇÌÈ  
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Dalam ayat tersebut di atas merupakan fungsi pengawasan dalam melakukan suatu proses manajemen dalam hal ini adalah manajemen strategis.
b.      Al-Qur’an Sura Al Sajdah, ayat 5 berikut :
ãÎnyムtøBF{$# šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# n<Î) ÇÚöF{$# ¢OèO ßlã÷ètƒ Ïmøs9Î) Îû 5Qöqtƒ tb%x. ÿ¼çnâ#yø)ÏB y#ø9r& 7puZy $£JÏiB tbrãès? ÇÎÈ  
Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”
Kandungan ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT adalah pengatur alam. Keteraturan alam raya ini, merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
Sejalan dengan kandungan ayat tersebut, manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktif. Sehingga manajemen strategi juga merupakan suatu perencanaan yang panjang untuk melewati yang namanya proses sampai akhir.
c.       Al-Qur’an Surat Al Hasyr: 18 sebagai berikut:

$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ  
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Fungsi manajemen adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Sejalan dengan ayat di atas, Allah Swt memberi arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari. Dan hal ini sangat berkaitan dengan renstra ini sebagai acuan untuk merencanakan suatu pekerjaan di kemudia hari seperti dalam renstra yang merencanakan sampai 25 tahun ke depan.
2.      Al-Hadith
Dalam hadith ini penyusun mengambil dalil yang dianggap ada sedikit kesamaan dalam hal perencanaan sebagai suatu pegangan dalam menyusun rencana strategi ini sebagai berikut:
a.       HR. Tirmidzi: 2383:
حَا سِبُوْا أَنْفَسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَا سَبُوْا وَنَوُّا أَعْمَالَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوْزِن
Artinya: “Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain.” (HR. Tirmidzi: 2383).  
Dalam pandangan Islam segala sesuatu harus dilakukan secara terencana, dan teratur. Tidak terkecuali dengan proses dalam menerapkan seluruh program dalam renstra ini merupakan hal yang harus diperhatikan, karena substansi dari proses adalah membantu pengambil kebijkan agar mereka dapat membuktikan seluruh perencanaan itu secara baik dan maksimal.
b.      An-Nawawi (1987: 17) yang diriwayatkan dari Ya’la:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ لإِحْسَانَا عَلىَ كُلِّ شَيْئ             
Artinya: “Sesungguhnya mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala sesuatu.” (HR. Bukhari: 6010).
Berdasarkan hadits di atas, pengawasan dalam Islam dilakukan untuk meluruskan yang bengkok, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak. Dalam renstra ini, melihat perkembangan dunia selalu membawa perubahan sehingga mengharuskan para manusia mengikuti perubahan itu dengan tetap memperhatikan antara kebaikan dan keburukan serta dapat menyaring setiap budaya-budaya yang muncul.
Perencanaan dalam renstra ini adalah mengambil suatu program yang dianggap baik dan bermanfaat bagi seluruh manusia di dunia ini tanpa terkecuali dalam dunia pesantren meramu suatu program-program keummatan yang relevan dengan perkembangan zaman dengan catatan bernilai baik dan secara islami dari setiap program-program yang direncanakan itu.
3.      Undang-undang Negara Republik Indonesia
Dalam hal ini penyusun mengambil undang-undang yang kaitannya dengan pesantren sebagai suatu dasar hukum dalam pengelolaannya sehingga menjadi bahan rujukan juga dalam menyusun rencan strategi khusus untuk pesantren yang telah diakui keberadaannya dalam dunia pendidikan. Adapun undang-undang tersbut di antaranya sebagai berikut:
a.       Pasal 1 ayat (2) PMA no. 13 2014
Pesanten adalah lembaga pendidikan keagamaan islam yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menyelenggarakan Satuan Pendidikan Pesantren dan/atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya. Artinya pesantren juga berhak dalam merencanakan program-program yang dianggap relevan dengan pendidikan keagamaan Islam dan juga bisa bersinergi dengan masyarakat sekitar.
b.      Pasal 4 PMA No. 13 2014
Pesantren Wajib menjunjung tinggi dan mengembangkan nilai-nilai Islam Rahmatan Lil ‘alamin dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, Keadilan, Toleransi, Kemanusiaan, Keikhlasan, Kebersamaan dan nilai-nilai luhur lainnya. Dengan ini penyusunan rencana strategi ini tidak lepas dari nilai ke-Islaman yang komprehensif dan mendahulukan nilai-nilai universal dibanding nilai-nilai khusus agar tetap bersinergi dengan aturan-aturan dalam kenegaraan sebab pesantren adalah bagian dari negara ini.
c.       Pasal 1 nomor 27 PP No. 16 tahun 2010
Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan, kaitannya dengan renstra adalah sebagai suatu bagian dari program pembelajaran di dalam kurikulum kepesantrenan dalam mencapai tujuan yang maksimal seperti halnya dalam penyusunan renstra ini.
d.      Pasal 6 ayat 2 huruf b PP. No. 16 Tahun 2010.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis komptensi, kaitannya adalah hanya terkhusus pada kurikulum yang menjadi terapan dalam proses pembelajaran dan memang tidak lepas juga dari isi dari program pembelajaran dari renstra pesantren 25 tahun ke depan.
C.    Pentingnya penyusunan RSPP
Hal yang menjadi keutamaan dalam mengelola suatu lembaga adalah mempunyai perencanaan yang matang untuk direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang membangun lembaga itu. Lembaga dianggap matang ketika mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan maksimal mulai dari perencanaan sampai kepada hasil dan tetap memperhatikan pengawasan dengan maksimal.
Dalam menyusun renstra ini adalah bagian terpenting dari suatu lembaga yang ingin maju, berkembang dan tidak mati ditelan umur sebab banyak lembaga pesantren yang kita saksikan saat ini sudah tidak bisa lagi mengembangkan sayapnya karena tidak mempunyai cita-cita yang jauh ke depan.
Adanya rencana-rencana yang dianggap strategis dalam mengikuti perkembangan zaman akan sangat berguna sebagai acuan dalam mengelola lembaga yang mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas sehingga beberapa tahun yang akan datang tetap eksis dan tidak ketinggalan zaman.
D.    Tujuan penyusunan RSPP
Adapun yang menjadi tujuan dalam menyusun RSPP ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk memberikan acuan dasar dalam mengelola lembaga pendidikan pesantren sebagai langkah awal dalam merencakan kesuksesan di masa yang akan datang
2.      Untuk memberikan petunjuk dan indikator-indikator dalam merealisasikan suatu rancangan program yang maksimal dan terarah
3.      Agar lembaga pesantren tetap eksis dan bertahan sampai ratusan tahun ke depan sebab mempunyai tujuan jangka panjang yang signifikan dengan perkembangan pendidikan
4.      Menjadi lembaga pendidikan ke-Islaman yang mampu mencetak generasi-generasi yang mempunyai tanggungjawab dan kematangan dalam bersosialisasi dengan masyarakat
5.      Sebagai upaya dalam meningkatkan progres keilmuan kepesantrenan untuk menjadi buming di dunia ini dan khususnya di negara kita Indonesia
BAB II
PROFIL PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS UJUNG-BONE
A.       Sejarah Berdirinya[1]
Pesanatren ini didirikan pada tahun 2000/1421 H sebagai wujud keprihatinan terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan di dalam masyarakat, sementara tantangan di masa depan semakin menuntut sumber daya manusia yang handal.
Lembaga pendidikan pesantren dengan sistem boarding scholl sengaja dipilih karena sistem ini terbukti lebih efektif memberikan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai pendidikan secara komprehensif, meliputi keseimbangan aspek kognitif, keterampilan, dan psikomotorik di suatu pihak, dan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual di pihak lain. Sistem ini juga lebih efektif  memproteksi anak-anak usia muda untuk tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas dengan segala akibat buruknya.
Kekhususan pesantren Al-Ikhlas dan sekaligus menjadi obsesinya ialah menerapkan kurikulum yang paralel antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama, modifikasi kurikulum sendiri tetap memperhatikan kurikulum nasional. Penelurusan bakat dan minat para santri juga akan menjadi perhatian utama dengan segala konsekuensinya. Pihak yayasan akan melakukan out sourcing dan join program dengan pihak lain guna mewujudkan harapan-harapan yayasan.
Meskipun bernaung di bawah satu yayasan keluarga, Pondok Pesantren Al-Ikhlas tetap dikelola secara profesional, terbuka, transparan, dan demokratis. Yayasan ini tetap terbuka untuk melibatkan berbagai pihak guna mewujudkan visi, misi, dan tujuan Pondok Pesantren Al-Ikhlas.
Obsesi lain dari Pesantren Al-Ikhlas ialah mengupayakan alumni terbaiknya untuk melanjutkan studi ke luar negri, baik di negara-negara barat maupun di timur-tengah. Untuk itu, pengurus yayasan kini tengah menjajaki kerjasama (MoU) dengan beberapa Atase Pendidikan negara-negara maju dan instansi lain yang kemungkinan bisa mengusahakan beasiswa ke negara-negara yang dimaksud
B.       Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
1.      Visi Pesantren
Visi[2] Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone adalah “Terwujudnya Generasi Baru Islam yang Lebih Cerah dan Mencerahkan”. Untuk memperjelas pemahaman tentang rumusan visi[3] tersebut maka berikut dideskripsikan beberapa konsep yang ada dalam visi terebut di bawah ini.
Sebagai konsep pondok pesantren yang menekankan pada generasi yang cerah dan mencerahkan mengharuskan para pelajar yang ada di dalamnya untuk selalu berpegang teguh pada konsep ahlussunnah wal jama’ah. Serta senangtiasa menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusian dan tidak membeda-bedakan antar golongan manapun karena berpandangan bahwa semua manusia itu sama hanya yang membedakan di sisi Allah adalah ketakwaan mereka kepada-Nya.
Dengan pandangan seperti itu tidak menjadikan lulusannya untuk membenci golongan tertentu karena kebencian dalam diri manusia itu akan berakibat buruk bagi yang lainnya, dengan membawa ke-Islaman yang komprehensif akan melahirkan generasi yang selalu menebarkan perdamaian dan persahabatan terhadap sesama bahkan kepada lingkungan alam sekitar kita.
Keunggulan dari pesantren ini adalah perpaduan antara ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu ke-agamaan yang terjadi saling menopang satu sama lain dan tidak mendominasikan salah satunya agar sebagi generasi yang ahli di bidang ke-ilmuan masing-masing juga ahli di bidang ke-agamaan yang terintegrasi.
Dalam hal pengelolaan pesantren ini sudah menerapkan sistem manajemen yang baik terlihat dari penerapan fungsi manajemen yang bagus, perencanaan, organisasi, aktualisasi, kontrol, evaluasi dan semua itu saling mendukung satu sama lain sehingga sistem pengelolaan berjalan dengan harapan yang dicita-citakan.
Dari segi penilaian pendidikan pesantren ini telah menerapkan penilaian umum dengan dua kategori yaitu nilai dari pembelajaran khusus kepesantrenan dan nilai kemadrasahan. Keduanya ini menjadi tolak ukur kelulusan bagi setiap santri yang telah disahkan dengan adanya wisuda akhir.
Di bidang pembiayaan, pesantren ini sudah mandiri dan tidak perlu lagi ada suntikan dana khusus dari yayasan karena income dari santri yang mondok sudah bisa menutupi sistem pembiayaan bahkan masih bisa melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan membimbing mereka dalam majlis-majlis ta’lim atau taman pendidikan raudhatul athfal secara gratis.
Mengenai kerjasama yang dilakukan sudah bisa menembus kerja sama lintas negara yang ditandai adanya bantuan pengajar dari negara lain seperti Mesir yang saat ini sudah terjalin kerjasama selama 6 tahun sampai saat ini. Bahkan dengan pihak Arab saudi sudah memberikan bantuan khusus kepada pesantren berupa pembangunan mesjid dan pada awal berdirinya pesantren ini telah mendapat bantuan dari negara Amerika serikat berupa gedung dan masih banyak lagi terutama di dalam negeri sendiri yang menjaling kerjasama dengan pihak kementerian yang tidak bisa disebutkan satu persatu di sini.
Adapun konsep persaingan dalam pesantren ini adalah dengan menerapkan sistem penjaringan tenaga pendidikan dan kependidikan yang profesional dan rata-rata mereka adalah lulusan strata satu (S1) bahkan banyak juga lulusan Strata dua (S2) serta Strata tiga (S3) dari berbagai perguruan tinggi baik lulusan dalam negeri maupun luar negeri.
2.      Misi Pesantren
Misi merupakan alasan mengapa suatu lembaga ada dan melaksanakan kegiatannya.[4] Sebagai lembaga pendidikan pondok pesantren, Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone sebagai berikut:
a.       Memberikan pemahaman ke-Islam-an secara komprehensif guna mewujudkan keseimbangan kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual.
b.       Mengerjakan materi pendidikan secara integrative guna mewujudkan keserasian antara aspek pengetahuan, keterampilan, dan psikomotorik.
c.        Memberikan landasan moral dan ketauhidan terhadap setiap bidang studi untuk menghindari dikotomi ilmi-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama.
d.       Mengembangan motode Hushuli dan Khudhuri untuk melarikan kepribadian utuh kepada para santri.
e.        Mengembangkan strategi partnership di dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
f.        Mempertahankan nilai-nilai lama yang positif dan mengambil nilai-nilai baru yang positif.

Misi ini merupakan penjabaran pada desain kurikulum yang diarahkan untuk menghasilkan lulusan/produk yang selain sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional, yaitu memiliki landasan keimanan dan ketakwaan serta berjiwa Pancasilais, juga memiliki kompetensi yang memadai di bidang ke-Ilmuan yang sudah ditetapkan oleh pihak pesantren. Serta memiliki kompetensi intelektual, kecerdasan emosional dan spiritual dalam wujud kesadaran, kepekaan, kearifan dan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi  santri/santriwati beserta lingkungannya.
Nilai-nilai yang dikembangkan pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone ini dalam upaya mewujudkan outcomes yang berkarakter sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut:[5]
1.         Agamis (relegius), merupakan sikap yang selalu menanamkan nilai-nilai keagamaan yang universal sebagai salah satu penunjang dalam mengaplikasikan konsep “Islam yang komprehensif” atau dalam istilah qur’annya adalah “Rahmatan Lil Alamin” dalam upaya mendahulukan prinsip-prinsip umum dibanding prinsip-prinsip khusus.
2.         Kejujuran, merupakan sikap dan prilaku yang mencerminkan keteladanan kepada baginda Rasulullah saw. yaitu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan perbuatan.
3.         Toleransi, merupakan sikap yang selalu menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, sebagai penjabaran dalam nilai-nilai rahmat untuk seluruh alam tanpa kecuali.
4.         Kedisiplinan, merupakan sikap dan perilaku yang tertib dan patuh pada berbagai aturan dan tata tertib serta tata krama yang menjadi kebiasaan dalam kepengelolaan.
5.         Kerja Keras, merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan sikap optimisme, tidak mudah putus asa dan menjungjung tinggi cita-cita yang ingin dicapainya.
6.         Kreatif dan Kritis, merupakan sikap dan prilaku yang mampu menciptakan penemuan baru juga selalu berfikir yang kritis demi kemajuan dirinya dan tempatnya menuntut ilmu pengetahuan.
7.         Kemandirian, merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tidak mudah berkeluh kesah.
8.         Bersahabat, merupakan sikap dan tindakan yang selalu menunjung tinggi nilai kebersamaan dalam kesederhanaan antara sesama santri dan kepada guru atau seluruh pengurus yang ada..
9.         Peduli Lingkungan dan Sosial, merupakan sikap dan prilaku yang selalu menjaga dan melestarikan lingkungan alam di sekitarnya, serta mempunyai jiwa sosial kemasyarakatan yang tinggi dalam bergotong-royong.
10.     Bertanggung Jawab. Merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan  paling penting kepada Allah yang Maha kuasa serta Rasulullah saw.
11.     Bersikap Sederhana, merupakan sikap dan prilaku yang mendahulukan kesederhanaan dari pada kemewahan guna belajar menjadi orang yang selalu bersyukur apapun yang diperolehnya tapi tetap optimis untuk menjadi santri yang sukses di masa yang akan datang.
3.         Tujuan
Adapun tujuan[6] dari pondok pesantren ini adalah sebagai berikut:
a.         Mencetak santri yang berwawasan keislaman komprehensif.
b.        Para santri mampu berkomunikasi bahasa Inggris dan Arab.
c.         Para santri diharapkan mengembangkan hafalan Al-Qur’an (Hafiz al-Qur’an).
d.        Para santri diharapkan memiliki iman dan logika yang pararel dan kuat.
e.         Santri diharapkan mengembangkan bakat olahraga dan seni.
f.         Para santri diharapkan memiliki kepribadian mandiri dan bertanggung jawab.
4.      Sasaran
Dalam pendidikan yang di terapkan di pesantren adalah pendidikan pada jenjang menengah baik itu menengah pertama maupun menengah ke atas yaitu terkhusus pada kelas Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Adapun sasaran dari pemasaran pondok ini mereka yang berada pada kalangan menengah ke atas. Akan tetapi memperhatikan kalangan menengah ke bawah yaitu bagi anak-anak yatim atau piatu serta anak-anak yang berprestasi untuk diberikan beasiswa dan terjadi yang namanya subsidi silang.  
5.       Grand Design[7]
Untuk mencapai visi dan mewujudkan misi Pesantren Al-Ikhlas ini, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan yang ada, maka desain utama (grand design) untuk dua puluh lima tahun kedepan adalah:
“Terwujudnya Generasi Baru Islam yang Cerah, Mencerahkan dan Unggul dalam Bidang Pembelajaran dan Pengabdian pada Masyarakat Secara Menyeluruh” 
C.    Strategi Pencapaian
Untuk mencapai grand design dalam jangka waktu dua puluh lima tahun tersebut, maka ditentukan strategi pencapaian yang akan diprioritaskan dan dikembangkan serta yang akan dicapai secara bertahap sebagai berikut:
1.      Penguatan manajemen kelembagaan, sistem pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai karakter yang dikembangkan oleh Pondok pesantren al-Ikhlas Ujung-Bone (2015-2025).
2.      Peningkatan profesionalisme dan kompetensi Sumber Daya Manusia dalam ranah pengaplikasian pelayanan yang terbaik (2025-2030).
3.      Pengembangan sistem pembelajaran berbasis riset teknologi dan pengabdian masyarakat (2030-2040).
 









D.    Indikator Pencapaian
Untuk merealisasikan desain utama (grand design) di atas, maka dicanangkan strategi utama (grand strategies) dan memberikan indikator pencapaiannya sebagai berikut:[8]
1.      Penguatan Sistem Kelembagaan
2.      Peningkatan Kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia)
3.      Penguatan Kapasitas Sarana Prasarana
4.      Perluasan dan Peningkatan Layanan Pesantren
 Keempat strategi utama (grand strategies) tersebut dijabarkan dalam agenda strategis yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.         Penguatan Sistem Kelembagaan
Adapun Penguatan kelembagaan Pondok pesantren al-Ikhlas Ujung-Bone yang dimaksud di atas adalah proses penataan organisasi dalam menyelenggarakan pengaplikasian pelayanan yang terbaik pesantren dalam rangka mewujudkan Generasi yang cerah mencerahkan dan unggul dalam bidang pembelajaran dan pengabdian pada masyarakat secara menyeluruhDengan ini maka sangat diharapkan Al-Ikhlas dapat meningkatkan kemampuan melayani para orang tua santri dan santri sendiri dengan sistem manajerial yang dapat memberikan kemudahan dan tertata dengan baik kepada mereka.
Indikator-indikator:
a.       Adanya penataan organisasi: peningkatan status akreditasi (status kelembagaan), tersedianya SOP di setiap unit kerja pesantren.
b.      Pengembangan sistem informasi manajemen yang memadai: tersedianya sistem informasi yang terintegrasi berbasis IT, Sistem perekaman data dan informasi yang efisien dan efektif.
c.       Tersedianya sistem kontrol terhadap siklus manajemen: sistem audit internal yang efektif dan keberadaan manual mutu.
d.      Terciptanya sistem akademik yang sehat: tersedianya kepemilikan dokumen kebijakan tentang pengembangan kurikulum yang lengkap dan memuat nilai-nilai karakter yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, adanya monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum, adanya pengembangan suasana Pesantren yang kondusif berdasarkan nilai-nilai karakter ke-Islaman yang komprehensif yang dikembangkan oleh pesantren ini.  
2.      Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Adapun pada peningkatan kapasitas yang dimaksud di atas adalah semua kegiatan dan program yang diarahkan untuk memberdayakan SDM Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone,, yang terdiri atas tenaga pendidik dan kependidikan, baik di bidang kompetensi pedagogik, profesional, manajerial, pelayanan dan kompetensi bidang riset teknologi, serta kualifikasi kepribadian santri/santriwati dan sosial.[9] Dengan  agenda pertama ini diharapkan pesantren dapat meningkatkan kepuasan para orang tua santri dan santri sendiri pada sektor mutu pendidikan dan pengajaran seiring dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
 Indikator-indikator:
a.       Kompetensi Pedagogik; perencanaan, proses pembelajaran dan evaluasi.
b.      Kompetensi Profesional; penguasaan bidang keahlian, penguasaan ICT, penguasaan bahasa asing, komunikasi, teamwork, independensi, pelaporan secara mandiri.
c.       Kompetensi Manajerial Pengurus dan Guru; mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tugas sesuai bidang masing-masing.
d.      Kompetensi Pelayanan; mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tugas sesuai standar pelayanan minimum masing-masing.
e.       Kompetensi Riset teknologi; kemampuan metodologi, responsif terhadap isu-isu strategis, integritas keilmuan, komunikasi dan publikasi hasil riset teknolgi
f.       Kompetensi Pengabdian: kemampuan memenuhi kewajiban pengabdian masyarakat berbasis bantuan dan pengajaran.
g.      Kualifikasi Kepribadian santri/santriwati dan Sosial; memiliki integritas terhadap nilai-nilai Islam komprehensif serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kesederhanaan.

3.      Pengembangan Sarana Prasarana
Adapun yang dimaksud dengan pengembangan sarana dan prasarana adalah menjamin ketersediaan sarana dan prasarana yang menyangkut fisik untuk mewujudkan terselenggaranya pesantren dengan generasi yang cerah mencerahkan dan unggul dalam bidang pembelajaran dan pengabdian pada masyarakat secara menyeluruhDengan pesantren diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para orang tua santri dan santri sendiri khususnya yang berkaitan dengan fasilitas pendidikan, serta fasilitas yang mendukung kebutuhan soft skill santri/santriwati.
Indikator-indikator
a.       Tersedianya ruang kelas dan ruang guru yang representatif.
b.      Tersedianya sarana prasarana dalam peningkatan soft skill[10] dan hard skill[11] tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
c.       Tersedianya fasilitas umum yang memadai
d.      Tersedianya fasilitas penunjang BLU
e.       Tersedianya fasilitas perpustakaan modern
f.       Tersedianya suasan alam sekitar yang sejuk dan hijau
4.      Perluasan dan Peningkatan Layanan Pesantren
Perluasan dan peningkatan layanan yang dimaksud adalah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, mampu memperluas jenis layanan pada santri dan orang tuanya yang relevan dalam rangka menggali dan mengelola dana dari sumber-sumber di luar pembayaran santri yang meliputi pelayanan kemasyarakatan dan pembimbingan. Dengan ini Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, diharapkan dapat memberikan layanan prima kepada para orang tua santri dan santri sendiri dalam semua aspek layanan baik dari sisi pembelajaran hingga pada layanan administrasi.[12]
Indikator-indikator
a.       Meningkatkan kuantitas layanan kemasyarakatan dan pembimbingan
b.      Meningkatkan pemberian bantuan kepada masyarakat kelas “yata>ma dan masa>kin
c.       Memperluas jaringan dan kerjasama di pihak luar baik dalam negeri maupun luar negeri
BAB III
ANALISIS SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI
A.    Analisis SWOT dan Perencanaan Strategi
Dalam sebuah proses perencanaan strategis, analisis terhadap dimensi eksternal maupun internal dilakukan untuk mengidentifikasi sejumlah isu yang menjadi faktor penentu dan karenanya harus dicermati dalam perumusan kebijakan dan program. Secara kategoris, analisis terhadap dimensi eksternal bermuara pada isu-isu strategis dalam bentuk ancaman dan peluang, sedangkan analisis terhadap dimensi internal berujung pada identifikasi isu-isu strategis dalam bentuk kekuatan dan kelemahan organisasi pesantren sehingga bisa melihat secara keseluruhan dari perkembangan pesantren dan yang akan dikembangkan di dalamnya. Adapun analisis SWOT nya sebagai berikut:[13]
1.      Kekuatan (Strengths)
Adapun kekuatan di dalam pondok pesantren Al-Ikhlas ini dapat dilihat dari pemaparan berikut ini:
a.       Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone adalah lembaga pendidikan Pesantren yang moderen tapi tetap mempertahankan nilai-nilai salaf. Aspek dari ini merupakan salah satu kekuatan utama dalam berkiprah dan berperan di kancah nasional bahkan internasional nantinya.
b.      Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone memiliki tradisi yang unggul dalam pengembangan kemampuan Dwi Bahasa (Arab dan Inggris) Hal tersebut dapat menjadi basis keunggulan bersaing  sebagai bagian dari upaya menuju pesantren yang menasional bahkan ke kancah internasional.
c.       Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone sebagai katalisator mobilitas sosial bagi kaum santri. Kekuatan ini memungkinkan kaum santri untuk meningkatkan peran dan kiprah mereka di masyarakat.
d.      Memadukan pelajaran umum dan agama dapat membuka peluang Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone membangun keunggulan persaingan di antara banyaknya pondok pesantren di Negara kita.
e.       Terciptanya kelompok-kelompok belajar yang sesuai minat masing-masing santri/santriwati sehingga mereka memainkan peran penting dalam mengembangkan budaya akademik di dalam pesantren sebagai bentuk pembiasaan.
f.       Peningkatan jumlah santri/santriwati selama periode 2007-2015 mengindikasikan tingginya minat masyarakat untuk menyantrikan anak-anaknya di Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone.
g.      Kualitas SDM berstatus Pegawai Tetap Yayasan memiliki pendidikan terakhir S-1, S-2 dan S-3terutama pada SDM tenaga pendidik dan pengurus menjadi pondasi kuat dan ahli dalam membina santri/santriwati.
h.      Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone memiliki prasarana dan sarana yang secara umum memenuhi standar pelayanan Pondok Pesantren bahkan melebihi standar sebagai pondok pesantren.
i.        Kinerja pendidik, pengurus dan pegawai cukup baik yang tercermin pada antusiasme yang tinggi untuk berpartisipasi dalam mengembangkan pesantren serta kualitas santri/santriwati yang semakin hari semakin meningkat dilihat banyak lomba-lomba di luar pesantren yang mendapatkan juara.
j.        Potensi kerjasama yang tinggi dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta baik dalam negeri maupun luar negeri, sehingga potensi untuk maju sangatlah signifikan.
k.      Komitmen pemerintah untuk selalu mengalokasikan Dana BOS, di samping dukungan penerimaan dari masyarakat sekitar yang semakin meningkat, yang dipicu terutama oleh banyaknya jumlah santri/santriwati baru dari tahun ke tahun bahkan pesantren membatasi jumlah setiap tahunnya yang diterima karena masih kurang dalam penyediaan asrama.
l.        Alumni Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone memiliki peran penting dan posisi strategis dalam berbagai sisi dan profesi di pemerintahan, lembaga swasta, dan kemasyarakatan.
2.      Kelemahan (Weaknesses)
a.       Perkembangan Pesantren yang pesat kurang diimbangi dengan perencanaan pelaksanaan, koordinasi, dan regulasi yang matang dan komprehensif. Selain itu, pemantauan dan evaluasi terhadap program-program pesantren juga belum dilaksanakan secara optimal.
b.      Pada aspek SDM, terdapat ketimpangan pada konfigurasi keahlian pendidik. Sebagian besar guru memiliki latar belakang bidang yang masih tidak sesuai dengan yang diajarkan di pesantrenJuga banyaknya santri/santriwati masih belum sebanding dengan guru yang rasionya 1:20.
c.       Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk bidang Humas masih belum optimal. Hal ini disebabkan masih terbatasnya kompetensi penggunaan TIK di kalangan guru maupun pengurus sehingga informasi seputar pondok masih kurang up to date.
d.      Walaupun kinerja guru/pegawai sudah maksimal dalam melayani santri/santriwati kaitannya dengan pembelajaran, kelemahan masih ditemukan terutama dalam mutu, relevansi, dan manfaat pembelajaran yang umumnya belum banyak menyentuh kebutuhan pengembangan ilmu dan dinamika kebutuhan dan permasalahan masyarakat dan bangsa.
e.       Kelemahan pada aspek publikasi ilmiah terletak pada pemantauan dan evaluasi yang masih minim, sehingga karya-karya dari guru apalagi santri/santriwati belum bisa diekspos luas melalui media online padahal ketersediaan jaringan wifi sudah ada.
f.       Meski pun adanya dana BOS serta dana dari orang tua santri/santriwati yang cukup membantu pesantren untuk peningkatan mutu dan daya saing pendidikan masih sangat terbatas, khususnya dalam konteks pengembangan menjadi pesantren yang menasional apalagi cakupan internasional.
3.      Peluang (Opportunities)
a.       Kondisi makro perekonomian nasional yang cenderung membaik memungkinkan pemerintah meningkatkan anggaran Dana BOS dan Meningkatnya setiap sekali dalam dua tahun pembayaran Uang pangkal orang tua santri di pesantren. Kondisi ini memberikan peluang bagi Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone untuk mempercepat pencapaian pesantren yang menasional dan mendunia.
b.      Dukungan Kementerian Agama khususnya PD pontren untuk pengembangan pendidikan Islam dewasa ini semakin meningkat. Sehingga untuk mengembangkan pesantren sangatlah baik sekali.
c.       Dengan status sebagai Lembaga Pendidikan Swasta maka  Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone memiliki peluang untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan secara mandiri dan berkelanjutan.
d.      Dengan komitmen Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone untuk membangun sebuah kultur pendidikan yang ingin melahirkan genera baru Islam yang cerah dan mencerahkan memiliki peluang untuk menciptakan kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama yang mengedepankan nilai-nilai universal dan mementingkan perdamaian yang lebih sehat melalui kiprah alumninya yang memiliki karakter di atas.
e.       Meningkatnya kesadaran akan bahaya radikalisme agama dan pentingnya saling pengertian antar umat beragama merupakan peluang bagi penguatan eksistensi Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone sebagai lembaga pendidikan keagamaan moderen yang konsisten dan terdepan dalam pengembangan dan penyebarluasan pemahaman keagamaan Islam yang komprehensif dan toleran di negara kita ini.
4.      Ancaman (Threats)
a.       Menguatnya pengaruh politik dalam perumusan kebijakan pemerintah, termasuk dalam bidang pendidikan, berpotensi mengarah pada politisasi yang mengancam obyektivitas suatu kebijakan.
b.      Menguatnya persaingan dalam dunia pendidikan pesantren mengakibatkan Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone harus selalu waspada terhadap ketidak senangan oleh pihak-pihak yang menganggap pesantren ini akan menjadi top di daerah sulawesi yang kemudian akan dikenal secara nasional sebab sudah banyaknya para alumnus yang diterima di berbagai perguruan tinggi.
c.       Persaingan dalam penerimaan calon mahasiswa di berbagai perguruan tinggi dan sebagian masyarakat takut akan melepaskan anak perempuannya untuk lanjut ke luar daerah dapat berakibat pada masih tingginya potensi angka ketidak lajutan alumni ke perguruan tinggi masih tergolong banyak.
d.      Meningkatnya gejala pragmatisme berpotensi melahirkan moral yang kurang baik di kalangan guru dan pegawai sehingga tujuan utama berdirinya pesantren ini yang disesuaikan dengan namanya “Al-Ikhlas” kurang dijadikan visi utama dalam perkembangannya.
e.       Keberadaan pesantren-pesantren yang sudah menjadi pesantren yang berskala internasioanl berpotensi menjadi pilihan utama bagi calon santri/santriwati baru yang mempunyai keluarga kalangan menengah ke atas.
B.     Analisis Kebutuhan Pesantren
Dalam analisis ini, Pesantren mengambil dari berbagai sisi yang dianggap menjadi kebutuhan utama dalam mengembangkan dan memberdayakan seluruh sumber daya yang ada. Sumber daya tersebut akan dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai jalan yang efisien dalam merealisasikan seluruh program yang menjadi unggulan di pesantren ini, di antara program unggulannya adalah Program Kelas Full day, Program Kelas Khusus Tahfidz, Program Kelas Unggulan yang sebelumnya sebagai Program kelas Akselerasi dan Program Pengabdian Pada Masyarakat.[14]
Program-program unggulan tersebut menjadi tawaran yang signifikan untuk membawa pesantren ini lebih menasional dan mendunia sehingga saat ini lulusan yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari semua visi, misi dan tujuan yang diharapkan sebelumnya.
Para alumni diharapkan sangat memperhatikan kualitas mereka ketika berada di berbagai perguruan tinggi di indonesia dan di luar negeri seperti Arab Saudi, Mesir, Australia dan lain sebagainya. Dengan adanya alumni di beberapa negara tersebut akan mampu membawa perubahan yang efektif dalam memajukan pesantren yang akan go internasional, dan memang inilah cita-cita dari pihak yayasan akhir-akhir ini untuk menjadikan pesantren yang berstandar internasioanl sebagaimana pesantren yang sudah menerapkan itu seperti Pesantren Tazkia di Malang, Pesantren Al-Izzah di Batu dan lain-lain.[15]
Kebutuhan yang paling mendasar saat ini adalah tersedianya fasilitas yang memadai untuk ketercapaian rencana-rencana go internasioanl tersebut. walaupun sebenarnya pesantren ini pernah mewakili Indonesia dalam hal kesenian di Turkey pada tahun 2010 merupakan suatu gebrakan pertama dalam go internasional.


C.    Renstra 25 Tahun ke Depan         
1.      Program Kerja Lima Tahun Pertama
Adapun yang menjadi program pada periode ini adalah sebagai berikut:
a.       Menjadi lembaga yang sistematis dalam hal manajemen mulai dari manajemen kepesantrenan secara umum sampai kepada manajemen kurikulum secara khusus.
b.      Memberikan penguatan pada setiap bagian kelembagaan dalam upaya mensinergikan antara manajemen kepesantrenan dengan manajemen kemadrasahan yang menjadi bagian dari berdirinya lembaga ini.
c.       Mendesign sistem pembelajaran yang variatif dan inovatif sebagai acuan dalam membuat pembelajaran yang menarik dan menjadi perhatian para santri dan santriwati.
d.      Menyediakan tempat belajar yang lebih dekat dengan Alam sekitar agar menjadi pembelajaran yang mengedepan ciri dari manusia yang tergolong sebagai manusia Ulul Albab sekaligus menjadi manusia yang hafidz seperti para sahabat Nabi saw.
e.       Menjadikan pesantren sebagai lembaga yang membawahi kemadrasahan untuk menjadi madrasah yang mempunyai Akreditasi A oleh Tim Supervisi Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama.
2.      Program Kerja Lima Tahun Kedua
     Adapun yang menjadi program pada periode ini sebagai lanjutan tahap pertama pada strategi pencapai dalam RSPP ini  adalah sebagai berikut:
a.       Memberikan pemahaman yang komprehensif dalam menggali nilai-nilai ke-Islaman yang Rahmatan Lil Alamin[16] sebagai bentuk penanaman nilai karakter generasi yang cerah dan mencerahkan.
b.      Memberikan pelatihan-pelatihan atas nilai-nilai karakter dari generasi yang cerah dan mencerahkan kepada seluruh jajaran pengurus, guru/muallim dan pegawai sebagi landasan dalam mensosialisasikan visi, misi dan tujuan adanya Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone ini.
c.       Menyemarakan simbol-simbol ke-Islaman yang menghasilkan generasi yang cerah dan mencerahkan di setiap sudut pesantren dan mempublikasikan ke khalayak umum sebagai tanggungjawab bersama dalam menciptakan umat beragama dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan membumikan nilai-nilai pancasila.
3.      Program Kerja Lima Tahun Ketiga
Adapun yang menjadi program pada periode ini di tahap kedua dalam strategi pencapaian sebagai berikut:
a.       Mengirim para pengurus, guru atau pun pegawai untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi sebagai upaya dalam meningkatkan kematangan profesionalisme di berbagai bidang yang mereka minati.
b.      Mendelegasikan para guru atau pegawai untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang cakupannya nasional baik yang diadakan pemerintah maupun pihak swasta sebagai bentuk peningkatan dalam manajemen keprofesian.
c.       Melakukan pelatihan-pelatihan rutinan di dalam wilayah pesantren dengan memanggil tim-tim ahli dalam bidang pendidikan nasional maupun ahli dalam pendidikan yang bertaraf internasional.
d.      Menyediakan penginapan gratis bagi para orang tua santri/santriwati yang datang mengunjungi anaknya yang berasal dari luar daerah agar pelayananan kepada pihak costumer berjalan dengan baik.
e.       Mengadakan kunjungan atau studi banding di pesantren-pesantren yang dianggap sudah Go Publik dan Go Internasional.[17]
4.      Program Kerja Lima Tahun Keempat
Adapun yang menjadi program pada periode ini di tahap ketiga dalam strategi pencapaian sebagai berikut:
a.       Menyediakan media pembelajaran yang menggunakan teknologi tinggi, seperti Papan tulis elektrik, akses wifi full di kelas-kelas, dan sistem penilaian berbasis online dengan mengisi jawaban langsung melalui CBT, dengan demikian akan mengukur kognitif santri/santriwati dengan jujur dan transparan.
b.      Pemanfaatan media internet dalam sistem pembelajaran online dari berbagai negara yang terpandu oleh guru mata pelajaran tertentu atau untuk menunjang santri dalam Menghapal sesuai dengan Qira’at para Imam di seluruh dunia.
c.       Menyediakan Laptop yang standar di setiap meja ruang kelas sebagai upaya santri dalam menguasai teknologi informasi.
d.      Mengadakan eksperimen-eksperimen lintas daerah dalam bidang riset teknologi
e.       Mengadakan pelatihan-pelatihan IT untuk seluruh Pengurus, guru, pegawai dan para santri/santriwati secara berkala. 
5.      Program Kerja Lima Tahun Kelima
Adapun yang menjadi program pada periode ini adalah lanjutan di tahap kedua dalam strategi pencapaian sebagai berikut:
a.       Memberikan pelayanan publik dalam bidang penyuluhan keagamaan  berupa penyedian “Calling With Solution”[18] dengan memanfaatkan para alumni yang mempunyai basic keilmuan yang memadai.
b.      Memberikan pembelajaran keagamaan bagi masyarakat sekitar sebagai bentuk pengabdian dan sebagai misi Dakwah Bil Hal agar pemahaman keislaman mereka makin baik
c.       Membuat majlis-majlis ta’lim di daerah domisili pesantren dengan mengembangkan sistem teknologi canggih yaitu melalui vide call langsung melalui layar besar.
d.      Menyalurkan bantuan-bantuan baik materi maupun non materi berupa pengiriman muballiq keluar daerah dan santunan untuk anak yatim di berbagai daerah bahkan mengirimkan bantuan untuk keluar negeri bagi negara yang mendapat bencana alam atau dalam keadaan perang.
D.    Analisis Sumber Daya Manusia
Dalam rangka analisis sumber daya yaitu dengan Peningkatan ketersediaan sumber daya manusia yang mumpuni di bidangnya masing-masing dengan melihat sisi yang perlu disediakan sebagai berikut: [19]
1.      Tersedianya pengurus pesantren baik dari pihak yayasan maupun pihak kepesantrenan yang profesional di bidang masing-masing
2.      Tersedianya lembaga khusus di bidang penjaminan mutu untuk pesantren
3.      Tersedianya wahana pelatihan keprofesionalan seluruh pihak yang menjadi bagian di pesantren
E.     Analisis Sumber Daya Keuangan
Dalam rangka analisis sumber daya keuangan dengan peningkatan pendapatan pada lembaga pendidikan pesantren ini dengan melihat sisi yang perlu disediakan sebagai berikut:
1.      Adanya sumber keuangan yang mampu menjamin biaya operasional pesantren setiap harinya bahkan sudah terencana jauh ke depan
2.      Tersedianya sumber keuangan yang berasal dari usaha khusus yang dikelola oleh pihak tertentu pesantren seperti usaha mini-market, peternakan atau perikanan
3.      Tersedianya kerjasama di bidang jasa dengan berbagai pihak yang dianggap sesuai dengan visi. misi dan tujuan berdirinya Pesantren Al-ikhlas Ujung-Bone ini.
4.      Tersedianya sistem pelaporan keuangan yang transparansi agar tidak terjadi saling kecurigaan dalam mengelola keuangan tersebut.
5.      Adanya kerjasama dengan pihak bank-bank yang mempunyai misi sosial yang tinggi dalam menyediakan beasiswa-beasiswa khusus untuk santri/santriwati yang yatim-piatu atau yang berprestasi.
F.     Analisis Sumber Daya Sarpras
Dalam rangka analisis sumber daya Sarpras (saran dan prasarana) yaitu dengan peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan yang bermutu, dengan melihat sisi yang perlu disediakan sebagai berikut:
1.      Tersedianya manajemen penyediaan prasarana dan sarana pendidikan kepesantrenan yang sistematis
2.      Tersedianya prasarana dan sarana pembelajaran umum yang bermutu.
3.      Tersedianya prasarana dan sarana pembelajaran khusus yang bermutu.
4.      Tersedianya prasarana dan sarana penunjang yang bermutu.
5.      Tersedianya Prasarana dan sarana yang berteknologi tinggi tapi tetap bernuangsa alami.       
G.    Analisis Masalah dan Hambatan
Dalam rangka analisis Masalah dan Hambatan ini dapat dilihat dengan adanya ketersediaan penyelesaian masalah sebagai berikut :[20]
1.      Tersedianya tim yang mampu mengevaluasi sistem manajemen yang sedang berjalan dari awal sampai akhir suatu program atau kegiatan-kegiatan.
2.      Adanya penyeleksian pengurus/guru/pegawai dalam penempatan keahlian mereka masing-masing yang sesuai bidangnya. Dan penambahan jumlah guru atau pegawai supaya dapat memenuhi kouta perbandingan 1:20 (SDM : Santri/ Santriwati).
3.      Rutinnya pelatihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dikalangan pengurus/guru/pegawai bahkan kepada santri/santriwati.
4.      Rutinnya pertemuan antara para guru dan pengurus serta pegawai dalam hal membahas permasalahan-permasalahan seputar pesantren dan sekitarnya bahkan permasalahan global.
5.      Rutinnya pelatihan karya tulis ilmiah sebagai dasar para guru dan santri dalam mengembangkan minat tulis-menulis serta semangat dalam membaca.
6.      Penggunaan sumber daya yang dimiliki dengan efisien dan semaksimal mungkin.
H.    Analisis Penyelesaian Masalah
Adapun dalam analisis penyelesaian masalah dapat dilihat juga pada bagian analisis masalah dan hambatan pada ponit G yang terdiri dari 6 bagian yang harus tersedia. Bukan hanya itu, dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam proses berjalannya suatu lembaga itu tidak bisa dipungkiri sehingga perlunya metode-metode yang dianggap ril untuk menyelesaikan setiap masalah tersebut.
Adapun syarat, metode atau cara penyelesaian masalah yang dapat diterapkan di pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone ini sebagai berikut:
1.      Syarat yang harus dimiliki oleh Problem solver (sebagai orang yang menyelesaikan masalah) yaitu: Kecerdasan dalam mengetahui jenis permasalahan, Perancangan dari berbagai alternatif solusi dan Pemilihan solusi serta peluang.
2.      Metode atau cara yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam pondok pesantren ini yaitu: [21]
a.       Konsiliasi, untuk menengahkan dan mencari persetujuan dan penyelesaian
b.      Mediasi, melibatkan pihak ketiga dalam masalah sebagai penasehat
c.       Arbitrasi, menyerahkan keputusan dari mereka yang berselisih kepada pihak ketiga
d.      Adjudication, penyelesaian dengan melibatkan pengadilan dalam hal sengketa yang tidak bisa diselesaikan dengan baik dan ini pun sudah berusaha dalam berbagai cara yang dianggap bisa untuk menyelesaikan permasalahan dan konflik yang dihadapi.
















BAB IV
IMPLEMENTASI STRATEGI
Sebelum melanjutkan kepada bagian-bagian dari bab terlebih dahulu kita mengetahui pengertian dari implementasi strategi yaitu rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk merealisasikan perencanaan strategi, dalam hal ini sebagai penjabaran terhadap apa yang telah dirumuskan dalam strategi kebijakan dan program kerja yang telah disusun pada sebelumnya yang mencakup semua bagian-bagiannya. [22]
A.    Langkah-Langkah Strategi
Pada bagian ini akan dijabarkan langkah-langkah yang disesuaikan dengan Grand Design Strategi yang disusun pada Bab II dan penyesuaiannya dengan program-program kerja yang telah disusun pada Bab III sebagai berikut:
1.        Penguatan Sistem Kelembagaan
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempu dalam penguatan sistem kelembagaan ini sebagai berikut:
a.         Melakukan penataan terhadap sistem kelembagaan dengan melibatkan tenaga ahli dalam menilai dan memberikan masukan jika sekiranya ada kekurang-kekurangan pada sistem tersebut mulai dari manajemen kepesantrenan sampai pada manajemen kurikulum di madrasah.
b.        Membuat SOP yang terintegrasi dengan aplikasi khusus bagi setip unit di pesantren melaui Handphone masing-masing pengurus, guru dan pegawai agar supaya dapat melihat dan mengetahui standar setiap pekerjaan yang mereka lakukan dalam merealisasikan program yang telah disepakati.
c.         Menyediakan Suasan Kelas yang menarik dan berbasis teknologi tinggi yang dilengkapi dengan pengawasan berganda dari guru/pengurus dan melalui camera CCTV.
d.        Menyediakan suasan lingkungan pembelajaran yang dekat dengan alam sekitar dan pemanfaatan aset pesantren di bidang pertanian dan perikanan untuk santri terjun langsung sebagai santri yang menguasai 3 aspek kemampuan yaitu, kognitif, afektif dan psikomotorik yang menjadi saling berhubungan. Dan dalam bidang hapalan mereka diikutkan pada event-event MTQ baik nasional maupun internasional.
e.         Pembuatan sistem manajemen audit yang berbasis teknologi sistem aplikasi khusus yang dimiliki setiap guru/pengurus dan pegawai sebagai laporan setiap hari dan Daily Planning untuk kegiatan yang dilakukan pada esok harinya.
f.         Penguatan kelembagaan yang menyediakan dokumen kebijakan kurikulum yang tertulis lengkap yang memuat nilai-nilai karakter sebagai generasi yang cerah dan mencerhkan serta unggul dalam bidang pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat selain yang telah ada dalam sistem aplikasi khusus pesantren.
g.        Mengadakan perbaikan-perbaikan seluruh sistem keteraturan manajemen yang ideal dengan realitas yang ada melalui pemantauan khusus para ahli manajemen yang diundang dari berbagai negara yang maju.
h.        Memberikan materi-materi tambahan dalam setiap mata pelajaran umum sebagai prolog yang berkaitan dengan ke-Islaman yang Rahmatan Lil Alamin serta mensosialisasikan visi, misi, dan tujuan pesantren melalui aplikasi yang telah terintegrasi itu serta menfasilitasi pengadaan simbol-simbol ke-Islaman yang cinta perdamaian.
2.      Peningkatan Kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia)
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempu dalam Peningkatan Kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) sebagai berikut:
a.         Mencari dan menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah dan swasta dalam membimbing para pengurus/guru/pegawai dengan mereka dibiayai untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi disesuaikan dengan keahlian dan kepeminatan masing-masing dari mereka. Dengan demikian mereka akan mampu untuk menjadi sumber daya manusian yang menguasai kompetensi pedagogik, profesional dan memiliki kompetensi manajerial personalia yang handal dan sistematis.
b.        Mengadakan pelatihan-pelatihan keguruan dan kepegawaian dalam meningkatkan kinerja dan progres untuk menjadikan lembaga pendidikan keagaman ini lebih berjiwa kompetitif tinggi. Dengan ini, mereka dapat memiliki kemampuan pelayanan yang memadai dan tidak menyulitkan orang tua santri dan anak mereka serta Stake Holder[23] yang ada.
c.         Mencari Stake Holder dalam bidang pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di berbagai perguruan tinggi untuk melakukan pembinaan dan pelatihan bagi guru dan santri/santriwati sebagai jalan untuk meningkatkan pemahaman dalam menguasi TIK tersebut.
d.        Mencari bantuan dalam pembangunan rumah singgah kepada berbagai pihak yang ingin memberikan sumbangsih untuk menyediakan fasilitas itu secara gratis kepada para orang tua santri.
e.         Mencari relasi dengan berbagai pesantren yang dianggap relevan dalam perkembangan pendidikan keagamaan yang sangat persuasif untuk diadakan kunjungan kesana sebagai bentuk pengambilan sampel pesantren yang ingin menjadi go internasional.
f.         Pendidikan karakter yang diterapkan di pesantren dengan mengikuti kurikulum 2013 yang saat ini masih belum direalisasikan secara nasional dengan menformulasikan menjadi kurikulum yang mampu bertahan sampai 25 tahun ke depan dengan mengadakan perbaikan-perbaikan di dalamnya.
3.      Penguatan Kapasitas Sarana dan Prasarana
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempu dalam Peningkatan Kapasitas Kapasitas Sarana dan Prasarana sebagai berikut:
a.         Membangun ruang kelas yang sesuai dengan rancangan awal yaitu dengan kelas yang menarik dan berteknologi tinggi dengan mengajukan bantuan pada pemerintah yang ada kaitannya dengan peningkatan sarana dan prasarana. Dengan sarana dan prasarana itu dapat meningkatkan soft skill dan hard skill Sumber Daya Manusia yang ada.
b.        Membangun dan menyediakan sistem jaringan internet yang berstandar tinggi sebagai dukungan dalam proses pembelajaran dan sebagai media komunikasi dengan para guru/pengurus/pegawai dan orang tua santri.
c.         Menyiapkan fasilitas media elektronik seperti laptop, infokus dan papan tulis elektrik di setiap kelas dengan lengkap. Dengan cara mencari stake holder yang bisa membantu pengadaan peralatan tersebut sebagai bagian dari peningkatan mutu pendidikan terutama dalam hal fasilitas teknologi untuk  menunjang pemberlajaran.
2.      Perluasan dan Peningkatan Layanan Pesantren
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempu dalam Perluasan dan Peningkatan Layanan Pesantren sebagai berikut:
a.         Penyediaan “Calling With Solution” yang telah dibahas sebelumnya dengan memanfaatkan organisasi alumni yaitu Ikatan Keluarga Alumni Al-Ikhlas yang disingkat dengan IKA Al-Ikhlas dengan maksimal.
b.        Merekrut dan membimbing santri/santriwati setiap sebelum memasuki bulan suci ramdhan untuk dilatih dalam pembekalan menjadi imam sholat, penceramah dan pengetahuan ke-fiqh-an yang komprehensif untuk antisipasi pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat nantinya.
c.         Melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah kabupaten di setiap provinsi untuk dibentuk majlis-majlis ta’lim binan Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone untuk melebarkan sayap pengabdian pada masyarakat luas dan sesekali ikut berpartisipasi dalam majlis ta’lim di nasional dengan menerapkan sistem Distances Learning.
d.        Menyediakan dan membuat lembaga yang menangani infaq dan sedekah sebagai upaya dalam menyalurkan bantuan kepada anak yatim piatu dan bantuan wilayah yang terkena bencana alam baik di dalam negeri maupun luar negeri. Atau penyediaan muballiq-muballiq yang siap untuk terjun ke masyarakat.
e.         Mencari dan mengadakan kerjasama di bidang pengembangan keilmuan umum dan agama kepada kedutaan-kedutaan yang ada di Indonesia.
B.     Struktur Organisasi dan Job Description
Adapun struktur organisasi  dan Job Description di Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone ini dengan bentuk penjabaran yang terurut sebagai berikut: [24]
1.        Struktur Organisasi Pesantren:
Direktur : AG. DR. H. Lukman Arake, Lc., MA.
Wakil Direktur : KM. Drs. H. Idris Rasyid, M.Pd.I.
Pimpinan Pondok : KM. H. Nandar Trijaya, MA.
Wakil Pimp. Pondok Bid. Kepesantrenan : H. Muh. Safri Abdullah, S.Pd.I.
Wakil Pimp. Pondok Bid. Kesantrian : Abdul Gani, S.HI.,M.HI.
Wakil Pimp. Pondok Bid. Kurikulum : Irfan, S.Pd.I.
Wakil Pimp. Pondok Bid. Humas : Murdani, S.Th.I.
Kepala Biro Arsip dan Tata Usaha : H. Herwin, S.EI.
Ketua Dewan Mahkamah : Abunawas, SH.,MH.
Kepala MTs : H. Saharuddin, S.Ag.,S.Pd.I., M.Pd.
W. Kurikulum MTs : Jusmadi Musa, S.Pd.
W. Kesiswaan MTs : Harmoko, S.Pd.
W. Humas & Sarpras MTs : Irvan A. Mappangara, S.Pd.
Kepala MA : H. Abd. Rajab, S.Ag., S.Pd.I.
W. Kurikulum MA : Firman, S.Pd.I.
W. Kesiswaan MA : KM. H. Muh. Irham, S.HI.
W. Humas & Sarpras MA : Burhan, S.Pd.
Ka Perpustakaan : Asriadi, S.Hum.
Native Speacker/Pembina Tahfiz : Syekh Zein Albayoumi Hassan Ebid
Didukung oleh lebih dari 70 guru-guru berkualifikasi S3, S2, dan S1 dari berbagai perguruan tinggi (Al-Azhar Mesir, Ummul Qura Madinah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, PTIQ Jakarta, UNHAS, UIN Alauddin Makassar, UNM, UMI, serta STAIN Watampone) yang berkualifikasi minimal S1 sehingga lulusan pesantren mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.[25]
2.        Job Description:
Adapun penjabaran dari tugas pengurus tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a.         Direktur, bertugas sebagai pelaku pada manajemen puncak[26] yang mempunyai wewenang untuk memutuskan dan memberhentikan pengurus/guru/pegawai bahkan santri/santriwati sekaligus sebagai keputusan akhir. Dan juga yang berkaitan dengan pengesahan segala program yang ada di setiap unit pesantren.
b.        Wakil Direktur, bertugas sebagai pengganti atau badal direktur jika berhalangan hadir atau berada jauh dari pesantren dan mengharuskan keputusan secara mendesak.
c.         Pimpinan Pondok, bertindak sebagai pemegang kebijakan dalam ranah kepesantrenan dan yang berkaitan dengan urusan pesantren secara khusus tanpa mempunyai pengaruh di bagian kemadrasahan. [27]
d.        Wakil-Wakil Pimpinan Pondok, bertugas sebagai bawahan dari pimpinan untuk menjalankan segala kebijakan yang telah disahkan oleh pimpinan setelah disepakati oleh pihak direktur pesantren.
e.         Kepala Biro Arsip dan Tata Usaha, bertugas sebagai kepala administrasi dan dianggap sejajar posisinya dengan pimpinan pondok dalm pesantren ini, mengurusi hal yang berkaitan dengan sistem administrasian secara keseluruhan dengan mendapat persetujuan dari bagi kepala administrasi ini.
f.         Ketua Dewan Mahkamah, bertugas sebagai pemegang kebijakan dalam memutuskan hukuman perkara atau pun masalah yang dilakukan oleh santri/santriwati dengan bekerja sama para pimpinan di bawah direktur dan masalah yang sangat besar akan dilimpahkan keputusan terakhir kepada pihak direktur akan tetapi tetap melihat pertimbangan-pertimbangan yang telah diputuskan oleh ketua dewan mahkamah.
g.        Kepala MTs, bertugas sebagai pemegang kebijakan dalam ranah kemadrasahan yang terskhusus pada jenjang pendidikan menengah pertama. Mengatur segala sistem yang berlaku sesuai dengan madrasah pada umumnya.
h.        Wakil-wakil Kepala MTs, sebagai bawahan dari kepala dalam membantu merealisasikan program-program kemadrasahan secara menyeluruh. 
i.          Kepala MA, bertugas sebagai pemegang kebijakan dalam ranah kemadrasahan yang terskhusus pada jenjang pendidikan menengah atas. Mengatur segala sistem yang berlaku sesuai dengan madrasah pada umumnya juga.
j.          Wakil-wakil Kepala MA, sebagai bawahan dari kepala dalam membantu merealisasikan program-program kemadrasahan secara menyeluruh.
k.        Ka Perpustakaan, bertindak sebagai pemegang kebijakan dalam hal keperpustakaan dan tetap berada dalam bawahan seluruh pimpinan baik pondok maupun madrasah.
l.          Native Speacker/Pembina Tahfiz, merupakan guru/muallim tamu yang didatangkan khusus dari luar negeri pada saat ini dari negara Mesir dan  beberap tahun sebelumnya berasal dari negara barat.
Adapun dalam susunan pengurus ini kami tidak mencantumkan kepengurusan yayasan sebab hal itu dianggap tidak perlu dalam hal ini karena kaitannya dengan pengembangan pesantren secara internal dan sedikit mengarah ke arah eksternal sehingga pihak yayasan yang lebih mengetahui yang berkaitan dengan stake holder dari luar.
Walapun demikian tetap yayasan mempunyai visi, misi, dan tujuan pesantren yang sama dengan para pengurus/guru dan pegawai sebagai tertera di atas dan tetap ikut andil dalam memberikan solusi-solusi dalam permasalahan yang dihadapi pesantren.[28]
C.    Pihak-pihak Yang Terlibat
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam RSPP ini adalah seluruh pengurus/guru/pegawai dan santri/santriwati serta stake holder yang menjadi bagian dari kerjasama demi tercapainya visi, misi dan tujuan yang menjadi rujukan.
Diantara pihak yang terlibat dan fungsinya sebagai berikut:
1.        Pihak Pemerintah baik kementerian pendidikan maupun kementerian agama, sebagai fasilitator dan penunjang bantuan yang nota bene dengan pengembangan pendidikan pada umumnya dan khususnya pada pendidikan keagamaan sebagaimana dasar perundang-undangan yang telah dicantumkan pada Bab I di dalam RSPP ini.
2.        Pihak Yayasan, yang menjadi dasar hukum terbentuknya lembaga pendidikan keagamaan khususnya pondok pesantren sebab saat ini lembaga yang berdiri tanpa adanya yayasan tidak diakui secara hukum perundang-undangan.
3.        Seluruh sumber daya manusia (SDM) pesantren baik pengurus, guru dan pegawai sebagai pelengkap dalam pengelolaan pesantren yang lengkap dalam hal sistem manajemen yang menjalankan fungsinya sesuai dengan POAC (Planning, Organization, Actuating and Controling).[29]
4.        Pihak Swasta, yang memberikan bantuan pelatihan dan pengajaran dalam upaya peningkatan mutu lembaga yang berencana Go Public and Go Internasioanl.
5.        Masyarakat yang peduli terhadap pengembangan lembaga pendidikan sebagai upaya dalam terjun langsung untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
D.    Peluang Kerjasama
Pada bagian ini, sangat jelas sekali telah dipaparkan sebelumnya mengenai rencana pesantren menjadi lembaga yang berstandar internasional pada rencana program lima tahun pertama sebagai rintisan awal sampai pada terget 25 tahun yang akan datang.
Begitu pun dengan pembahasan pada analisis SWOT di Bab III telah diuraikan kemungkinan-kemungkina kerjasama dari berbagai pihak tanpa memandang bantuan tersebut dari mana asalkan tujuan utamanya adalah peningkatan pendidikan, maka akan diterima dengan ikhlas dan bisa dipertanggungjawab dengan baik.
Peluang kerjasama secara garis besar untuk pesantren ini dapat dipandang dengan baik sekali sebab para alumnus telah tersebar di berbagai perguruan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri sehingga untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan sebab para santri/santriwati telah dibekali dengan alat komunikasi yang efektif dengan pembelajaran dwi bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Dengan demikian kerjasama terhadap dunia barat maupun timur sangat relevan sekali sebagai pengembangan sayap untuk merealisasikan generasi Islam yang cerah mencerahkan dan unggul dalam bidang pembelajaran dan pengabdian masyarakat sebagai dasar visi pesantren.
E.     Pengawasan
Dalam mengawal berjalannya RSPP ini, maka yang menjadi penanggung jawab utam adalah pihak direktur yang bersinergi dengan pihak yayasan sebagai kekuatan utama dalam merealisasikan seluruh strategi kebijakan dan program-program yang telah direncanakan kemudia diimplementasikan secara kerjasama dengan seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan pesantren menuju generasi yang unggul.
Pengawasan yang digunakan dengan terjun langsung tanpa mewakili dari bawahan yang ada dengan sistem evaluasi setiap semester, dengan menerima pertanggungjawaban dari setiap pimpinan di bawah komando pihak direktur.
Pada pengawasan anggaran menjadi hal yang sangat penting dalam megelola keberlamgsungan suatu lembag yang dianggap transparan dan akuntabel walaupun sebenarnya hal itu dianggap sebagai metode tradisional.[30]
Dengan evaluasi secara keseluruhan di setiap semester itu, tetap melihat dan mengamati setiap bulannya bahkan perhari jikalau pihak yayasan dan direktur tidak dihalangi oleh kesibukan di dunia luar pesantren.
F.     Peningkatan Mutu
Pada bagian peningkatan mutu juga telah dibahas pada item-item tertentu di setiap bab dalam RSPP ini karena semuanya berkaitan dalam hal peningkatan mutu pesantren. Peningkatan mutu merupakan suatu kebijakan dalam pencapaian target yang melebihi standar, tujuan dari itu adalah mengoreksi setiap permasalahan dan memberikan solusi dalam menyelesaikannya dan diharapkan tidak terulang kembali.[31]
Adapun yang menjadi inti dalam peningkatan mutu ini adalah adanya perkembangan dan pertumbuhan yang mengikuti peningkatan dari hasil lulusan atau alumni yang telah tersebar ke berbagai perguruan tinggi baik yang nasional maupun skala internasional.








BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan            
Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone memiliki komitmen yang kuat disertai dukungan dari seluruh tenaga pendidik dan kependidikan dalam upaya pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi, meskipun tetap disadari masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu dibenahi dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Sebagaimana telah dijelaskan di muka, Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, tetap berupaya mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan kelembagaan, untuk selanjutnya dicarikan strategi agar berbagai kelemahan tersebut berubah menjadi peluang yang menjanjikan bagi perbaikan kinerja kelembagaan secara menyeluruh. Oleh karena itu melalui prinsip pengembangan berkelanjutan, Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone ke depan akan mampu meningkatkan kekuatan yang dimiliki serta menjadikan ancaman untuk menangkap peluang yang ada di luar  pesantren ini.
Rencana Strategis pelayanan menyeluruh Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, disusun dengan mengoptimalkan seluruh potensi. Seluruh aspek yang dimiliki oleh pesantren  telah diuraikan secara transparan, baik yang menyangkut penerimaan dari sumber pendapatan dari santri maupun dari bantuan dari pihak luar serta penggunaannya dalam beberapa program strategis. Semua ini diharapkan dapat memberikan arah perubahan yang positif, sehingga visi dan misi serta tujuan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang cerah dan mencerahkan serta bisa bersaing dengan profesional dapat terealisasi dengan cepat dan efisien.
B.     Saran
Demikian Rencana Strategis Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone, tahun 2015-2040 ini disusun sebagai pijakan dan panduan dalam memberikan pelayanan kepada para orang tua santri dan santri sendiri. Mudah-mudahan semua bisa terlaksana dengan kerjasama yang baik dan sungu-sungguh serta mengharap ridho dan inayah Allah swt. Amin ya rabbal ‘alamin.



DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Strategic Manajemen for Educational Management, Bandung: Alfabeta, 2006.
Astuti, Fitri Luki dan Hamdani, Muliawan, Manajemen Strategik dalam Organisasi, Yogyakarta: CAPS, 2011
Greenleey, Goorden, Does Strategic Planning Improve Company Performance, dalam Freed R. David, terj. Kresno Saroso, Jakarta: Indeks, 2004.
Halim, A., Manajemen Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009.  
Hariadi, Bambang Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, Jawa Timur: Bayumedia Publishing, 2005.
hiddengrazz.blogspot.com/2010/09/pengertian-softskill-penjelasannya.html. Diakses pada tanggal 28 Mei 2016.
http://alizzah-batu.sch.id/. Diakses pada tanggal 28 Mei 2016
http://repository.gunadarma.ac.id. Pada tanggal 15 Mei 2016.
http://tazkia-malang.sch.id/. Diakses pada tanggal 28 Mei 2016
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L., Strategic Management 2th Edition, terj. Julianto Agung, Yogyakarta: Penerbit Andi, 1996.
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L., Strategic Management 5th Edition, terj. Julianto Agung, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2000.
Ibrahim, Rustan, Manajemen Pendidikan Akhlakul Karimah Studi pada Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur’an Pondok Pesantren “Isy Karima Kabupaten Karanganyar , Jurnal Al-Qalam, Volume 13. 
Mulyadi dan Setyawan, Johny, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, edisi ke-I, Yogyakarta: Aditya Media, 1999.
Samuel C., Certo. & Peter, J. Paul, Strategic Management: Focus on Proccess, New York: McGrow-Hill, 1999.
Saputra, Iyus Indriana, “Manajemen Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo Jawa Tengah”, “Thesis MA”, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Suyanto, M., Strategic Manajemen, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007.
T.S., Bateman dan S.A, Snell., Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, edisi 7,  Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Trisnawati, Sule Erni dan Kurniawan, Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Uhbiyati, Nur dan Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan Islam I, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Web Resmi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone di www.alikhlasujung.org.






[1] Lihat web resmi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung-Bone di www.alikhlasujung.org
[2] Dalam visi itu merupakan pernyataan yang komprehensif tentang apa yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan itu. Lihat Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Jawa Timur: Bayumedia Publishing, 2005), h. 6-7.
[3] Ini merupakan bentuk yang tampak dari ciri suatu lembaga yang dianggap baik dan ingin selalu meningkat. Lihat  M. Suyanto, Strategic Manajemen, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), h. 127-128.
[4] Juga merupakan suatu usaha dalam menjabarkan visi dan menjadi peta perjalanan suatu lembaga. Lihat Mulyadi dan Johny Setyawan, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, edisi ke-I, (Yogyakarta: Aditya Media, 1999), h. 285-286.
[5] Karakter yang menjadi ciri khas di atas dapat dibandingkan dengan pesantren ‘Isy Karima terkhusus di Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur’annya yang berkaitan dengan Manajemen Pendidikan Akhlakul Karimah, hasilnya adalah para santri/santriwati terhindar dari Narkoba, Pornografi, pergaulan bebas. Lihat Rustan Ibrahim, Manajemen Pendidikan Akhlakul Karimah (Studi pada Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur’an Pondok Pesantren “Isy Karima Kabupaten Karanganyar ), Jurnal Al-Qalam, Volume 13, h. 25-46.
[6] Hal ini merupakan penjabaran dari misi dan tujuan itu adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, penetapannya merupakan kunci keberhasilan dari suatu pencapaian perencanaan. Lihat  Akdon, Strategic Manajemen for Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 143.
[7] Ini merupakan terget utama dalam merancang suatu program yang akan menjadi patokan dan acuan dalam melangkah atau membuat perencanaan-perencanaan yang matang sehingga fokus terhadapa rancangan utama itu.
[8] Penguatan sistem kelembagaan ini merupakan hal pokok dalam lingkungan internal pesantren, kekuatan dan keunggulan lembaga itu juga tergantung dari Sumber Daya Manusia (SDM) nya, keunggulan keuangan, operasi, organisasi dan manajemen, juga dapat dilihat dari reputasinya, kualitas lembaga, keanekaragaman materi pendidikan , output, kualitas pelayanan, efektifitas program pendidikan, inovasi dan cakupan geografisnya. Lihat Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 23. 
[9] Walaupun dituntut hak dari pendidik da tenaga kependidikan seperti hal di atas, pesantren ini juga tetap memperhatikan yang namanya kewajiban kesejahteraan sosial bagi seluruh pihak yang terlibat, melihat kinerja dan keras, memberikab pembinaan karier, melindungi, serta memberikan keluasan dalam menggunakan sarana dan prasarana. Bisa dibandingkan dengan yang diterapkan oleh salah satu Kampus yang profesional. Di akses di http://repository.gunadarma.ac.id. Pada tanggal 15 Mei 2016.
[10] Soft skill adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun , soft skill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal. Lihat di hiddengrazz.blogspot.com/2010/09/pengertian-softskill-penjelasannya.html. diakses pada tanggal 28 Mei 2016.
[11] Hardskill disini artinya merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya dan ahli dalam bidang itu. Bisa diakses di http://arhamulwildan.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-hardskill.html. Pada tanggal 28 Mei 2016.
[12] Ini merupakan faktor internal yang imbasnya kepada eksternal pesantren sehingga menjadi peluang bagi lembaga untuk mendapat pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat, baik dari tokoh agama, orang tua santri/santriwati serta dari pemerintah maupun swasta. Lihat A. Halim, Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009), h. 59-60. 
[13] Keterangan yang berkaitan dengan analisis SWOT. Lihat Fitri Luki Astuti dan Muliawan Hamdani, Manajemen Strategik dalam Organisasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011), h. 75-76. Dan lihat juga J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Strategic Management 2th Edition, terj. Julianto Agung, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 1996), h. 80.
[14] Bisa akses langsung di web pondok: www.alikhlasujung.org dengan beberapa program pendidikannya. Pada tanggal 28 Mei 2016.
[15] Pesantren yang tergolong go internasional di antaranya bisa dilihat di web ini:  http://alizzah-batu.sch.id/, dan http://tazkia-malang.sch.id/
[16] Konsep rahmatan lil alamin #RLA (QS 21: 107) yang mengedepankan kerahmatan bagi semua bukanlah konsep lokalistik-utopis. #RLA adalah konsep universal yang sudah terbukti dan teruji melalui Piagam Madinah sebagai bentuk operasionalnya. Saat Piagam Madinah dideklarasikan pada abad ke-7, umat Islam hanya 15%dari populasi penduduk Madinah yang mayoritas Yahudi dan Nasrani. Oleh karena hak dasar dan nilai kemanusiaan universal dijunjung tinggi,serta lintas ikatan primordialisme, pihak mayoritas pun setuju dan menerima piagam tersebut. Bisa diakses di  https://www.selasar.com/budaya/sedikit-tentang-konsep-rahmatan-lil-alamin diakse pada tanggal 28 Mei 2016.  
[17] Adapun pesantren yang sudah termasuk bertaraf internasional dalam kurikulum pembelajarannya bisa diakses di https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=pesantren+yang+bertaraf+internasional. Diakses pada tanggal 28 Mei 2016.
[18] Program ini adalah program baru yang berupaya memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan masyarakat yang kebingungan atas permasalahan Ibadah dan muamalah, sehingga dengan adanya program ini dapat membawa masyarakat kita untuk tidak terjerumus atas pemahaman-pemahaman yang sifatnya radikal bahkan mengarah pada tindakan anarkis karena pemahaman agama yang sempit. 
[19] Bukan hanya itu harus bisa menganalisis dari aspek manfaat manajemen sumber daya manusia yang baik dan terarah seperti kedisiplinan, tanggungjawab, etos kerja dan lain-lain. Lihat Goorden Greenleey, Does Strategic Planning Improve Company Performance, dalam Freed R. David, terj. Kresno Saroso, (Jakarta: Indeks, 2004), h.23-24.
[20] Untuk melakukan analisis, maka saya akan menggunakan hasil deskripsi atau analisis sebagaian masalah-masalah, baik kelamahan dari dalam, juga ancaman-ancaman dari luar. Lihat di http://jombang.nu.or.id/melakukan-analisis-masalah-dalam-organisasi-nu/  tapi bagian penjelasan di atas mengarah pada bentuk penyelesaian dan ketika itu tidak ada masalah akan muncul dan sekiranya masalah tidak perlu di analisis tapi harus menyediakan solusi seperti di atas. 
[21] Agar masalah tersebut bisa diselesaikan secara riil, terencana dan legal secara organisasi pesantren, maka masalah tersebut dijadikan landasan dalam pembuatan program. Artinya, program organisasi adalah untuk menjawab masalah-nasalah yang terjadi secara kongkrit tersebut. Secara praktis, masalah-masalah yang telah dideskripsikan dan telah dipilah-pilah serta dikelompokkan tersebut kalimatnya dipositifkan. Yang semula dari kata “lemahnya” (negatif) dijadikan “memperkuat” (positif). Kata “lemahnya” adalah masalah, dan kata “kuatnya” menjadi program. Mengutip juga cara NU dalam menangani masalah bisa dilihat di http://jombang.nu.or.id/melakukan-analisis-masalah-dalam-organisasi-nu/ diakses pada tanggal 28 Mei 2016. 

[22] Sule Erni Trisnawati dan Saefullah Kurniawan, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 6-7.
[23] Ini merupakan pihak yang dianggap berjasa dan mempunyai kesamaan visi, misi dalam dunia pendidikan baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama. Dan Stakeholder adalah suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu manusia yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan. Dapat diakses di https://www.google.co.id/search?q=arti+stake+holder&oq=arti+ stake+holder&aqs=chrome..69i57.6307j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8  diakses pada tanggal 28 Mei 2016.
[24] Bisa akses langsung di web pondok: www.alikhlasujung.org. Dengan mengikuti pola bentuk struktural dari perusahaan. Diakses pada tanggal 28 Mei 2016.
[25] Dapat diakses di web resmi PP. Al-Ikhlas Ujung-Bone pada bagian struktur www.alikhlasujung.org
[26] J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Strategic Management 5th Edition, terj. Julianto Agung, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2000), h. 32
[27] Di pesantren ini tidak seperti biasanya pimpinan pondok yang ada di daerah jawa tapi memakai sistem tersendiri dengan sistem direktur yang punya kewenangan tertinggi.
[28] Hal tersebut berkaitan dengan tanggungjawab dari seluruh sumber daya pesantren, lihat Iyus Indriana Saputra, “Manajemen Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo Jawa Tengah”, “Thesis MA”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009),  H. 137.
[29] Akdon, Strategic Manajemen for Educational Management,  h. 4-10
[30] Certo Samuel C. & J. Paul Peter, Strategic Management: Focus on Proccess, (New York: McGrow-Hill, 1999), h. 17-18.
[31] Bateman T.S. dan Snell S.A., Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, edisi 7,  (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 10-11. 

1 komentar:

  1. Renstranya apik tenan, boleh dipelajari oleh pesantren yang lain. In sya Allah

    BalasHapus